7.

12 21 0
                                    

Arsen terbangun, sedikit telat karena adiknya yang berisik itu tidak membangunkan nya. Biasanya pagi pagi dia akan mencak mencak menggedor pintu kamarnya dengan keras. Tapi dia tidak mendengar apapun. Arsen kemudian mematikan alarm ponselnya yang berdering di jam 5:30. Arsen keluar dari kamar, suasana rumah sepi karena ibu mereka yang kebetulan sedang lembur. Sedangkan ayahnya biasa pulang siang. Arsen menempelkan telinga nya ke pintu kamar sea, dan mengetoknya pelan..

"Sei, mandi, sekolah." Perintah arsen dari balik pintu, namun sea tidak menjawabnya, arsen khawatir dan membuka pintu kamar sea perlahan.
"Sei? Gue masuk ya?" Arsen masuk dan sontak panik dan terkejut melihat kondisi sea.

Dia menggumamkan sesuatu, dia berantakan dan berkeringat, nmun kaki dan tangan nya sangat dingin. Wajahnya memerah karena panas, sea juga tampak terengah-engah. Tentu sulit untuk tidur di suhu tubuh panas ini. Arsen memutuskan untuk merawatnya dan izin untuk hari ini, padahal niatnya ingin menemui alrendra dan memberinya sedikit pengalaman. Pengalaman di hajar sampai hampir mati.

Arsen mengabari grup chat nya untuk meminta tolong agar dia di izin-kan nya ke guru, sementara sea di beri S, yang artinya sakit.

Basket 12B.

Arsennio ───────

Bro, izinin gue sama sea dong ntar

──────── Ryuu

Nggak berangkat? Napa?

Arsennio ───────

Sea sakit, bunda lagi ga di rumah

──────── Ryuu

Oh, oke oke

──────── Vian

Kapten lg mode care

Arsennio ───────

Y

Arsen mematikan ponsel nya, dan mengecek suhu tubuh sea, tubuh sea sangat panas. Panasnya mencapai 39,8°c. Arsen bergegas kedapur untuk mengompresnya.

Arsen benar-benar panik dan khawatir sea memburuk, dia meletakkan handuk hangat itu ke dahi sea, sesekali mengecek suhu sea yang tak kunjung menurun.

Arsen mengambil kain itu dan kembali mengompres sea. Dia kemudian meraih ponselnya kembali untuk menge-chat seseorang.

Arsennio

Ndra, mau kerumah ngga? Sea sakit. Kalo suhunya nggak nurun-nurun mau gue bawa ke RS.

Tak lama, pesan itu langsung di balas.

Narendra

Omw, tungguin.

Setelah melihat pesan terakhir narendra, arsen mengambil barang barang yang seperlunya dia bawa. Selama dia mengemas, dia berbicara mengenai sea yang sakit ke orang tua nya, dan berencana membawa sea ke rumah sakit karena tak kunjung turun.

"Nanti papa sama bunda nyusul, jaga adek kamu dulu ya." Sahut bunda dari telepon genggam itu, sebelum panggilan itu dimatikan oleh arsen karena dia masih sibuk mengemas, hingga dia mendengar suara motor terparkir di depan rumah.

"Sen? Gimana sea nya?" Tanya narendra menggandeng adiknya, saendra.

"Masih belum turun juga, kalo mau bantuin ya, nanti di rumah sakit." Sahut arsen menatap sea yang terbaring lemah dengan cemas.

࣪ 𓏲

Di sepanjang perjalanan, saendra duduk di depan bersama arsen yang menyetir mobil.

Sementara narendra duduk di belakang, memangku sea. Sesekali dia melirik wajahnya yang cantik dan bertanya-tanya, kenapa sea bisa jatuh sakit?

Jemari sea seakan membutuhkan kehangatan, mengenggam telunjuk naren dengan tangan nya, sementara naren yang merasakan itu hanya bisa menatap jalan sembari merasakan kupu-kupu yang beterbangan di perutnya.

Dia merasakan euforia yang luar biasa, seakan berada di puncak.
Tangan kecil sera melingkari telunjuk naren. Dengan kepala sea yang berada di pangkuan naren. Sebenarnya dia menahan diri untuk tidak mengelus wajah ayu sea.


To be continue....
511 words.

SCERENTY LOVE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang