Adakah Sahabat Sejati? (eps. 3)

0 0 0
                                    

Di Kolam Renang

Keira: Gimana, Re, dress gue? Bagus, nggak?

Teresha: Bagus. Tapi...

Keira: Tapi apa? Warnanya kurang cocok yah buat gue? Atau modelnya kurang menarik?

Teresha: Terlalu feminim. Dress lo seperti kurang bahan. (Keira terkekeh)

Keira: Ada-ada saja lo, Re. Namanya juga dress modern, ya, seperti ini. (Teresha terdiam)

Teresha: Ini pasti karena gue habis ketemu sama Elina. Dia kan tertutup banget, pakaian sama hijabnya. Terus kaget lihat dress Keira. Seperti seratus delapan puluh derajat perbandingannya.

Keira: Asli, Re, ini pestanya pasti meriah banget. Gue senang banget, akhirnya, ulang tahun gue yang ke sembilan belas tahun bisa di buat pesta seperti ini.

Teresha: Ra, gue ke toilet sebentar yah. Nanti kalau Nicho sudah datang, tolong kabarin gue.

Keira: Oke, Re. (Teresha pergi)

Keira: Nicholas... (Teresha membalikkan badan)

Nicho: Keren, Ra. Meriah juga yah, pesta ulang tahun lo.

Keira: Iya dong, harus! (Nicho memeluk tubuh Keira)

Nicho: Happy Birthday, Ra. Jangan lupa traktirannya yah... (Keira mendorong pelan tubuh Nicho)

Keira: Apa sih lo! Peluk-peluk, minta traktiran. Kadonya dulu, mana? Masa kalah sama pacar lo, sahabat gue, Teresha sudah kasih gue voucher jalan-jalan ke luar kota. Lo, apa?

Nicho: Iya, sabar. Nanti, kadonya menyusul. Cerewet lo!

Keira membalikkan badan, berniat pergi. Tapi tiba-tiba dia terpeleset,  untungnya Nicho langsung membantunya dengan menahan badan Keira agar tidak jatuh ke kolam renang.

Nicho: Ternyata, si Keira cantik juga yah.

Keira: Gila..., kok jantung gue deg-degan yah, Nicho tatap gue seperti ini. Lagian, kenapa sih? Nicho kelihatan ganteng malam ini! (Setetes air mata Teresha jatuh membasahi pipinya)

Keira: Nggak, nggak, Nicho itu pacar dari Teresha, sahabat gue!

Keira: Lepasin, gue! Lo modus yah?

Nicho: Benaran, mau gue lepasin sekarang? Nanti lo jatuh ke kolam renang. Apa lo nanti nggak malu? Banyak orang lho... (Keira berdiri)

Keira: Ingat yah, lo itu pacar Teresha. Jangan macam-macam! (Nicho bergumam)

Keira: Teresha... Ayo kita mulai acaranya. (Teresha cepat-cepat menghapus air matanya dan berjalan menghampiri Keira)

Teresha: Ayo, Ra.

Nicho: Eh, sebentar-sebentar. Kalian dengar nggak, suara ustadz sedang baca do'a?

Teresha: Tetangga baru gue sedang mengadakan syukuran. Nggak ganggu pesta lo kan, Ra?

Nicho: Jelas ganggu dong, sayang. Seharusnya kamu larang tetangga kamu mengadakan syukuran malam ini. Karena pesta kita akan terganggu dengan adanya suara do'a seperti itu. Sekarang, aku harus ke rumah tetangga kamu. Kalian di sini saja.

Keira: Oke, gue tunggu. Jalan lama-lama. Nanti pesta gue nggak mulai-mulai lagi. (Nicho pergi)

Lima menit kemudian...

Keira: Eh, Re, lo mau ke mana? Jangan bilang mau menyusul Nicho?

Teresha: Nicho pasti sedang bertengkar. Dia nggak pernah bisa menghadapi masalah dengan kepala dingin!

Keira: Gue ikut. (Teresha berlari)

Keira: Teresha, tunggu gue!

Di Rumah Tetangga Teresha

Bugh

Nicho: Sekali lagi gue minta. Bubarkan acara syukuran lo. Karena acara lo itu kampungan.

Kenzi: Jangan mimpi, lo! Justru lo yang harus membubarkan acara hura-hura yang penuh dengan kemaksiatan!

Teresha: Sudah, stop! Jangan bertengkar! Kalian mau, gue laporin pak RT?

Nicho: Mundur, sayang. Jangan ikut campur. Ini masalah laki-laki. (Teresha justru cepat-cepat berdiri di depan Kenzi)

Bugh

Keira: NICHO! LO KENAPA, PUKUL TERESHA?

Kenzi: Jadi, perempuan yang tadi pagi gue tabrak, namanya Teresha? Dan sekarang, dia justru melindungi gue?

Nicho: Sayang, maaf, aku tidak sengaja. Kamu sih, pakai di depan dia segala!

Keira: Minggir, lo! Dasar pacar nggak peka!

Teresha: Ra, gue nggak kenapa-kenapa.

Keira: Benar? Lo nggak kenapa-kenapa? Atau kita ke rumah sakit saja yah. Ayo...

Tes

Kenzi: Eh, itu, hidung Teresha keluar darah. Ayo masuk ke rumah gue. Nanti Bunda gue obatin di dalam. Atau nggak, di periksa sama Ayah gue. Ayah gue kebetulan dokter. (Teresha menghentikan taksi)

Teresha: Makasih. Tapi gue bisa ke rumah sakit sendiri. Sorry, pacar gue tadi ganggu acara syukuran lo.

Keira: Re, gue antar yah...

Teresha: Nggak perlu, Ra. Lo lanjutin saja acara ulang tahun lo. Maaf, gue nggak bisa nemenin lo potong kue. Happy Birthday, Keira. Bye...

Short Stories Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang