CERITA

52 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Benar-benar, Restan sudah duduk di bangku pelanggan dengan sepiring nasi dan lauk pauk yang tersusun menumpuk di piring nya, padahal perbedaan waktu dengan teman-teman nya hanya selisih beberapa menit, tapi dirinya sudah memesan makanan secepat itu.

"Gak setia kawan banget ni manusia." Ucap Jingga yang turun dari dari motornya di susul Gavin yang baru saja sampai.

"Gila si Restan, udah makan aja dia." Seru Gavin juga.

Keduanya duduk tepat di sebelah Restan yang tengah melahap makanan nya, keduanya lebih memilih menunggu hingga yang lain kumpul, bukan seperti Restan yang selalu saja menomer satukan makanan.

"Gak makan lo pada?" Tanya Restan dengan mulut yang bersumpal dengan nasi juga lauk pauknya.

"Gak, kenyang gue liat lo makan." Jingga menatap Restan dengan tatapan kesal.

Tak lama kemudian Leon dan Rio datang bersama dengan Arum dan Febi, mereka turun dari motor dan segera masuk ke dalam rumah makan itu. Memesan makanan yang mereka inginkan, begitu juga dengan Gavin dan Jingga.

Ketika mereka tengah asik menyantap makanan, tiba-tiba saja ponsel milik Jingga berdering tanda ada panggilan yang masuk. Dengan cepat Jingga melihat ke arah layar ponselnya dan menerima panggilan itu.

"Jing, bilangin ke anak-anak! Gue ada urusan, jadi langsung balik aja gak jadi makan bareng lo pada." Ucap Marchell di seberang sana.

"Mendadak banget sih, yaudah kalo gitu ati-ati, jangan lupa makan siang lo." Sahut Jingga sembari memasukan makanan ke mulutnya.

"Okee siip..."
Ucapnya dengan singkat.

Setelahnya, panggilan di putus oleh Marchell tanpa aba-aba.

"Siapa?" Tanya Arum yang duduk di sebrang Jingga.

"Si Marchell, katanya ada urusan mendadak, gak jadi makan bareng kita." Jawab Jingga yang lanjut menyantap makanannya.

"Lah iya, emang dia kemana?" Kali ini Rio yang bertanya.

"Gak tau juga, dia gak bilang." Timpal kembali Jingga.

Hampir satu setengah jam mereka makan di sana, di karenakan Febi yang sangat amat lamban menghabiskan porsi makanannya hingga membuat ke enam temannya itu harus menunggunya menghabiskan makanan dengar sabar.

Seperti biasa, Febi memang sangat lamban menghabiskan makanannya, dimanapun dan kapanpun. Bahkan tak jarang restoran memungut pajak di karenakan mereka terlalu lama berada di sana.

The GlitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang