21. Permintaan Maaf

76 7 0
                                    

Mendengar suara khawatir Lu Si hanya bisa membuat seorang Arga terdiam kaku dan tak tau harus berbuat seperti apa. Tampak pria itu hanya bisa memandang ke arah Lu Si yang saat itu terlihat menggenggam tangannya yang terluka akibat kebodohannya semalam

"apa yang kau lakukan pada tanganmu sehingga terluka seperti ini" ucap Lu Si bertanya dengan mata yang masih memandangi luka pria tersebut namun Arga hanya terdiam dan tampak terlihat jelas dari raut wajah Arga yang terlihat tak nyaman saat Lu Si mendekati pria tersebut.

Melihat Arga yang tak merespon ucapan gadis itu membuat gadis itu pun akhirnya dengan lembut menarik tangan pria itu untuk mengikutinya dari belakang namun tampak pria itu melepas genggaman tangan mereka sehingga Lu Si pun berbalik dan menatapnya bingung saat menyadari genggaman tangan mereka yang sudah terlepas

"ada apa?" ucap Lu Si bertanya namun malah terlihat Arga yang hendak berbalik pergi meninggalkan gadis itu.

Melihat Arga yang ingin pergi, sontak membuat Lu Si dengan cepat menggenggam tangan Arga sehingga menghentikan niat pria itu yang ingin pergi

"Arga, aku tak tau sebenarnya apa yang terjadi hingga membuatmu memperlakukan ku seperti ini tapi kumohon satu hal saja, kumohon jangan seperti ini padaku Arga" ucap Lu Si dengan nada bergetar dan pandangan memelas memohon pada pria itu sehingga tanpa sadar hati Arga pun ikut terketuk saat mendengar ucapan gadis itu apalagi saat melihat tangannya yang kini kembali di genggam oleh Lu Si akhirnya pria itu pun mengikuti kemauan gadis itu sehingga tampak jelas terpampang senyum cantik di wajah gadis itu.

Gadis itu terlihat menggenggam tangan Arga sembari mereka berjalan dengan pelan hingga sampailah mereka di rumah sewaan sederhana Lu Si dengan Sany sang sahabat. Sesampainya di sana, tampak wajah Sany yang terlihat tak suka saat menyadari keberadaan Arga apalagi melihat genggaman tangan mereka sehingga gadis itu pun menarik tangan Lu Si yang saat itu masih menggenggam tangan Arga sehingga genggaman tangan mereka pun akhirnya terlepas

"Lu Si, kau tau apa yang sudah kau perbuat, bukankah dia sudah menyakitimu tapi kenapa kau masih mau menolongnya?" ucap Sany yang tak terima dengan keputusan Lu Si

"aku hanya tak tega untuk mengabaikannya apalagi saat melihat kondisinya seperti itu, aku ingin merawatnya" ucap Lu Si dengan mata yang memandang ke arah Arga yang saat itu juga sedang menatapnya namun pria itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Mendengar ucapan Lu Si membuat Sany tak bisa berkata-kata lagi apalagi Sany sebenarnya menyadari jika Lu Si mempunyai perasaan pada Arga namun tak di sadari oleh gadis cantik itu sendiri, Sany pun berkata pada Lu Si

"tapi bagaimana jika dia kembali menyakitimu, jujur aku tak ingin melihatnya bersama kita" ucap Sany sembari menatap ke Arga tak suka

"aku tak bisa meninggalkan dalam kondisi terluka, kumohon"

"terserahmu saja" ucap Sany ketus lalu berbalik meninggalkan gadis itu yang terlihat menghela nafasnya saat melihat tingkah sahabatnya yang tak berubah.

Lu Si pun akhirnya kembali menggenggam tangan Arga lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah

"tunggu aku" ucap Lu Si yang tiba-tiba pergi meninggalkan Arga sehingga tampak pria itu yang mengerutkan keningnya bingung saat ditinggali Lu Si.

Tak lama kemudian gadis itu terlihat kembali dengan tangan yang memegang sekotak yang di dalamnya berisi obat-obatan dan dengan lembut gadis itu pun menggenggam tangan pria itu. Tampak Lu Si yang mengusap luka Arga menggunakan kapas yang telah dibalur oleh alkohol sehingga pria itu sesekali meringis menahan sakit. Melihat Arga yang kesakitan seperti itu, Lu Si pun perlahan menunduk lalu meniup luka pria itu sambil berkata

"jika kau merasa sakit, kau boleh menggenggam tanganku" ucap Lu Si lembut lalu terlihat tangannya itu yang menggenggam tangan Arga.

Melihat sikap lembut Lu Si membuat Arga hanya bisa memejamkan matanya sembari kembali memikirkan perbuatannya kemarin kepada Lu Si, tangan pria itu tampak bergetar tak karuan saat melihat ketulusan gadis itu mengobatinya.

Pria itu dibuat kembali mengingat perlakuan kasarnya pada gadis tersebut hingga tanpa sadar menepis tangan Lu Si yang saat itu sedang mengusap lukanya menggunakan kapas hingga terhenti akibat perlakuan tiba-tiba Arga.

Melihat Arga yang menepis tangannya membuat Lu Si pun hanya terdiam sesaat namun terlihat jelas raut kepedulian gadis itu yang saat itu kembali mengobati pria itu seolah telah melupakan kejadian tadi. Melihat sikap Lu Si akhirnya dengan penuh keberanian, pria itu berkata pada Lu Si

"maaf" ucap Arga dengan pandangan nanar namun Lu Si hanya terdiam tak menjawab pria itu, rupanya gadis itu masih menunggu kelanjutan ucapan dari pria tersebut

"maaf karena sudah menyakitimu" ucap Arga sambil menghela nafas berat seolah sulit untuk dikatakan.

Terlihat Arga yang menyingkirkan rambut gadis itu sehingga tampak jelas terpampang leher jenjang Lu Si yang masih memerah karena ulahnya kemarin. Kemudian pria itu dengan lembut menyentuh leher gadis itu yang terdapat bekas merah itu dengan raut wajah yang menyesal karena tak bisa mengendalikan dirinya sehingga ia melukai gadis itu

"ma..af k..an ak..u" ucap Arga terbata-bata lalu memeluk gadis itu erat.

Lu Si yang merasakan pelukan Arga hanya terdiam kaku, tak tau harus berbuat seperti apa. Apalagi gadis itu merasakan bahunya yang mulai terasa basah akan air mata pria itu dan juga tubuh Arga yang bergetar tak karuan saat memeluknya sehingga gadis itu pun akhirnya dengan lembut menepuk pelan punggung pria itu bermaksud untuk menenangkannya

"tenanglah, aku disini" ucap Lu Si sembari menyentuh wajah pria itu untuk melihatnya namun pria itu malah menundukan wajahnya  dan menghindari tatapan Lu Si.

Tampak Arga yang terlihat memberanikan dirinya untuk melihat wajah sang pujaan hati yang selama ini menaungi hatinya itu dengan tatapan tak terbaca, sekilas pria itu merasa ragu untuk terus menyakiti sosok gadis yang selama ini ia cintai.

Jantungnya terus berdebar saat berdekatan dengan gadis itu sehingga tanpa sadar pikirannya yang selama ini penuh dengan dendam itu malah menjadi boomerang terhadap dirinya sendiri yang malah telah jatuh hati terhadap putri dari seorang pembunuh orang tuanya itu.

Hanya dengan menatap wajah Lu Si membuat hati Arga yang tadinya penuh akan amarah menjadi damai berkat sosok gadis dihadapannya, ia seolah dibuat lupa dengan kejadian naas yang telah menimpanya itu.

Kenyataan pahit itu membuat diri Arga menjadi kacau dan tak terkendali sejak mengetahui kebenaran itu, tanpa sadar merubah sosok lembut seorang Arga menjadi kasar saat kembali mengingat kejadian pahit yang menimpanya itu namun untuk kali ini Arga dibuat lemah karena cintanya yang begitu dalam untuk seorang gadis yakni Lu Si.

Pria itu pun hanya bisa mengesampingkan egonya dan memeluk gadis itu erat hingga tak sadar air mata itu pun menetes membasahi bahu gadis itu dan menunjukan sosok rapuh pria yang selama ini dikenal sebagai sosok pembunuh bayaran yang kejam yang ternyata malah mampu di taklukan hanya dengan seorang gadis cantik bernama Lu Si.

3 Maret 2022

Cold Blooded Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang