JUAN II

24 5 1
                                    

Namun, Gavin menahan lengan Via dan menggelengkan kepalanya, tanda kalau ia melarang Via untuk mendekati laki-laki yang bernama Juan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun, Gavin menahan lengan Via dan menggelengkan kepalanya, tanda kalau ia melarang Via untuk mendekati laki-laki yang bernama Juan itu.

"Berani lo kesana, abis tu anak di tangan gue." Ancam Gavin kepada Via.

Sedangkan Juan, kini ia terduduk lemas dengan di bantu orang-orang disana, entah kenapa kakinya ingin sekali pergi meninggalkan tempat itu.

Via tak menggubris ucapan Gavin, ia menepis tangan Gavin dan mendekati Juan.
"Lebam dikit ga ngaruh, gue anter balik!" Ucap Via dengan nada yang amat rendah dan lembut, tangan Via terulur untuk membantu Juan bangun dari duduknya, namun laki-laki itu menepisnya dengan cukup kencang.

Gavin yang melihat hal itu tak tinggal diam, ia berjalan cepat ke arah Juan dan hendak menyerangnya kembali. Namun dengan cepat Via menahan tubuh Gavin.

"Ga perlu, telpon Marchell sekarang! Kita bawa dia ke rumah sakit." Seru Via sembari menarik lengan Gavin.

"Ngapain? Dia pantes dapet ganjaran, dan itu masih belum seberapa." Ucap Gavin dengan nada ketus dan penuh amarah.

"Gavin!" Paksa Via.

Gavin berdecak sesaat dan menatap tajam ke arah Juan sudah lemas dan sulit untuk bangun, dan kemudian mengambil ponsel di saku celananya untuk menghubungi Marchell.

Kenapa harus Marchell yang Gavin hubungi? Ya, karena Marchell satu-satunya yang mudah mengontrol emosi sekaligus pemikiran yang lebih dewasa dibanding yang lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa harus Marchell yang Gavin hubungi? Ya, karena Marchell satu-satunya yang mudah mengontrol emosi sekaligus pemikiran yang lebih dewasa dibanding yang lainnya.

"Kita bawa ke mobil aja, disini banyak orang." Seru Via kepada Gavin.

"Lo kalo punya niatan kabur gue pastiin kaki lo patah malem ini." Ancam Gavin yang mengulurkan tangannya untuk membantu Juan bangun dari duduknya.

Tubuhnya sudah lemas, nafasnya juga tercekat kala Gavin dengan sengaja menarik lengannya hingga ia terkejut dan respon kakinya yang menyuruhnya berdiri secara tiba-tiba. Rasanya ingin sekali dirinya kabur dari keadaan saat ini, namun tangan Gavin cukup kuat memapah tubuhnya dan tentu dengan kuncian tangan di belakang.

Via membayar semua buku yang ia beli dan sekaligus meminta maaf karena adanya keributan tadi, setelahnya ia kembali mengikuti langkah Gavin menuju parkiran mobil mereka dan memasuki mobil bersama dengan Juan yang masih terlihat lemas.

The GlitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang