27.Kecewa

32 2 0
                                    

Tak jauh dari situ, terlihat Lu Si yang diam-diam mendengar seluruh pembicaraan ayahnya dan juga Arga. Tampak raut wajah terkejut diwajah cantik itu dan perasaan bersalah menyelimuti hatinya kala mengingat perlakuannya pada Arga tempo hari

"menjijikan" kalimat yang terus terngiang-ngiang dalam benaknya yang sewaktu itu dilontarkan ke Arga. Perasaan bersalah karena menuduh yang tidak-tidak pada Arga mebuat wanita itu malah membenci dirinya sendiri seolah menyadari kesalahan fatal yang telah dilakukannya

"apa yang telah ku lakukan dasar bodoh" gumam Lu Si sembari menjambak rambutnya frustasi kala mengetahui kebenaran yang terjadi. Rasa kecewa yang sangat mendalam dirasakan oleh gadis tersebut kala mengetahui ternyata bukan Arga melainkan ayahnya sendiri yang merupakan pembunuh, entah sudah berapa nyawa orang tak bersalah yang sudah mati di tangan ayahnya tersebut. Air mata penyesalan terus mengalir di wajah gadis itu, tangannya mengepal karena marah ketika mendengar ucapan sang ayah yang telah menghancurkan keluarga Arga

"ayahku pembunuh" gumam Lu Si dengan bibir bergetar dan mata yang tak terlepas dari punggung sang ayah yang telah menjauh.

Kenangan dirinya bersama Arga terlintas dalam pikirannya membuat gadis itu pun tak bisa menahan tangisnya, tangis yang sedari ditahan pun kian pecah

"maaf" batin Lu Si.

Mengapa ayahnya setega itu hingga membunuh seluruh keluarga Arga, dan kini ia telah mengetahui alasan mengapa sikap Arga yang selalu berubah-ubah dengannya ternyata karena ulah ayahnya.

"Monster" satu kata yang menghantui batin gadis tersebut. Ya, ayahnya monster itu sendiri.

Dengan perasaan yang hancur, Lu Si pun memberanikan diri untuk melangkah lebih jauh ke dalam ruangan penjara bawah tanah tersebut, gelap, itulah yang dihadapi oleh Lu Si.

Tidak hanya gelap namun semakin menyusuri ruangan bawah tanah itu, semakin tercium aroma anyir darah yang sangat menusuk indra penciuman seseorang. Lu Si sangat membenci bau ini, Lu Si sangat benci dengan darah namun kakinya tetap saja memasuki ruangan tersebut dan disinilah gadis itu terhenti.

Terlihat Lu Si yang langkahnya terhenti ketika menatap seorang pria dengan luka yang sangat parah kini tengah berada di depannya, tubuh pria itu yang penuh dengan luka lebam dan juga wajah itu yang terkena sambetan pedang tajam sehingga meninggalkan luka goresan yang amat dalam. Mata gadis itu teralih ke arah lutut pria itu yang terluka parah, tepatnya hancur karena seretan yang dilakukan oleh para prajurit saat menangkap pria itu kemarin.

Mulut gadis itu hanya membisu ketika berhadapan langsung dengan Arga, perasaan malu tiba-tiba datang menyerangnya sehingga membuatnya tak tau harus berkata seperti apa kala melihat kondisi Arga seperti itu. Mata pria itu terlihat tertutup seolah sedang menahan semua yang ia rasakan

"Arga" gumam Lu Si dengan suara bergetar.

Mendengar suara itu membuat Arga pun tersadar lalu menatap ke arah sumber suara tersebut dan menemukan sosok gadis cantik yang sedang menatapnya dengan berderai air mata

Mendengar suara itu membuat Arga pun tersadar lalu menatap ke arah sumber suara tersebut dan menemukan sosok gadis cantik yang sedang menatapnya dengan berderai air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arga yang melihat Lu Si menangis pun berkata

"apa yang kau tangisi Lu Si, bukankah kemarin kau mengataiku menjijikan" ucap Arga dengan nada melemah sehingga gadis itu pun hanya terpaku lalu berkata

"maaf, maafkan aku" ucap Lu Si sembari menangis lalu memeluk Arga

"maafkan ayahku yang telah banyak melakukan perbuatan keji pada keluargamu" ucap Lu Si sembari memeluk erat Arga

"lukaku" ucap Arga saat Lu Si memeluknya terlalu kuat

"maaf" ucap Lu Si lalu mengusap pipi pria itu yang tampak dipenuhi luka

"bagaimana mungkin ayahku setega itu melakukan perbuatan keji pada keluargamu Arga, dimana letak hati nuraninya" gumam Lu Si dengan nada penuh kemarahan setelah mengetahui kebenaran yang langsung ia dengar saat diam-diam mencuri dengar pembicaraan sang ayah dengan Arga

"ternyata ini alasan sikapmu yang berubah-ubah saat bersamaku" ucap Lu Si berbisik pelan namun tak ada jawaban dari Arga.

Sunyi, itulah yang terjadi saat ini, karena Arga yang sedari tadi memilih untuk diam lalu terdengar kembali suara pria itu

"besok adalah hari terakhirku" ucap Arga sembari menatap ke arah Lu Si

"besok hari eksekusiku yang dijalani dihadapan ibuku" ucap Arga sembari meneteskan air mata

"ibumu" tanya Lu Si memastikan pendengarannya tak salah

"ya, ibuku masih hidup, dia dikurung dipenjara ini juga, rupanya ia benar-benar ingin menghancuriku" ucap Arga dengan tatapan dingin

"tidak mungkinn bagaimana bisa ayah setega itu" gumam Lu Si

"ya, memang ayahmu setega itu pada keluargaku, ia tak ingin kami hidup bahagia" teriak Arga dihadapan Lu Si sehingga membuat gadis itu memejamkan matanya ketakutan

"maaf aku terbawa emosi" ucap Arga

"aku takkan membiarkan itu semua terjadi, percaya padaku" ucap Lu Si dengan penuh air mata.

Mata gadis itu terlihat menyimpan amarah yang besar terhadap ayahnya sendiri, kebencian perlahan menguasai hati kecil gadis tersebut. Ayah yang selama ini selalu menjaga dan menyayanginya ternyata tidak lain hanyalah monster berwujud malaikat. Lu Si benci mengakui itu semua namun kenyataan yang harus ia hadapi seperti itulah

"aku akan membebaskanmu Arga" ucap Lu Si sembari melepaskan pelukannya itu

"aku akan kembali" ucap Lu Si sembari meninggalkan Arga sendiri.

Terlihat gadis itu yang tergesa-gesa menyelinap masuk ke dalam kamar sang ayah. Gadis itu tampak sibuk membongkar isi ruangan tersebut hanya untuk mendapatkan kunci yang berguna untuk membuka gembok rantai Arga. Lalu matanya menatap berbinar ketika menemui kunci tersebut.

Tanpa disadari oleh gadis itu, tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka sehingga gadis itupun kaget ketika melihat keberadaan sang ayah dihadapannya. Tampak wajah sang ayah yang memerah karena menahan amarah ketika mengetahui kamarnya yang diacak-acak oleh putrinya tersebut.

"Apa yang kau lakukan disini putriku?" tanya sang ayah dengan tatapan menyelidik

"tidak, aku tadi hanya ingin membantu membereskan kamarmu ayah karena terlihat berantakan" ucap Lu Si sembari tersenyum lalu tangannya mulai merapikan barang-barang yang tadi diacak-acaknya. Setelah selesai gadis itu pun langsung berpamitan dan berjalan tergesa-gesa untuk meninggalkan kamar tersebut.

Melihat tingkah laku Lu Si yang terburu-buru, membuat sang ayah lagi-lagi menaruh curiga terhadapnya namun dengan cepat mengenyahkan pemikiran negatifnya tersebut

"tidak, tidak mungkin. Putriku tidak mungkin membohongiku" gumam Azrel, sang ayah gadis tersebut.

Disisi lain, Lu Si terlihat berjalan tergesa-gesa sembari menyusup ruangan bawah tanah, tempat di mana para tahanan disiksa. Wajah gadis tersebut terlihat menahan rasa takut ketika melewati para tahanan yang melihatnya dengan tatapan tajam seolah ingin membunuhnya.

Bulir-bulit keringat perlahan membasahi wajah cantik gadis itu, tangan mungilnya terlihat menutup hidungnya ketika mencium bau anyir darah yang sangat menyengat.

"Arga, tunggu aku. Aku akan segera menyelamatkanmu"

20 Desember 2023

Cold Blooded Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang