Seokjin mengemudikan mobil dengan sangat baik. Tidak cepat, tidak juga lambat. Dita merasa sangat nyaman dan aman ketika Seokjin membawanya.
"Tentang pembicara brand, apa maksudnya?"
Dita mengintip Seokjin sekilas, sebelum kembali melihat ponselnya. "Aku dan Jinny telah membangun nama brand milik kami sendiri. Bulan depan akan ada peragaan besar di eropa, dan kami menjadi salah satu yang akan pergi. Tidak apa-apa jika kau menolaknya. Tetapi aku masih berharap bahwa kau akan mengambil tawaran ini."
"Tentu aku akan membantu tetapi sepertinya akan sedikit sulit, perusahaan tempat ku bekerja sangat ketat dalam hal ijin."
"Percaya padaku, aku akan membantumu mendapatkan ijin itu, besok." hening beberapa waktu. " eoh dan untuk besok, aku berencana mengadakan jamuan di malam hari. Hanya untuk keluarga dan teman terdekat. Bagaimana menurutmu? "
"Tidak masalah saat malam hari. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku lebih awal."
"Bagus."
Mereka kembali ke zona sunyi. Tidak ada Siapapun yang mengambil obrolan bahkan hal remeh sekalipun, membuat Seokjin Kesalahan dengan suasana ini.
Dia melihat Dita dari kaca mobil. Istrinya masih terus bermain dengan ponselnya. (Batuk)
"Aku hanya memiliki Taehyung yang ter dekat. Bisakah aku mengundangnya? Apakah temanmu akan baik-baik saja?"
Topik ini diberikan perhatian khusus oleh Dita. Dia menarik Pandangannya dari ponsel dan menatap Seokjin. " karena hanya ada dia, tidak masalah apakah Jinny senang atau tidak. Ini jamuan kita, dia tidak memiliki hak veto."
Merasa sangat puas. Kupikir aku harus menahan diri jika Taehyung ditolak oleh Dita namun siapa yang menyangka dia tidak keberatan sama sekali. "Terimakasih."
"Apa yang kau bicarakan? Ini acara kita, wajar untuk membawa Siapapun yang kau inginkan untuk datang, bukan? Ini bukan hanya jamuan untuk ku."
Seokjin masih saja merasa puas. Sekalipun mereka menyebutkan tentang pernikahan nominal atau apapun itu, faktanya hubungan keduanya tidak seperti itu. Kedamaian ini, bukankah ini terasa seperti membangun rumah tangga?
.
.
.
.
.
.
Tidak terasa mereka telah sampai di depan sekolah Haowen. Seorang guru yang mereka ketahui bernama Minat berdiri di dekat putra mereka."Tuan, nyonya Kim, kalian telah datang untuk menjemput Xiao Haowen?"
Dita tersenyum, dia merentangkan tangan untuk menyambut putranya. Haowen berlari dan melemparkan tubuhnya kedalam pelukan Dita. "Mommy!" Seru bayi Haowen antusias.
Bayi itu tidak hanya dipeluk, tetapi Dita juga menggendongnya. Hal ini membuat Seokjin khawatir jika keduanya mungkin akan terjatuh. "Hati-hati." dia melingkari pundak Dita, menjaganya dengan baik.
Hal ini tidak luput dari tatapan guru Mina. Wanita yang sempat memiliki ketertarikan kepada Seokjin, secara alami merasakan masam di hatinya.
Senyum yang dipaksakan tidak pernah bisa menipu Siapapun. Ketika Dita melihat senyum wanita tersebut tentu dia mengetahui gambaran kasar sosok Seokjin di mata wanita ini dan Dita sekilas menatap Seokjin penasaran. Apakah pria ini tidak menyadari apapun? Sebelum bertemu dengannya, pasti guru ini telah dengan sengaja menunjukan satu atau dua petunjuk tentang ketertarikan atau sikap baiknya, bukan? Seperti memperlakukan Haowen dengan istimewa sebagai contoh. Apakah dua pria, satu besar dan kecil benar-benar buta? Lupakan Seokjin, dia mungkin tidak selalu berinteraksi dengan guru ini, tetapi Bagaimana dengan Haowen? Apakah dia tidak tersentuh dengan kebaikan satu guru ini? Kenapa dia begitu bersemangat menjadikan orang asing sepertinya sebagai ibu?
KAMU SEDANG MEMBACA
pampering my little husband
FanfictionDita dipaksa untuk menikahi seorang pria dengan satu anak. Karena dia menjadi pewaris tunggal tanpa keturunan, dita merawat putra Seokjin untuk menjadi pewarisnya. Dita berpikir bahwa hidupnya adalah lelucon, namun setelah menikahi Seokjin, mata dit...