06. SEMESTA MERESTUI

347 38 2
                                    

"Hari ini Semesta sedang baik, ia berpihak pada mereka yang ingin bahagia. Tapi, jika semesta sedang jahat, apa mereka yang sudah bersatu tidak lagi bisa bersama?"

-Insan yang saling mencintai-

🥀🥀🥀

Jam 09.35

Kini mereka berkumpul di tenda, memberikan pertolongan pertama pada sang sahabat yang tengah diambang batas antara menyelesaikan segala urusan di dunia atau pulang dan menyelesaikan segalanya dengan hukum Allah.

Farhan mengusap wajahnya kasar. Sejak mendengar suara peluit panjang dari Rey, ia tak berhenti beristigfar kepada Allah.

Jantung mereka mencelos saat sampai di dekat Sonya, tak pernah terbayang oleh mereka akan menemukan Sonya dalam kondisi seperti ini.

"Sonya dipatok ular" simpul Iris melirik pergelangan kaki kanan Sonya yang terdapat bekas gigitan ular dan juga membiru.

Mereka semua terdiam, menatap nanar Sonya yang masih enggan membuka kedua kelopak matanya.

Sheiza dengan telaten mengikat kain yang diberikan Jeandra tadi pada kaki kanan Sonya. Mencegah agar bisa / venom tidak menyebar ke seluruh tubuh.

"Gue udah lakukan pencegahan supaya bisanya gak nyebar" jelas Sheiza.

"Kenapa Sonya bisa kayak gini?" tanya wulan sendu, namun tak mendapat jawaban dari teman-temannya.

Mereka semua terdiam, hati mereka seolah remuk saat melihat kondisi sang sahabat. Pertanyaan dari Wulan sukses membuat mata mereka memanas.

"Tadi ada banyak darah yang keluar dari mulut Sonya" Rey bersuara.

"Hal yang wajar bagi seseorang yang terkena gigitan ular laut" sahut Jeandra melirik Sonya yang masih betah menutup matanya.

Karina menghela napas lelah. Kemudian ikut berjongkok di samping Sheiza. Gadis itu meraih secarik kain dan mulai membersihkan darah di wajah, tangan dan kaki Sonya.

Lima menit berlalu dengan keheningan yang menguasai. Semua terlihat fokus dengan pikiran masing-masing.

Perlahan Sonya mulai membuka kedua kelopak matanya. Mengerjap-erjap berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.

Melihat itu, Rey spontan mendekat ke arah Sonya. "Lo gakpapa, Nya?! Mana yang sakit? Bilang sama gue" cerocosnya panik.

Sonya meringis pelan.

"Jangan gerak, Nya!" sentak Iris menahan Sonya agar tidak bergerak.
"Kalau lo banyak gerak, bisa ularnya mudah nyebar lewat kelenjar getah bening"

Tubuh Sonya menegang begitu mendengar kata 'ular'. Pikirannya kembali dihantui oleh perkataan-perkataan perempuan berkebaya kuning itu.

Sheiza menghela napas berat. Lalu berdiri menghadap Farhan. "Kita harus pulang"

"Sonya butuh antivenom se segera mungkin. Atau dampaknya bisa fatal" jelas Sheiza dengan gusar.

"Oke, kita bisa pulang sekarang. Kalian bisa beres-beres sekarang. Juga tolong beresin barang-barangnya Sonya" titah Farhan mengkomando anggotanya.

"Jangan!..." pinta Sonya.

Praktis membuat langkah teman-temannya terhenti dan beralih menatapnya, meminta penjelasan.

"S-sebenarnya... Gue--"

Alhasil Sonya menceritakan detail kejadian pada teman-temannya. Praktis membuat mereka yang mendengar membulatkan mata kaget.

Laut Nestapa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang