36. Surat

27 2 5
                                    

Kematian sang ayah, tentu saja membuat hati gadis tersebut menjadi hancur. Bahkan gadis itu tampak seperti orang yang kehilangan kewarasannya karena ditinggal oleh sang ayah.

Kini terlihat Lu Si yang termenung sembari menatap ke arah serpihan kaca yang berserakan dilantai. Lalu beberapa detik kemudian, ia pun mulai memilih serpihan kaca itu dan dengan tatapan kosongnya ia mengarahkan serpihan kaca yang tajam itu kearah tangannya lalu sebelum itu terjadi tiba-tiba terdengar suara pintu yang dibuka paksa oleh seseorang.

Tampak orang tersebut yang memandang khawatir ke arah Lu Si lalu dengan cepat mengambil alih kaca tersebut agar tak terjadi hal yang di inginkannya. Benar, adalah Arga.

"Apa yang kau lakukan Lu Si, lepaskan." ucap Arga dengan nada geram ketika melihat Lu Si yang berniat ingin mengakhiri hidupnya tersebut.

Melihat tatapan Lu Si yang kosong membuat Arga mengerti bagaimana perasaan Lu Si saat itu, karena ia pun pernah merasakannya kala harus kehilangan sang nenek tercinta. Melihat Lu Si yang hanya termenung karena syok atas kepergian ayahnya, membuat Arga pun membawa gadis itu kedalam pelukan hangatnya.

Tampak Arga yang mengelus belakang gadis itu berniat untuk menenanginya namun tak ada respon apa-apa dari gadis tersebut namun terlihat jelas air mata gadis itu yang terus mengalir membasahi pipinya. Arga pun menarik wajah gadis itu dengan lembut agar menatap wajahnya lalu berkata

"Lu Si kau tidak boleh seperti ini, jika kau seperti ini pasti ayahmu akan sedih diatas sana. Aku yakin kau gadis yang kuat dan kau pasti bisa melewati ini semua. Jika kau membutuhkan sandaran, aku ada  disini untukmu" ucap Arga sembari menatap Lu Si yang juga menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca. Gadis itu pun tampak tersenyum ketika mendengar perkataan Arga lalu ia pun langsung saja membalas pelukan hangat dari pria tersebut

"terimakasih Arga" ucap Lu Si dengan nada serak sembari menyembunyikan wajahnya di dada Arga.

Dengan keberadaan Arga disisinya membuat Lu Si perlahan merasa tenang, gadis itu pun kini terlihat terlelap. Menyadari akan hal itu, Arga pun sontak menggendong gadis tersebut ala bridal style lalu membaringankannya di ranjang.

 Menyadari akan hal itu, Arga pun sontak menggendong gadis tersebut ala bridal style lalu membaringankannya di ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat Arga yang senantiasa menjaga gadis itu dengan setia. Tampak gadis tersebut yang terlihat menggenggam tangan Arga erat seakan tak ingin ditinggalkan oleh pria tersebut. Arga yang menyadari hal tersebut pun hanya bisa tersenyum manis yang memperlihatkan lesung pipinya ketika melihat tingkah Lu Si yang selalu membuat jantungnya berdebar tak karuan.

"Gadis kecil ini selalu membuatku berdebar dengan setiap tingkah lakunya" batin Arga sembari tangannya mengelus rambut gadis itu dengan pelan agar tak membangunkannya.

Beberapa saat kemudian, tampak Lu Si yang mengerjapkan kedua matanya lalu setelah sadar seutuhnya, gadis itu pun membulatkan matanya ketika menyadari dirinya yang terlihat memeluk erat lengan pria tersebut. Dengan perlahan gadis itu pun ingin melepaskan pelukan tersebut namun tiba-tiba Arga yang tadinya sedang memejamkan matanya malah membuka matanya lalu menatap ke arah Lu Si yang termangu ketika menatap pria tersebut.

Lu Si pun akhirnya memilih untuk memalingkan pandangannya ke arah lain ketika melihat tatapan Arga yang tak pernah lepas darinya itu. Gadis itu tampak terlihat kaku disebelah Arga sedangkan Arga hanya menahan senyum ketika menyadari tingkah gadis itu. Mata gadis itu tampak sayu karena sesari tadi terus menangisi kepergian sang ayah.

Hingga selang beberapa waktu kemudian kini mereka pun akhirnya bergegas menuju ke pemakaman ayah Lu Si. Lu Si terlihat mengenakan gaun panjang berwarna hitam yang menandakan dirinya sedang berkabung. Gadis itu tampak terus menangis disamping makam sang ayah yang telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Arga pun terlihat setia memeluk gadis itu sembari menenangkannya hingga tak berapa lama kemudian, tampak kedatangan Shofia. Wanita tua itu berjalan dengan mata yang terus tertuju pada makam Azrel. Tampak tatapan tak percaya ketika mengetahui kabar duka tersebut. Wanita tua tersebut terlihat menahan air mata ketika berada di samping makam Azrel, air matanya terus bercucuran membasahi makam Azrel.

Tampak tatapan penyesalan yang keluar dari mata wanita tua itu. Kehilangan Azrel membuat hatinya berdenyut perih, walaupun bertahun-tahun ia hidup bersama orang lain namun cintanya tetap hanya untuk Azrel semata bahkan hingga detik ini perasaan itu tak kunjung padam walau semua kejadian pahit telah menimpanya. Tangan Shofia pun menggenggam jemari tangan Lu Si yang terlihat mengepal sembari dengan lembut mengusapnya.

Tampak Shofia yang dengan penuh kasih sayang mengusap rambut Lu Si seperti anaknya sendiri, wanita itu tampak terus mengucapkan kata-kata untuk menghibur Lu Si. Lu Si pun terlihat memejamkan matanya sembari meneteskan air matanya, tangan gadis itu membalas pelukan hangat Shofia sembari bergumam terimakasih. Pelukan itu pun akhirnya terlepas ketika kedatangan seorang pelayan yang sedang membawakan sebuah surat ditangannya

"Salam yang mulia putri, ini kami menemukannya di meja kerja yang mulia Raja" ucap pelayan itu sembari memberikan surat itu kepada Lu Si. Surat itu berjumlah dua, dimana satu untuknya sendiri dan satu untuk Shofia sehingga Lu Si pun memberikan surat tersebut pada wanita tersebut. Tampak kedua wanita itu memilih untuk menyimpannya dulu dan membacanya nanti.

Hingga acara pemakaman itu pun berakhir dan orang-orang pun telah bubar, tampak mata gadis itu yang tak beralih ke arah kepergian Arga dan juga ibunya tersebut sesudah itu gadis itu pun berjalan kembali menuju istana.

Sesampainya dikamar, gadis itu pun lalu membuka surat pemberian dari sang ayah

Untuk Lu Si, putriku

Maaf untuk semua yang telah terjadi

Maaf karena tak bisa menjadi seorang ayah yang baik bagimu

Maaf karena telah menjadikanmu sebagai anak dari seorang pembunuh keji yang tidak berperasaan

Maaf jika kau malu mempunyai ayah sepertiku yang selalu membunuh orang yang tak bersalah

Seharusnya aku bisa menjadi ayah yang baik bagimu namun ternyata itu semua hanyalah sebatas mimpi saja karena perbuatan kejiku membuatmu membeciku. Memang penyesalan selalu datang di akhir, namun aku hanya ingin mengatakan maaf karena tidak bisa membahagiakan mu seperti anak-anak lainnya.

Aku ingin sekali kau terus bermanja-manja dan tersenyum padaku seperti dulu sebelum kau mengetahui fakta tersebut namun rupanya perbuatanku membuatmu membenciku dan kini aku sadar dengan semua yang telah kulakukan.

Aku telah jatuh kedalam jurang kegelapan, aku terlalu bodoh dikarenakan cinta sehingga membuatku hilang kendali dan membunuh mereka semua, cinta membuatku buta dengan semua yang ku lalukan hingga akhirnya aku pun perlahan menyadari bahwa semua yang kulakukan salah ketika melihat putriku sendiri yang tak sudi berada dekat denganku. Semoga kau bisa hidup bahagia dan tumbuh menjadi sosok wanita yang kuat. Maaf Lu Si.

Lu Si yang membaca surat tersebut pun hanya bisa  menangis tak karuan, gadis itu memejamkan matanya sembari memeluk surat tersebut dan membayangkan dirinya yang tengah memeluk sang ayah

"aku memaafkanmu ayah, kembalilah padaku" gumam Lu Si sembari menangis dengan sesenggukan. Hingga tak lam kemudian gadis itu pun terlihat tertidur pulas karena mungkin kelelahan akibat terus menangis.

14 Februari 2024

Happy Valentine guys♥

Cold Blooded Killer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang