10.

12 21 0
                                    

Sea kini duduk di sofa ruang tamu, tamunya sudah datang dengan pesanan nya.

"Di Rumah sama siapa?" Tanya naren mendapati rumah sea sepi.
"Sendirian."
"Tante kemana?" Tanyanya lagi.
"Beli bahan masak"
"Malem malem?"
"Iya."
"Kalo arsen?"
"Nganter bunda."

Hening sejenak, sampai naren tersenyum tipis, dan memberikan titipan sea tadi.

"Nih, dimakan ya. Kalo gitu saya pulang aja."
"Eh? Kok..?" Sea bingung karena naren hanya memberinya roti bakar titipan nya, dan hendak pulang lagi.
"Kan ngga ada siapa-siapa, takutnya nanti ada fitnah." Jelas naren, kepribadian nya sangat berbeda dengan kembaran nya itu. Mungkin karena itulah arsen menyerahkan sea sepenuhnya kepadanya?

Sea mengantar naren sampai gerbang, saat motor naren menyala, dia melemparkan senyum nya kembali, walau tertutup helm, sea bisa melihat mata naren sedikit menyipit. Lalu dia melenggang pergi.

Sea menutup pintu dan langsung masuk ke kamarnya. Dia membuka roti itu, dan benar saja. Rasanya pas dengan rasa kesukaan nya, bagaimana naren bisa tahu? Apa hanya kebetulan?

Sea langsung melakukan ritualnya sebelum makan, yaitu menghirup bau khas roti bakarnya dengan kuat-kuat. Itu sudah biasa bagi sea, karena biasanya sea mukbang roti buakarrr bersama biyya saat sepulang sekolah.

"Alamak lezatnye 😋😋" Author jg mw 👉👈

Sea pun meneruskan kegiatan makan-memakan itu, sambil flexing (baca: pamer) ke biyya kalo punya roti buakar.

Biyyot sugar momih 🛐💹
Online

P|
Cok|
Gue punya roti buakaar 😋😋 |

| Ngga ngabarin kl mw bli
| Tdk fren, pertemanan kt smpe sini aj

Ieuu, orang aku aja dibeliin |

| Sama siapa?

Naren |

| 😁😁😁😁

| O aja kata gua mah
19.07

Setelah puas flexing, akhirnya sea kembali memakan roti buakarrnya itu, dia yakin pasti biyya sedang mencak-mencak.

࣪ 𓏲

Sea kini sedang mengumpulkan nyawa, hpnya berbunyi. Dia memasang alarm pagi pagi buta karena tidak ingin naren menunggu saat menjemputnya. Dan tentunya banyak yang harus dia lakukan dan persiapkan. (Sbnrnya sea sering buat arsen telat krna arsen nungguin dia selesai)

Kini dia sedang kesal karena sisirnya yang ia gunakan tersangkut di rambutnya. Karena kesal, dia hampir menangis. Padahal ini bukan jadwal datang bulan nya, namun dia merasa agak emosional pagi ini.

"Ih, gimana sih." Kesalnya dengan cemberut.
'Apa gue potong aja ya?' pikirnya, karena terlalu lelah dengan sisir nya itu.

Berakhir dengan sea yang mencabut paksa sisirnya, membuat sea meringis pelan.

'Tau gini mending botak dari lahir' pikirnya.

࣪ 𓏲

Kini sea sedang menata rambutnya, persiapan nya sudah selesai. Dia hanya menunggu naren menjemputnya, karena arsen sudah berangkat lebih dulu karena PR. (lagi)

Saat sedang memakai sepatu, sea mendengar suara motor. Ya, benar, itu motor naren. Sea mengikat tali sepatunya dan berjalan ke arah naren.

"Pagi." Sapanya.
"Pagi." Balas sea.

Kemudian naren memakaikan helm ke sea. Naren terlihat sangat fokus kepada helm tersebut, namun sea hanya berfokus pada wajah tampan naren. Merasa di tatap, naren mendongak ke arah sea. Mata mereka bertemu sebentar, sebelum naren mengalihkan pandangan.

Di sepanjang perjalanan hanya hening, keduanya tidak mempunyai topik untuk di bahas. (Gaya banget kehabisan topik, padahal kalo sama temennya kehabisan akal)

Sesampainya di sekolah, banyak pasang mata yang melihat kearah keduanya. Sea turun dari motor tinggi naren dengan dibantu olehnya.

"Kamu kelas berapa?"
"Kelas X IPA 2, kalo kamu?" Tanya sea kembali sambil melepas helmnya.
"XII MIPA 1." Jawabnya pelan, memandang wajah sea intens.

'Aseli murid teladan bejier' batin sea.

Mereka menyusuri koridor bersama, sampai harus berpisah di depan ruang kelas sea.

"Sampai nanti." Naren tersenyum tipis dan berbalik, menuju ke kelasnya.

Pemandangan itu disaksikan oleh beberapa murid yang berlalu lalang di koridor sekolah dan siswi lain yang berada di dalam kelas sea.

"WOOOO, LAMPU HIJAU, SEI?" natha datang dengan memukul pelan punggung teman nya itu. Di susul dengan biyya di belakang natha.
"Stress" Jawab sea, berbalik dan meletakkan tas nya di bangku.

Walaupun sea berkata seperti itu, namun dapat dilihat...telinganya memerah secara perlahan.

"Dua duanya tsundere, el." Bisik biyya.
"Ha'ah lah." Balas natha.

To be continue....
642 words.

SCERENTY LOVE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang