Pagi ini seperti biasa, Leon menjemput Arum dengan motornya, Marchell yang kebetulan melewati jalanan dekat rumah Febi juga menjemput gadis itu, dan Gavin yang di berikan izin oleh Bagas kemarin sore juga menjemput Via dengan motornya. Sedangkan ke empat temannya yang lain pergi masing-masing seperti biasa untuk berangkat ke kampus mereka.
Mereka semua kuliah di satu kampus yang sama, namun berbeda jurusan. Gavin, Althan, Rio, Restan dan juga Via yang satu jurusan di Fakultas Tekni, hanya saja Via berada di Teknik Arsitektur. Sedangkan Leon, Jingga, Marchell dan Arum ada di Fakultas Komputer dan Teknologi. Lain halnya dengan Febi, gadis itu ada di Fakultas psikologi. Jadwal mereka semua terkadang sama. Jadi, memudahkan mereka untuk kumpul dan bermain jika ada waktu luang.
"Lo udah sarapan?" Tanya Marchell yang tengah membonceng Febi dengan motornya.
"Hah apaan?" Febi tak mendengar jelas apa yang di katakan Marchell.
"Lo udah sarapan?" Marchell sedikit meninggikan suaranya.
"Oh sarapan, entar aja pas balik kampus." Jawab Febi, kepalanya ia dekatkan di samping helm Marchell, agar laki-laki itu mendengar jelas suaranya.
"Oh oke." Ucap Marchell dan kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Namun saat di pertengahan jalan, tiba-tiba Marchell mengendarai motornya ke pinggir dan menyalakan lampu sen kiri hingga berhenti tepat di depan pedagang bubur ayam, lokasinya cukup dekat dari kampus.
"Turun!" Perintah Marchell kepada Febi.
Bukannya turun, gadis itu malah terlihat bingung dengan Marchell yang tiba-tiba berhenti di pinggir jalan.
"Hah ngapain?" Tanya nya."Makan lah." Ucap Marchell. Setelah Febi turun dari motor, laki-laki itu menarik pergelangan tangan Febi dan membawanya masuk di warung kecil yang menjual bubur ayam di pagi hingga siang hari.
Warung bubur yang cukup di gandrungi para mahasiswa dan mahasiswi di kampus dekat sini, banyak orang-orang yang sarapan sebelum beraktifitas di luar atau untuk makan siang di warung bubur ini.
"Bu, bubur ayamnya satu ya." Pinta Marchell kepada ibu-ibu penjual bubur itu.
"Lo yang makan, gue udah kenyang." Ucap Febi yang mendudukan dirinya di bangku warung.
Marchell tak menjawab, laki-laki itu malah asik dengan ponsel yang baru saja ia keluarkan dari saku jaket parasutnya. Febi hanya diam dan menatap sinis Marchell yang kemudian ikut memainkan ponselnya sembari menunggu pesanan tadi.
Tak lama, ibu tadi datang dengan membawa semangkok bubur yang Marchell pesan.
"Ini mas buburnya." Ucap seorang ibu-ibu si penjual warung yang meletakan semangkok bubur di meja."Oiya bu, teh angetnya mau satu juga." Pinta Marchell kembali.
"Sip, tunggu ya." Ucap ibu tadi yang kembali membuatkan pesanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Glitch
Novela JuvenilMencintai seseorang memang bukan kesalahan. Hanya saja, bagaimana cara ia menunjukkannya dan siapa yang ia cintai. Bagaimana jika seseorang yang ia cintai malah mencintai orang lain? Tidak salah bukan? Dan bagaimana jika terjadi cinta segitiga dal...