13. 6,1 SR

240 33 0
                                    

"Apa lagi ini, Tuhan? Padahal kami baru saja bahagia, kenapa lara hadir kembali?"

-Manusia dan bencana-

🥀🥀🥀

"Pas kita pergi, dikapal main UNO sama Shaqeel. Sekarang gak lagi bisa" celetuk Sonya nanar.

Rey menoleh kemudian menghela napas berat. "Suatu saat kita pasti akan kumpul lagi sama Shaqeel"

"Kita pergi sepuluh, sekarang sisa sembilan" sahut Iris ikut bergabung dalam obrolan.

"Kita masih sepuluh, Shaqeel masih dan akan selalu bersama kita. Dari dulu kita sepuluh, sampai kapanpun harus tetap sepuluh" ujar Rey tegas.

Hening sejenak sebelum akhirnya Sonya kembali buka suara.

"Ayo gabung sama yang lain, bentar lagi sampai" ajaknya.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini mereka sudah sampai ke pelabuhan. Sonya menangis sejadi-jadinya, rindu sekali rasanya dengan tanah ini.

Rey tersenyum tipis, kemudian menarik Sonya kedalam dekapannya. Mengecup pucuk kepala gadis itu sejenak.

"Kita sampai, Nya. Kita selamat, kita berhasil" bisiknya serak.

Farhan mendatangi Renan, Iris dan Meiza dengan senyuman. Kemudian menepuk pelan pundak Renan pelan.

"Lupain semua yang buruk, kita disini tetap satu, dan akan selamanya satu" ucapnya bijak.

Renan menatap sebentar retina Farhan. Tanpa aba-aba ia merangkul kawan seperjuangannya itu.

"Maaf, Han"

"It's okay. Gausah mikirin itu buat sekarang. Ayo pulang bareng yang lain, Jean harus ke rumah sakit" ujar Farhan.

Iris tersenyum.
"Santai, Ren. Manusia gak luput dari salah dan dosa"

"NGUMPUL DULU GUYS!!" komando Farhan.

Tak butuh waktu lama mereka berkumpul sesuai arahan Farhan. Berkumpul disamping brankar tempat Jeandra terbaring berlumuran darah. Lelaki itu akan segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulance.

"Kalian pulang aja dulu gapapa, temui orangtua kalian, mereka pasti khawatir. Gue akan ikut Jean ke rumah sakit" ujar Farhan.

"Gue ikut" ucap Sheiza tegas.

"Shei, pulang dulu. Nanti lo bisa jenguk Jean kalo udah istirahat bentar" Farhan meyakinkan.

"Gak! Gue ikut!" tampaknya Sheiza masih teguh pada pendiriannya.

Kini Meiza mulai angkat bicara.
"Kak, ayo pulang dulu, kita temuin mama sama papa dulu. Baru nanti kakak bisa ke rumah sakit"

"Gak ada yang nungguin gue pulang. Jadi mending gue ikut Jean ke rumah sakit" tolak Sheiza datar.

Mereka menghela napas. Ya mau tak mau, mereka harus menuruti permintaan Sheiza, mereka juga tak berhak terlalu mengekang.

"Iris, lo ikut ke rumah sakit. Obatin lengan lo" titah Farhan langsung diangguki oleh Iris.

"Sonya juga, kita harus periksa kaki lo" ujar Farhan melirik kaki Sonya yang masih berbalut kain.

"Oke!"

Sheiza menatap retina adiknya.
"Lo pulang duluan, Mei. Bilangin sama mama dan papa. Gue gak kenapa-napa, dan jangan khawatir walaupun gue sendiri juga gak yakin mereka bakal khawatir"

Meiza mengangguk pelan kemudian memeluk sang kakak. "Gue sayang sama lo, kak"

"Gue tahu"

🥀🥀🥀

Laut Nestapa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang