22. Membangun Chemistry

426 30 6
                                    

Banyak orang bilang hubungan sexual adalah kegiatan menyenangkan yang membawa efek candu setelahnya.

Sebagian orang menganggap sex hanya sebuah kegiatan berkembang biak semata namun banyak dari mereka yang mendewakan sex,  dan menganggapnya sebagai puncak kesenangan duniawi.

Tapi Sejin sama sekali tidak mengerti dimana letak senangnya. Sex itu menyakitkan, sex itu menakutkan. Sejin sama sekali tidak ingin mengulanginya lagi.

Tapi....

Dia memiliki seorang suami yang butuh untuk di penuhi kebutuhan biologisnya.

Gadis itu menghela nafas. Duduk dengan menyangga dagu di taman kampus sembari memperhatikan sepasang burung yang berebut makanan di rerumputan.

Memikirkannya membuat Sejin sedikit stress, tapi tidak memikirkannya juga membuatnya khawatir. Sejin takut kehilangan Mark.

Dari jauh dia bisa melihat Ryuha yang berjalan di belakang Chenle-suaminya. Tidak mereka tidak berduaan. Lebih tepatnya Ryuha berjalan di belakang Chenle dan pacarnya.

Oh...Sejin benar-benar tidak mengerti hubungan rumit yang sedang Ryuha jalani.

Gadis berkuncir satu itu menghampiri Sejin. Wajahnya datar seperti biasanya, dan dia langsung membuka laptop begitu dia duduk.

"Kamu ga cemburu ?" Sejin membuka suara, mengabaikan wajah datar Ryuha yang tak berarti apa-apa.

"Enggak. "

"Sebenarnya hubungan macam apa yang sedang kamu jalani ? Kenapa orang awam sepertiku menganggap ini aneh."

Ryuha menghentikan aktifitasnya sejenak. Menatap Sejin dengan wajah tanpa ekspresi.

"Aku di jodohkan sementara Chenle masih punya pacar. Jelas kan ? "

"Terus ? "

"Terus apanya ? Kita menikah tanpa cinta, jadi ga ada masalah buatku." Ryuha mengedikkan bahunya tidak peduli.

"Y-yaa aku dan Mark juga menikah tanpa cinta, ehh.. maksudnya hanya aku yang tanpa cinta. Tapi kalau Mark jalan sama cewek lain ya aku pasti marah." Sejin cemberut. Merasa jika pemikirannya sesuai dengan pemikiran orang normal pada umumnya.

"Itu artinya kamu mencintainya."

"Ga begitu.."

"Itu kamu cemburu. Berarti kamu cinta dia."

Sejin diam, bibirnya masih cemberut. Apa benar begitu ?
Tapi... Sejin sama sekali tidak merasakan getarannya saat di dekat Mark.

"Aku pikir bukan itu. Aku cuma takut dia pergi, aku takut di tinggalkan karena aku trauma."

Ryuha mendengarkan itu. Ya, hanya mendengarkan karena dia tidak ingin mengorek kehidupan pribadi orang lain apalagi mengomentarinya.

"Lalu... "

Ryuha kembali melirik Sejin ketika gadis itu kembali bicara.

"Apa kalian melakukan hal-hal yang suami istri lakukan ???"  Sejin memutar tubuhnya 45° menghadap Ryuha lalu mendekatkan wajahnya. Tatapan penasarannya membuat Ryuha merasa sedang diinterogasi oleh anggota kepolisian.

"Maksudmu tidur bersama ? Berpelukan? Berciuman ? Jawabannya, iya."

"Bukan..bukan.. mm.. maksudku..... Sex "
Ini bukan topik yang ringan bagi Sejin, bahkan menyebut kata itu saja sudah membuat wajahnya merah.

"Kamu ga berhubungan sex sama Mark ?" Ryuha membalasnya dengan pertanyaan lain. Dan wajahnya tetap datar saja, sangat berbeda dengan Sejin.

"Ish.. di tanya malah balik tanya. "

Not an Ordinary Friend | MARK LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang