Adakah Sahabat Sejati? (eps. 10)

0 0 0
                                    

Tiga Hari Kemudian

Di Restoran

Kenzi: To the point! Gue masih banyak urusan!

Elina: Aku benar-benar minta maaf tentang kejadian malam itu. Bukan maksud aku sudah tidak peduli lagi sama Teresha. Tapi, aku tidak mau trauma pada masa lalunya terulang kembali. (Kenzi mengerutkan kening)

Kenzi: Trauma? Memang Teresha punya trauma apa di masa lalu?

Elina: Kata mba Keira, kedua orang tua Teresha selingkuh dengan sahabat mereka masing-masing. Karena itu, Teresha menjadi anak broken home di usianya yang masih SD. Dia tumbuh menjadi anak tertutup yang hanya bisa mencurahkan segalanya pada kuas dan kanvas. Tetapi setelah hadirnya mba Keira dan mas Nicho, hidup Teresha terasa ada artinya lagi. Mereka segalanya untuk Teresha. (Kenzi terkekeh)

Elina: Ada yang lucu?

Kenzi: Nggak ada, gue nggak habis pikir saja. Kok lo bisa bilang, mereka segalanya untuk Teresha. Padahal justru Teresha yang segalanya untuk mereka. Hati meraka itu busuk! Gue dengar sendiri dari mulut mereka tentang Teresha. Lo mau tahu, mereka bilang apa? (Elina mengangguk pelan)

Kenzi: Mereka menjadi sahabat dan pacar, hanya karena uang Teresha. Meraka tidak benar-benar tulus peduli dan sayang sama Teresha!

Elina: Astaghfirullah, berarti mba Keira bohong sama aku.

Kenzi: Lo, kenapa? Kok diam? Ada yang ingin lo ceritain lagi?

Elina: Mas Kenzi, sebenarnya aku sudah tahu perselingkuhan antara mba Keira dan pacar Teresha sebelum mas Kenzi tahu. Tapi-----

Kenzi: Jangan bilang, lo di ancam sama mereka? Lo benar-benar diam saja melihat Teresha di khianatin seperti itu? (Elina menunduk)

Elina: Aku minta maaf, mas Kenzi. Aku hanya---

Kenzi: Lo tahu nggak? Mereka itu berencana akan merusak Teresha. Baru setelah itu, mereka meninggalkan Teresha sendirian. Lo tega melihat Teresha hancur? Lo, tega? (Elina meneteskan air mata)

Teresha: Bukan Elina yang tega! Tapi mereka yang tega! (Nicho dan Elina secara bersamaan mengarahkan kedua matanya ke arah Teresha)

Teresha: Kalian nggak perlu khawatir. Gue nggak kenapa-kenapa.

Kenzi: Teresha, kita bukan mereka yang mudah percaya sama ucapan nggak kenapa-kenapa dari mulut lo. Kita mengerti kok, lo kenapa-kenapa. Kita paham. (Elina menghapus sisa air matanya)

Elina: Iya Sha. Kalau memang kamu kenapa-kenapa. Ucapkan saja yang sebenarnya. Jangan selalu menyakiti diri kamu sendiri dengan berbicara seperti tidak terjadi apa-apa. (Teresha tersenyum tipis)

Kenzi dan Elina seketika terdiam. Mereka fokus menatap Teresha yang kini memejamkan kedua mata. Dia terlihat sedang menikmati alunan live music dengan lagu berjudul Runtuh ciptaan Feby Putri feat Fiersa Besari. 

Teresha: Tak perlu khawatir, ku hanya terluka.
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri (Teresha membuka matanya)

Elina: Menangislah Teresha. Jika itu bisa membuat luka di hati kamu membaik. (Elina berdiri dan berhambur memeluk Teresha)



Short Stories Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang