16. KEPADA YANG TAK KEMBALI

234 27 0
                                    

"Kepada mereka yang tak kembali. Tetaplah menjadi pengelana pada luasnya sang biru. Tetaplah bahagia meski laut menusukkan nestapa"

-Pengelana Darat Untuk Penghuni Sang Biru-

🥀🥀🥀

Satu hari berlalu. 123 orang selamat, 77 orang luka ringan, 46 orang luka berat. Dan total meninggal dunia 1.764 jiwa.

13 orang masih hilang, dua diantaranya adalah Jeandra dan Renan. Mereka masih menunggu kepulangannya.

Kini mereka tak berharap dua temannya akan pulang dengan keadaan masih bernyawa. Setidaknya raganya pulang pun sudah alhamdulillah.

Sebab jika raga tidak ditemukan, kemana mereka akan melepas rindu nantinya? Tak ada pusara untuk mereka kunjungi.

Rey menatap pahatan wajah ayu milik Sheiza dari samping, meski beberapa luka terdapat di wajah gadis itu, tak mengurangi kecantikan alaminya, pikir Rey.

Sheiza tak seperti dulu lagi. Retinanya menyorot seolah tak punya nyawa. Wajahnya pucat bak mayat. Dan tentunya jarang sekali berbicara seolah mulutnya terbungkam kasar.

Pikiran gadis itu tampak kosong. Mengambang entah kemana.

"Gue belum sempat minta maaf, Rey" gumam Sheiza memulai obrolan setelah sekian lama diam berjalan menyusuri bibir pantai yang penuh dengan material-material rusak.

Lelaki itu berdehem pelan, tak tahu harus memberikan respon seperti apa. Ia biarkan saja gadis itu berbicara semaunya.

"Gue selalu jadi anak yang kurang ajar. Mama dan papa selalu benci gue karena gak pernah bisa ngalahin Meiza"

"Gue memang terlahir untuk jadi yang nomor dua"

Rey menghela napas pelan kemudian menggenggam erat jemari Sheiza. "No, You're not"

Lagi, helaan napas keluar dari mulut Sheiza. Langkah mereka teruskan menyusuri bibir pantai, menyaksikan serpihan dari apa yang alam lakukan.

"Mereka punya ekspektasi tinggi buat gue. Sayangnya, itu semua bertentangan dengan kemauan gue. Gue nentang itu. Alhasil gue sendiri yang hancur, dan Meiza semakin berhasil merebut posisi gue sepenuhnya"

"Lo tahu gak, kenapa lo selamat?" tanya Rey tiba-tiba.

Praktis membuat langkah Sheiza terhenti, pun dengan Rey. Lelaki itu menatap Sheiza dengan senyum tipis. Gadis itu menggeleng pelan.

"Karena semesta mau lo bahagia" ujar Rey bijak.

"Petualangan lo sudah cukup sulit selama ini. Dan sekarang semesta mau lo bahagia, semesta mau lo tertawa. Jadi--"

Rey menggantungkan kalimatnya.
"--Ayo bahagia, Sheiza"

"Semesta lo, mau lo sembuh"

Gadis itu menatap Rey.
"Semesta gue?"

Rey mengangguk kecil seraya tersenyum. "Jean"

Sheiza terdiam. Suara Jeandra yang hadir di mimpinya terputar bak kaset rusak di kepalanya. Terngiang jelas menghantui.

"Lo harus sembuh"

"Lo harus sembuh"

"Lo harus sembuh"

Hening.

🥀🥀🥀


Rey dan Sheiza bergegas menuju tenda evakuasi begitu mendapat kabar bahwa 9 dari 13 orang yang hilang sudah bertemu.

Laut Nestapa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang