9.

15 22 1
                                    

Sea membuka matanya, melihat arsen yang sedang mengemas barang barang sea.

"Duh, cake banget abang aku, jadi malu" Sea menggoda arsen yang selalu merawatnya saat dia sakit. Bahkan dia rela tertinggal pelajaran demi merawat sea. Namun sepertinya arsen tidak ingin mengakuinya.
"Care bukan cake. Mending lu tidur lagi dah daripada berisik" Suruh arsen, masih sibuk dengan barang-barang itu. Dan menjawab tanpa menoleh ke arah sea.

"Dih, eh berarti mulai besok aku berangkat sama siapa?" Sea mulai mempertimbangkan, jika memakai lu-gue ke abangnya bukanlah hal yang sopan.
"Naren" Jawab arsen singkat.
"Kok gitu?"
"Soalnya lu berat, mending jadi beban naren aja"
"Enak aja, se-ringan bulu ini dibilang berat?"
"Iya, bulu. Bulu kambing yang beratnya 41kg" Jawaban arsen tentunya membuat sea geram, padahal 41kg untuk gadis seusianya bisa dibilang kecil.
"Aelah, ntar gue traktir dah." Melihat adiknya yang kesal itu, arsen mendengus pelan, tanpa sadar bibirnya tertarik ke atas.
"Beneran?" Sea langsung merubah raut wajahnya, mendengar kata "traktir" Mood nya langsung kembali dalam sekejap.

"Y" Mendengar respon arsen, sea langsung bersemangat untuk pulang, dan di traktir makan tentunya.
"Hore! Janji kan? Ya kan? Janji!" Sea tersenyum puas, kini keinginan nya untuk mengeruk harta arsen bisa dimulai.

࣪ 𓏲

Siang harinya, infus sea sudah di cabut. Dan sudah di beri paracetamol. Sea duduk di loby utama. Sea hanya sedang menunggu arsen untuk menyelesaikan administrasi. Sambil menunggu, msea mengedarkan pandangan nya dan matanya menangkap anak kecil yang duduk di sampingnya, di tangan nya terdapat infus. Dia mengayunkan kakinya, tampaknya dia sendirian.

"Dek, nungguin siapa?" Sapa sea, berusaha agar tidak terlihat menakutkan bagi anak kecil itu.

Anak kecil itu menoleh dan tersenyum kecil, dia cukup ramah.
"Nungguin kakak pulang." Jawabnya, di sertai dengan senyuman manisnya.
"Kakak kamu kemana emang?" Tanya sea lagi.
"Sekolah."
"Kakaknya kelas berapa?"
"Eumm, kalo ngga salah kelas 12"
"Kelas 12? Pulangnya masih lama, dek." Sea sedikit terkejut, anak kecil itu duduk di bangku sambil menatap pintu, menunggu kakaknya. Memangnya dimana orang tua nya?
"Iya, tapi aku mau nunggu kakak disini."

Sea mengangguk pelan, saat melihat arsen sudah kembali dari administrasi, dia berdiri. Kemudian merogoh kantong sakunya dan memberikan beberapa permen manis kepada anak kecil itu.

"Nih, biar ngga bosen. Makan nya jangan sekaligus ya, nanti rusak giginya. Dah!" Sea menepuk pelan surai hitam milik anak kecil itu. Anak kecil itu melihat bayangan sang kakak di dalam diri sea. Dan dia juga melambaikan tangan.

࣪ 𓏲

Setelah di dalam mobil, sea menceritakan semua hal random yang dia temui di jalan. Arsen hanya bisa mendengarkan, sesekali mengangguk-anggukan kepalanya.

Kemudian saat mobil berhenti karena lampu merah, sea membuka ponselnya. Dan melihat rentetan chat dari biyya dan nathael, namun satu chat yang bisa dibilang menarik perhatian sea, chat dari naren.

Naren.
Offline

| maaf ya hari ini ngga bisa bantu, titip salam ke arsen. Basketnya udah di handle sama ryuu.
07.43

Oh gapapa, okay. |
13.31

Sea baru membalas pesan itu karena sejak pagi sea tidak membuka ponselnya. Setelah membalas pesan itu, sea menyampaikan amanat naren ke arsen, dan membalas pesan biyya dan nathael.

࣪ 𓏲

Sea duduk di tepi kasur dan membaringkan tubuhnya, ia membaca novel sebentar, lalu tidak sengaja tertidur, padahal dia beristirahat cukup banyak hari ini.

Sore harinya sea baru bangun, dia mulai mandi dan bersih-bersih sebelum menjelang malam.

Sea duduk di tepi kasur, handuknya masih di kepalanya karena rambutnya masih sedikit basah. Dia melihat ponselnya menyala dan membaca pesan tersebut.

Naren.
Online

| nanti, saya kesana. Mau titip apa?

Nggak usah, kesini aja. |

| ngga ngerepotin, mau apa?

Mau roti bakar, boleh? |

| boleh, nanti saya kesana, ya.
18.55


Sea melempar pelan ponselnya, tidak dapat menahan salah tingkahnya. Sea berguling-guling di kasurnya, serta tawa terlepas dari mulutnya. Entah sejak kapan sea gugup jika berinteraksi dengan narendra. Apa ini lampu hijau bagi keduanya?

To be continue...
666 words.

Yo! Sorry late up, gwaj ganti-ganti dikit. Di bagian naren nyebut dirinya sendiri dari "aku" Ke "saya" Karna menurut awtor, naren tuh lebih ke formal tapi asik. Ah gimana sih, pokoknya gt deh bayangin sendiri y 😁😁😁😁😁

SCERENTY LOVE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang