25. SANG PEMENANG DIANTARA DUA HATI

150 20 7
                                    

"Ketika sudah lupa caranya mengalah dengan keputusan semesta. Maka perlu belajar untuk mengerti apa itu 'berhenti' pada setiap mimpi yang berpotensi menjadi fatamorgana"

🥀🥀🥀

"Shei... Gak semua hal di dunia ini sesuai apa yang lo mau"

Begitu kata Karina dengan lembut, gadis bersurai panjang hitam itu tersenyum tipis, mengelus bahu sang sahabat penuh kasih.

"Lo harus tahu, mana yang harus Lo terima dan mana yang harus lo buang. Lo bisa terima semua motivasi, saran dan support dari orang lain. Lo juga harus bisa terima semua masalah yang datang..."

Ada dorongan kuat dari dalam diri Sheiza yang meyakinkannya untuk jadi 'lebih baik' kala otaknya mulai mencerna kata demi kata yang Iris katakan.

"...Terima kekurangan lo, terima semua sakitnya lo, terima lemahnya lo, Shei. Karena itu caranya supaya lo bisa jadi lebih kuat"

Wulan tersenyum padanya.
"Jangan jadi gue, ya, Shei? Jangan hancur, gapapa kalau lo jatuh, karena itu bagian dari usaha lo untuk jadi yang terbaik. Tapi jangan lupa bangkit lagi. Besok akan jauh lebih baik, Shei"

"Ingat, tujuan lo adalah 'besok' yang bakal ngasih senyum buat lo"

Benar kata Wulan, ada besok yang harus lebih baik dari hari ini. Tapi Sheiza justru berpikir seolah besok tak bermakna apa-apa sebab sudah terlalu lelah untuk menaruh asa.

"Setiap hari, Lan..."

"...Setiap hari gue berharap besok akan lebih baik. Tapi ternyata setiap hari juga gue dihancurkan sampai takut untuk berharap lagi"

Sejenak hening menyalip obrolan mereka. Sebelum akhirnya suara ceria milik Sonya menarik kembali percakapan mereka namun dengan topik yang berbeda.

"Shei, jangan terlalu lama mikirin hati" nasihatnya ramah.

"Gue nggak masalah kalau lo akhirnya harus bareng Rey. Justru gue seneng karena nantinya cowok kesayangan gue bahagianya sama sahabat gue sendiri"

Sejenak Sheiza menatap kedua retina Sonya. Sudah jelas ada perih ketika gadis itu mengatakannya. Namun kesungguhan dan rasa sayangnya pada Sheiza mengalahkan perih itu.

"Jangan sampai Rey gagal untuk yang kedua kalinya, Shei"

"Ya tapi juga terserah lo sih, mau milih siapa. Kita cuma pesan dua hal sama lo--"

Karina menggantungkan kalimatnya kemudian tersenyum manis.

"--Jadi Sheiza yang lebih baik. Dan... Ambil keputusan yang akan buat lo bahagia"

🥀🥀🥀

"Maaf, Shei..."

Gadis itu menghela napas berat, sejenak ia menatap wajah Rey kemudian kembali menunduk.

"Maaf karena udah buat lo makin hancur, maaf karena gara-gara gue lo makin sakit. Tapi, Shei--"

"--Lo harus tahu, kalau gue bener-bener sayang sama lo"

Kembali hening begitu Rey menyelesaikan perkataannya. Sheiza yang masih bergelut dengan hati dan pikirannya, dan Alreyzian yang masih menunggu respon gadis itu.

"Gue udah maafin lo, Rey, Jevan juga" kata Sheiza tanpa menoleh pada cowok itu. "Tapi, kenapa gue gak bisa bersikap seperti biasanya. Kenapa gue gak bisa bertingkah seolah 'gak pernah terjadi apa-apa'?"

Laut Nestapa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang