Kepercayaan dalam hubungan merupakan prioritas, tanpa adanya kejujuran maka, disitulah awal dari kehancuran.
🍃"Gue mau pesen taksi online, terus salfok sama lo yang tiba-tiba lewat sini." Jawab Febi, raut wajahnya masih menampakkan rasa penasaran kepada Marchell, karena ia curiga kalau Marchell tahu alasan pertengkaran Rio dan Althan tadi.
"Yaudah kalo gitu mending balik bareng gue aja." Ucap Marchell memberikan tumpangan.
"Gas lah..." Dengan senang hati Febi mengangguk dan langsung menaiki motor Marchell.
Keduanya menjelajahi jalanan yang sudah cukup sunyi, Marchell memilih melewati jalanan itu di banding jalan raya di karenakan Febi tak membawa helm nya, lebih tepatnya helm Febi masih berada di motor milik Althan.
Tak buru-buru, Marchell mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, sekitar 10 menit perjalanan, ponsel di saku Marchell tiba-tiba berdering dan membuatnya harus berhenti di pinggir jalan.
"Sorry Feb, ada telpon bentar." Seru Marchell agar tak membuat Febi bingung kenapa ia berhenti di pinggir jalan, bahkan di jalanan yang sunyi dan minim cahaya.
Febi sedikit mendengar samar suara seseorang yang menelpon Marchell, suara seorang perempuan yang tengah menangis dan seperti meminta pertolongan kepada Marchell.
"Ck, gue otw." Ucap Marchell kepada si penelpon.
"Feb, sorry banget, pliss... lo kontrol emosi lo entar ya! Dan tunggu sampe gue nganterin lo balik." Seru Marchell yang membuat Febi tampak bingung hingga mengerutkan keningnya.
"Maksud? Lo mau ninggalin gue disini hah?" Febi tak memahami apa maksud Marchell dan membuatnya berfikir kalau temannya itu akan meninggalkan dirinya di tempat sunyi ini.
"Ya enggak lah anjir, udah lo pegangan yang kenceng, gue buru-buru." Marchell menarik kedua tangan Febi dan meletakkannya tepat di depan perut datarnya, tanpa aba-aba ia langsung menjalankan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Bahaya? Tentu saja, terlebih dengan keadaan Febi yang tidak memakai helm, demi apapun, di sepanjang perjalanan Febi terus mengumpati Marchell yang mengendarai motor seperti sedang di kejar setan.
Sekitar 15 menit, dari jalanan sepi hingga ke jalan raya, keduanya kini telah sampai di sebuah rumah yang bisa di bilang cukup besar dan terlihat sangat sunyi. Marchell bergegas turun dari motornya, sembari menggandeng tangan Febi ia berjalan cepat dan memasuki rumah itu dengan sangat mudah, karena pintunya tidak terkunci.
Febi cukup terkejut kala mendapati Rio dan Althan yang terduduk di lantai bersama seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya, saat gadis itu menatap ke arahnya, dengan cepat ia mengenali siapa gadis itu.
"Raya!" Seru Febi yang langsung berlari ke arah gadis yang di ketahui bernama Raya.
"Ka... Maaf..." Ucap Raya dengan nada bergetar, kedua tangannya terlihat tengah menggenggam tangan Rio yang tengah terduduk lemas di lantai, Febi mendekat dan memeluk Raya guna memberi ketenangan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Glitch
Teen FictionMencintai seseorang memang bukan kesalahan. Hanya saja, bagaimana cara ia menunjukkannya dan siapa yang ia cintai. Bagaimana jika seseorang yang ia cintai malah mencintai orang lain? Tidak salah bukan? Dan bagaimana jika terjadi cinta segitiga dal...