20. CERITA TIGA BAHAGIA

209 28 5
                                    

"Setiap lelucon menyimpan kenangan tersendiri. Entah itu akan menyakitkan dan menghancurkan. Atau justru akan semakin memberi bahagia"

-Manusia dan gurauannya-

🥀🥀🥀

Time flies so fast.

Lima tahun kemudian.

Kini gadis itu mulai melangkah menuju zona penuh bahagia. Bayang-bayang masa lalu masih stay di pikirannya. Namun kini rasanya lebih lapang, lebih lega, lebih baik-baik saja.

Lima tahun ia lalui dengan Jevano Alfendra yang selalu berada disisinya. Sheiza tahu, dia Jevan. Tapi ia masih melihat Jean pada dirinya.

Lima tahun telah berlalu sejak tragedi yang memilukan itu menghancurkan senyum penghuni tanah air tercinta.

Gadis itu tak banyak berubah, masih sama. Bagi Rey dan mungkin juga bagi Jeandra, Sheiza masih sama. Cantik.

Reyzian Clovis

|Shei. Acaranya udah mulai?

Bentar lagi|
Lo masih dimana?|

|Bentar lagi nyampe.
|Mau dibeliin apa?

Ice Cream|

|Ay ay captain👌

Cukup lama gadis itu memandang roomchat dengan Rey. Ia tak dapat memdeskripsikan rasanya. Ia menyayangi Rey dengan sangat.

Tiba-tiba saja gadis itu mengingat Jeandra. Sheiza rindu dengan typing Jeandra yang konsonan alias tanpa huruf vokal. Bagaimana bisa se sulit itu melupakannya?

"Shei..."

Gadis itu menoleh cepat. "Jean?"

Begitu melihat siapa yang memanggilnya. Senyum Sheiza perlahan luntur. Namun ia masih memaksakan agar tersenyum.

Jevano mendekat pada Sheiza, semula ia tersenyum. Begitu mendengar Sheiza menyebut nama orang lain, ada sesuatu yang menyakitkan yang menjalar di hatinya.

Ia masih tersenyum.
Senyum Jevan masih seperti dulu, tak pernah berubah. Hangat, teduh dan nyaman.

Sebuah karangan bunga ia serahkan pada Sheiza. Ya, saat ini Sheiza sudah berhasil menyelesaikan studinya. Pada awalnya gadis itu berniat masuk kedokteran.

Sampai akhirnya ia memilih psikologi. Hal yang sangat Karina inginkan.

"Thankyou, Jevan" ujar Sheiza menampilkan senyum manisnya.

Lima tahun bersama, sukses membuat Jevan tahu nyaris segala hal tentang Sheiza. Lelaki itu bahkan paham dengan sangat, bagaimana gadis didepannya ini sangat mencintai seorang Jeandra.

Tak jarang Sheiza salah menyebut namanya dan malah memanggil Jeandra. Jika ditanya bagaimana rasanya, sudan tentu jawabannya sangat menyakitkan.

"Congrats. Lo hebat, lo berhasil jalani ini semua. Dan sekarang, waktunya lo bahagia" kata Jevan seraya memperbaiki sejumput rambut Sheiza di sudut keningnya.

Gadis itu menatap retina teduh milik Jevan. Senyumnya setia terlukis sejak tadi. Namun kini dibarengi dengan air mata yang mengalir.

Laut Nestapa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang