"Lah, itu sea ama biyya?" Sahut seseorang sambil menunjuk mereka yang berdiri di depan tiang bendera.
Mereka di jemur hingga istirahat, beberapa diantara mereka bahkan masih memikirkan wajahnya karna takut ir- hytam.
"Iya kali?" Sahut teman di sebelahnya
"Lu duluan aja, gue mau liat itu siapa."
"Y"࣪ 𓏲
"Wahhah! Jadi lu berdua kena hukum sama miss elie? Lagian kenapa nggak di kerjain dulu sih, kan lu berdua kan berangkatnya pagi?" Orang itu tertawa terbahak-bahak mendengarkan cerita biyya dengan wajah yang kusut-moodnya buruk karena seluruh badan nya yang pegal.
"Bisa diem nggak? Daripada nggak ada kerjaan, pijitin nih kaki gue" Sahut biyya sambil mengarahkan kakinya ke hadapan natha.
"Ogah amat" Tolak natha dengan cepat.Mereka duduk di bawah pohon rindang di taman sekolah. Bersandar di bangku panjang itu. Sea dan biyya dipenuhi oleh peluh keringat karena dijemur sebagai sanksi, mereka kapok.
"Tau nggak sih" Sea membuka topik sambil sedikit terengah engah dan menyeka keringat nya.
"Apa tuh?" Natha memincingkan mata karena penasaran mendengar kalimat setelahnya. Biyya hanya menatap sea, menunggu lanjutan dari kalimatnya itu, dia kehabisan energi untuk bersosialisasi dan untuk bicara, jadi biyya hanya bisa berbicara lewat mata saat ini. Sea memang suka menggantungkan pembicaraan nya dan itu membuat natha yang selalu kepo geram."Jadi gini le.." Sea menceritakan semuanya kepada natha dan biyya. Sea memang sudah sangat percaya kepada keduanya, begitu juga dengan mereka yang percaya pada sea.
"Sumpah? Kok bisa gitu njir? Tadi siapa namanya? Daren?" Tanya natha bertubi-tubi. Biyya hanya mengangguk pelan, juga penasaran dengan sea yang tiba tiba di jodohkan, sepertinya biyya kenal orang itu..
"Naren, bukan daren, el." Ucap sea, sedangkan biyya menyimak dan mencoba menebak siapa naren itu..
"Naren..narendra jeandra?" Tebak biyya
"Kok tau? Kenal?"
"Bukan, dia kapten basket sebelah, abang lu juga join, masa lu gatau?"
"Gatau" Jawab sea dengan wajah polosnya itu.
"Dasar nolep"
"Nolep ngatain nolep"Sesaat hening, kemudian sea membuka topik kembali, meminta saran para sahabatnya.
"Menurut kalian, gue harus terima atau ngga?"
"Lah? Bukan nya lu bilang kalo udah di iyain aja?"
"Iya, tapi itu cuman buat asumsi biar nggak di desak terus, plus biar nunda waktu, katanya naren mau mau aja nungguin gue lulus" Jawaban santai sea membuat kedua sahabatnya itu bertatapan sejenak, mereka mempunyai pikiran yang sama tentang sea."Goblok bener punya temen." Tukas natha
"Saran gue ya, sei. Jangan sia-sia in deh cowo kayak gitu. Setau gue, kak naren tuh anak baik-baik. Bahkan lebih better dari pada alrendra, mending lu putusin aren sekarang deh,sei. Dan buat dua tahun ini, coba lu buka hati buat dia, sei." Saran biyya yang panjang lebar, natha hanya mengangguk-anggukan kepala nya dan menatap sea penuh tuntutan."Tapi gue masih cinta sama kak aren. Padahal gue sama kak aren baru pacaran 1 bulan yang lalu, kok banyak yang nggak setuju ya sama hubungan gue?" Sea merasa kalau orang orang disekitarnya tidak mendukung nya.
"Yaelah pake nanya."
"Lu mau nungguin di selingkuhin dulu baru di putusin?" Biyya berusaha untuk tegas kali ini, sebenarnya biyya tidak ingin memberitahukan ini karena mungkin ini akan sangat sakit bagi sea, namun sahabatnya harus tau.
"Hah? Maksud lu?"
"Aren lagi deket sama kak vey."࣪ 𓏲
Perkataan biyya membuat sea overthingking. Chat nya juga belum di balas hingga saat ini. Sea memutuskan untuk mandi agar menyegarkan pikiran.
Selesai mandi, dia mendapati pesan dari alrendra. Yang membuat sea sedih adalah pesan yang aren kirim.
Kak Aren ૮₍˶ᵔ ᵕ ᵔ˶₎ა
Sea, lets break up.
Seaa
Kak? Kenapa?
Kak Aren ૮₍˶ᵔ ᵕ ᵔ˶₎ა
Jujur aja, avey lebih menarik dari pada lo. Gue pacaran sama lo cuman buat pelampiasan.
Seaa
Kak? Kok kakak tega....?
Kak Aren ૮₍˶ᵔ ᵕ ᵔ˶₎ა
Gue udah bosen sama lo.
Air mata sea mengalir..membasahi pipi chubby gadis itu. Dia tidak menyangka bahwa semua orang yang dia
katakan tentang alrendra benar. Dia benar benar tidak bisa menerima fakta. Dia masih shock..bagaimana bisa? Kak aren yang dia idam idamkan selama ini..ternyata seperti ini?Sea menghapus air matanya, dia memutuskan untuk tetap terlihat baik baik saja tanpa aren. Mulai sekarang dia akan mengubah pemikiran nya tentang cinta. Di bahkan takut untuk jatuh cinta lagi..
Aveyra cintya. Kakak kelas yang paling populer. Dia cantik, putih, tinggi, pintar. Dia di sebut sebagai "primadona girl" Di sekolah, karena memang parasnya yang teduh, anggun, dan bersih.
Jika di ingat ingat, sea seperti apa jika di sandingkan dengan avey? Avey...dia terlihat sempurna tanpa celah. Diincar oleh semua lelaki, keluarga nya yang lengkap. Dan dia tidak mempunyai masalah masa lalu, sungguh sempurna.
Sea mulai insecure, sea mungkin hanya terlihat seperti butiran debu, avey jauh lebih baik dari pada dia.
Sea meringkuk dan kembali menangis, menatap layar ponselnya yang masih menampil kan chat-an terakhirnya dengan alrendra.
Sea kemudian mem-block nomor nya, dan menghapus nomor alrendra. Asing.. Inilah yang sea rasakan. Benar..semuanya benar...alrendra tidak baik untuk sea.
Sea tertidur dengan meringkuk--pipi dan matanya yang masih basah dengan air mata, serta hidung dan bagian bawah matanya yang memerah, memperjelas bahwa sea tadi menangis.
Arsen memincingkan mata, melihat chat-an sea dengan alrendra. Meski nomor itu sudah di hapus, namun arsen dapat mengetahui bahwa itu alrendra. Dia menghela nafas, adiknya juga menjadi korban permainan menjijikan alrendra. Arsen menarik selimut dan menutupi tubuh sea yang mungil.
"Have a nice dream."
Arsen mengatakan itu dengan senyum tipis, melepas ponsel sea dari genggaman sea dan mematikan nya. Mematikan lampu dan keluar dari kamar sea.
Namun sebenarnya, arsen sedang menahan amarahnya yang memuncak kembali. Dia tidak rela adik satu-satunya itu di sakiti oleh laki laki seperti alrendra.
"Gue tandain lo, ren." Batin arsen dan berjalan ke arah kamar nya sendiri.
To be continue....
943 words.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCERENTY LOVE.
RomanceSea, Arsea vareska. Siswi yang baru saja duduk di bangku Sekolah Menengah Keatas ini harus menerima fakta bahwa dia di jodohkan oleh seseorang, di tambah lagi orang tuanya sudah mengetahui bahwa anak gadisnya sedang berpacaran. Awalnya gadis itu sen...