28. Kekacauan

30 3 0
                                    

Terlihat Arga yang tadinya sedang memejamkan matanya itu kini mulai terbuka perlahan kala mendengar suara langkah kaki seseorang yang mendekat kearahnya. Tatapannya tertuju ke arah gadis cantik yang tengah berjalan terburu-buru kearahnya, hendak membuka gembok borgol rantai di tangan dan kakinya tersebut.

Matanya tak pernah lepas saat memandang ke arah kedua tangan Lu Si yang terlihat bergetar kala menatap luka yang memenuhi sekujur tubuhnya tersebut. Mengetahui kekhawatiran yang muncul di hati gadis itu membuat hati pria itu menjadi hangat. Entahlah, walaupun ia harus menahan sakit, namun ketika mengetahui jika Lu Si mengkhawatirkannya membuat pria itu merona.

Tangan gadis itu terlihat terburu-buru untuk melepaskan gembok yang sedari tadi tidak terlepas-lepas, sehingga membuat gadis itu menjadi takut jika saja ada yang memergoki perbuatannya tersebut.

"Ayolah, terbuka" ucap Lu Si sembari mencoba membuka gembok tersebut dan akhirnya berhasil.

Wajah gadis itu terlihat tersenyum sumringah kala melihat rantai yang tadinya melilit di tubuh Arga telah lepas, namun senyumnya luntur ketika menyadari Arga yang tiba-tiba saja kehilangan keseimbangan nya dan jatuh ke pelukan gadis tersebut. Untung saja gadis itu dengan sigap langsung menangkap pria tersebut ke dalam pelukannya.

"Arga" ucap Lu Si sembari menepuk pelan pipi pria tersebut, bermaksud untuk menyadarkan nya. Mendengar suara yang memanggil namanya membuat Arga berkata

"biarkan seperti ini sejenak, aku tak punya kekuatan lagi untuk berjalan" gumam Arga dengan mata yang memejam.

Mendengar perkataan pria itu, membuat Lu Si berkata

"aku akan membantumu, kau pasti bisa Arga" ucap Lu si sembari membantu memapah pria tersebut keluar dari ruang bawah tanah.

Setelah berhasil, ia pun membawa Arga ke kamarnya lalu dengan cepat, ia mulai mengobati luka pria tersebut. Tangannya dengan ahli membalut luka itu menggunakan perban dan akhirnya selesai sudah.

Tampak mata gadis itu yang tak pernah lepas menatap pria yang kini sedang memejamkan matanya tersebut. Tangan gadis itu dengan perlahan mengelus wajah Arga yang tampak dipenuhi luka siksaan oleh ayahnya. Tangannya dengan perlahan mengusap luka itu menggunakan salep terbaik yang tentunya harganya sangat mahal dan berharap luka itu dapat menghilang sesuai dengan kegunaan salep tersebut.

Melihat keadaan Arga yang seperti itu membuat Lu Si bergumam kecil

"maaf" ucap Lu Si sembari mengelus rambut pria tersebut dengan lembut, lalu tangannya tampak terhenti ketika mendengar suara keributan di luar, sehingga gadis itu dengan cepat meninggalkan kamarnya untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"BAGAIMANA BISA KALIAN MEMBIARKAN DIA MENGHILANG HAH" Ucap Azrel, ayah Lu Si dengan amarah yang memuncak

"bajingan itu, berani-beraninya ia melarikan diri" gumam Azrel dengan tangannya yang mengepal

"ini semua karena kalian tidak melakukan tugas kalian dengan baik, sehingga dia malah melarikan diri" ucap Azrel sembari menatap mereka dengan tatapan dingin lalu dengan cepat ia langsung menebas leher kedua prajurit tersebut hingga membuat yang lain pun hanya bisa menahan nafas ketika melihat kekejaman raja mereka tersebut.

Melihat kejadian itu membuat Lu Si tak bisa berkata-kata. Mulutnya seketika membisu kala melihat kelakuan brutal sang ayah yang dengan seenaknya mengambil nyawa seseorang. Entah mengapa ayahnya selalu hilang kendali dan beribah seperti sosok yang tak dikenalinya. Tampak mata gadis itu yang hanya bisa menatap sendu ke arah sang ayah yang kini juga tengah menatapnya terkejut.

Tampak Azrel yang kini tengah menyembunyikan kedua tangannya yang berlumuran darah itu di belakang tubuhnya. Pria itu mencoba menyembunyikan perbuatan bejatnya itu namun Lu Si telah melihat semuanya.

Cold Blooded Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang