Nathan berjalan pelan memasuki rumah besar dibuntuti Milen dibelakangnya
Setelah memeriksa kandungan, Nathan langsung meminta Milen mengantarkannya pulang karena rasa mual dan pusingnya kembali terasa olehnya
"Auu.. Kalian sudah pulang"
Nathan mengalihkan pandangannya menatap sumber suara yang memperlihatkan sang ibu tengah membereskan makan dimeja ditemani ayahnya
"Bagaimana keadaannya?" Tanya melly penasaran pada Nathan dan Milen yang kini berjalan menghampirinya
"Baik, mereka berdua sehat"
Melly mengangguk senang saat Milen berkata demikian
"Tapi belum di USG, Nathan menolaknya" Lanjut Milen total membuat Melly menautkan alis heran
"Kenapa?"
Helaan nafas Melly dapatkan dari sang anak yang kini sudah mendudukan tubuhnya tepat dihadapkan Marchel
"Mamah ayolah, kandungan Nathan baru satu bulan, masa iya harus di USG"
"Sayang jangan menganggapnya sepele! Di USG itu suatu keharusan meskipun kandungan mu masih sebesar biji jagung
... Kali aja anaknya kembar gimana?"
Nathan dan Milen langsung membolakan mata kaget saat Mely berkata demikian
"Mamah ngomong apaan sih, mana bisa kembar, orang itu firstime kita kok" Jawab Nathan tak terima jika anaknya kembar
Yang benar saja, masa ia pengalaman pertamanya menjadi seorang ibu harus mengurus dua bayi? Itu tidak mungkin baginya
Apalagi dengan umurnya yang masih sangat muda, jelas ia tidak sanggup
Sudah untung Nathan tidak mengugurkan kandungannya demi menyelamatkan masa remajanya
"Bagaimana kalo benar kembar?" Balas sang ayah menimpali Nathan
"Gak mau!" Jawab Nathan penuh penekanan
"Nathan gak bakal lahirin mereka! Ngebayangin lahiran satu anak aja Nathan ngeri, apalagi dua anak!"
Sungguh bencana baginya jika ia benar-benar mengandung anak kembar
"Nathan jaga ucapanmu!" Tegas Milen seolah tak setuju dengan ucapan Nathan
Bagaimanapun ia adalah seorang ibu, tidak seharusnya dia berkata seperti itu dimasa hamilnya
"Lo jangan ngatur gue! Itu hak gue, mau gue lahirin berapa anak pun itu tergantung lubang gue! Kalo lo gak terima lo aja yang hamil!"
"Nathan!"
Melly menatap tajam pada sang anak yang dengan mudahnya berkata demikian
Namun dia juga harus menahan emosinya mengingat akhir² ini Nathan begitu sensitif
Melly cukup paham dengan kondisi Nathan, apalagi dia seorang remaja dengan pikiran yang masih labil
"Maaf nak Milen, mulutnya Nathan memang seperti itu" Lirih melly mendapat anggukan hangat dari Milen
"Gapapa tan, aku udah biasa kok".
"Makan malam lah disini yah, mamah sudah menyiapkan banyak makanan"
"Hm"
Melihat reaksi Milen dan ibunya membuat Nathan menyerngit tak suka dengan wajah cemberut merasa ibunya kini lebih menyayangi Milen
"Mah Clay belum pulang?" Tanya Nathan berusaha mengalihkan perhatian sang ibu
"Belum, mamah jadi khawatir, akhir² ini dia sangat sering pulang sore, bahkan waktu kemarin dia pulang jam 7 malam"
YOU ARE READING
Diantara Kita? - MILEAPO - LOCAL
HumorMenjadi orang tua disaat usia kita belum cukup untuk menjadi orang tua tidak segampang yang kita bayangkan Banyak resiko yang harus kita ambil, disamping merelakan masa depan kita juga harus merelakan kehidupan kita yang akan berubah drastis bak omb...