Pencarian besar-besaran itu pun telah berlangsung selama hampir seminggu lebih lamanya namun belum ada kemajuan sehingga Raja Azrel yang gelap mata pun tak segan-segan menghabisi prajurit-prajurit tersebut
"dasar tak berguna" ucap Azrel dengan penuh emosi sembari membersihkan pedangnya yang kini berlumuran darah. Tak ada terlihat raut penyesalan di wajahnya itu, justru yang terlihat hanyalah senyum sinis melihat tubuh tak berdaya mereka
"ini kesempatan terakhir kalian untuk menemukannya, jika masih gagal.." ucap Azrel terhenti lalu mengambil kembali pedangnya sembari menyayat lengannya sendiri hingga menimbulkan luka goresan yang cukup dalam.
Seolah mengerti, para prajurit pun akhirnya kembali melakukan tugas mereka. Terlihat beberapa dari mereka yang sedang menempelkan sebuah lembar sketsa wajah Arga sebagai seseorang yang dicari oleh pihak kerajaan dan tentu saja bagi siapapun yang menemukannya akan mendapatkan imbalan yang sangat besar yaitu mendapatkan sepeti berisi batangan emas.
Melihat itu banyak warga yang tergiur karena hadiah yang dijanjikan bukan main-main jumlahnya. Disisi lain terlihat seorang gadis dengan rambut yang di kuncir tengah menatap ke arah lembaran yang tadi dibagikan prajurit tersebut. Matanya itu menatap dengan berbinar-binar ketika melihat imbalan yang diberikan itu lalu tampak wajah gadis itu tersenyum sumringah ketika menyadari orang yang dicari-cari mereka berada dekat dengannya. Tanpa berlama-lama, gadis itu pun membuka suara dengan keras sehingga menarik perhatian orang-orang disekitarnya
"aku tau dimana orang yang kalian cari selama ini" ucap gadis itu dengan tersenyum sumringah ketika membayangkan hadiah yang nantinya akan ia terima.
Mendengar ucapan itu membuat para prajurit menatap satu sama lain sambil tersenyum namun tak ada yang tau maksud dibalik senyuman mereka itu. Akhirnya gadis itu pun membawa mereka menuju rumah yang disana terdapat Arga dan juga Lu Si. Arga yang mendengar suara berisik pun perlahan mulai mengintip dibalik tirai jendela untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya, matanya terlaku kala menatap begitu banyak para prajurit yang ingin menangkapnya
"sial" gumam Arga ketika melihat sosok yang membawa orang-orang tersebut merupakan teman dari Lu Si.
Dengan tergesa-gesa, pria itu terlihat menggenggam jemari tangan Lu Si untuk pergi dari sana namun Lu Si malah menahannya
"apa yang kau lakukan" tanya Lu Si
"tak ada waktu untuk menjelaskannya" ucap Arga dengan nada panik namun rupanya gadis itu tak mau diajak kerja sama karena terlihat gadis itu yang masih menahan kakinya untuk melangkah karena belum mendengar alasan Arga sehingga membuat pria itu hanya bisa menghela nafasnya pelan sambil berkata
"mereka mengepung kita dan sahabat baikmu itulah yang menjadi faktor utamanya" ucap Arga sehingga membuat gadis itu terpaku kala memdengar jawaban yang keluar dari mulut Arga
"kita tak bisa berlama-lama di sini" ucap Arga sembari terus berjalan cepat hendak meninggalkan tempat itu namun sebelum itu terjadi, mereka berdua telah dikepung oleh para prajurit dan juga jendral Qianfan.
Melihat keberadaan Lu Si disamping Arga membuat pria itu menatap tak percaya ke arah Lu Si
"tuan putri kau tidak apa-apa, apa kau baik-baik saja" tanya Qianfan dengan nada khawatir sembari mengecek kondisi gadis tersebut untuk memastikan tak ada lecet sedikitpun pada gadis itu
"aku tak apa-apa" ucap Lu Si sembari tersenyum sedangkan Qianfan sedang berperang dengan batinnya sendiri kala mengingat perkataan Arga yang mengatakan telah membunuh Lu Si sembari melemparkan sekantong tas kresek berisi kepala manusia yang diyakini mereka sebagai Lu Si. Namun terbyata dugaan mereka salah karena Lu Si saat ini terlihat baik-baik saja. Melihat keadaan Lu Si yang baik-baik saja membuat Qianfan tersenyum lega, ada rasa ingin memeluk gadis itu namun ia tak mungkin melakukannya, bisa-bisa kepalanya ditebas oleh Azrel.
"APA LAGI YANG KALIAN LIHAT. TANGKAP PRIA KEJI TERSEBUT" ucap jendral Qianfan memerintah mereka dengan nada tajam.
Terlihat Arga yang kini ditahan oleh mereka dengan tangan yang dirantai. Melihat perlakuan mereka membuat Lu Si berteriak marah
"apa yang kalian lakukan, lepaskan " ucap Lu Si dengan nada penekanan di akhir ucapannya tersebut.
"maaf putri kami tak bisa menuruti ucapanmu karena pria tersebut telah melakukan percobaan pembunuhan pada raja Azrel" mendengar itu membuat gadis itu terpaku, jantungnya seolah terhenti untuk sesaat, dan juga tangannya berkeringat dingin ketika mendengar ucapan mereka. Mata gadis itu beralih pada Arga yang terlihat memalingkan wajahnya kesamping, terlihat Lu Si yang menatap nanar ke arah Arga dengan tatapan kecewa. Bibir mungil gadis itu terlihat bergetar sembari menahan isakan yang hendak keluar. Namun gadis itu berusaha menyembunyikan air matanya sembari tersenyum lalu berkata
"itu tak mungkin kan Arga? kau tak mungkin menyakiti ayahku kan? JAWAB ARGA" ucap Lu Si dengan membentak pria itu namun tak ada kalimat pembelaan dari pria tersebut karena yang terjadi memang demikian
"menjijikan" ucap Lu Si
"kau manusia paling menjijikan yang pernah kutemui" ucap Lu Si dengan nada tajam seolah menghakimi pria tersebut namun wajah pria itu masih terlihat datar tanpa ekspresi sehingga membuat Lu Si menjadi kesal
"seret dia" ucap Qianfan dengan tersenyum menyeringai ketika melihat rantai itu yang telah diikatkan pada kaki kuda yang mereka kendarai sehingga otomatis tubuh Arga yang belum siap pun harus terjerembab keras ke atas tanah dan lututnya pun terlihat terluka karena terseret oleh larian kuda tersebut. Tampak kaki pria itu yang terluka parah, kemungkinan lutut pria itu hancur akibat seretan tak manusiawi itu dan jika todak segera di obati pasti yang didapati oleh pria itu hanyalah kelumpuhan.
Melihat Arga yang diperlakukan secara tak manusiawi seolah bagai binatang saja membuat gadis itu pun meneteskan air mata
"lepaskan dia, jangan menyeretnya seperti itu" gumam Lu Si pada Qianfan
"kau lupa putri, dia hampir membunuh ayahmu, ayahmu terluka akibat sabetan pedangnya" ucap Qianfan yang mengompori Lu Si sehingga membuat gadis itu tak daoat berkata-kata dan menatap kepergian Arga dengan tatapan dingin
"dia pantas mendapatkan itu" batin Lu Si sembari melihat Arga yang tengah disiksa oleh para prajurit-prajurit disana itu.
Bukan hanya lututnya yang hancur namun tubuhnya pun terlihat terluka parah akibat seretan tak manusiawi tersebut belum lagi badannya yang sudah terluka itu malah ditambah dengan cambukan yang mengenai punggung pria itu, namun siksaan itu tak membuat sosok Arga terlihat berteriak kesakitan, hanya ada tatapan kosong di matanya setiap kali menerima cambukan tersebut, ya tatapan kosong seakan ia kehilangan harapan. Tak ada siapa-siapa lagi disisinya, semuanya menghilang, nenek yang selalu bersamanya dibunuh bahkan orang tuanya pun bernasib sama. Arga menutup matanya berharap ini semua akan berakhir karena untuk apa ia hidup di dunia ini jika tak memiliki siapa-siapa lagi.
10 September 2023
Jangan lupa vote ya dan follow juga akunku supaya kalian tau notifikasi aku up cerita ini nanti terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Blooded Killer
FantastikKisah seorang gadis modern yang tanpa sengaja bertransmigrasi ke tubuh seorang putri kerajaan, yang dimana sistem kerajaan pada zaman itu ternyata posisi wanita lebih tinggi dari pada pria sehingga setiap wanita berhak melakukan apapun yang mereka i...