"Jisungie, tenang saja. Jika konser selesai nanti, kami akan mampir ke kafe," ucap Felix. Ia masih merasa tak enak karena Jisung tak dapat ikut menonton konser bersama mereka.
"Datanglah dan pesan banyak minuman, hehe," Jisung membuka laptopnya, berniat untuk mengerjakan tugas sembari mengobrol dengan teman-temannya sebelum ia bekerja malam nanti. Pemuda Han itu tak mungkin berkutat dengan tugasnya sembari mengerjakan sambilan, bukan?
"Kau tidak akan memberikan camilan gratis untuk kami kah, Seungmin?" Felix mengeluarkan puppy eyesnya, membuat Seungmin jengah dengan tingkah lakunya.
"Hentikan itu, Yongbok-ah," ucapnya sembari mengibaskan tangan di hadapan wajahnya geli.
Mengamati jemari Jisung yang sibuk mengetik, Jeongin pun bertanya, "apa yang sedang kau kerjakan?"
"Ah, ini aku mencoba menyicil materi presentasi minggu depan," jawab Jisung.
Felix terperangah, bagaimana bisa Jisung serajin itu?
"Jika aku menjadi dirimu, aku akan mengerjakannya sehari sebelumnya," gumam Seungmin. Ia membuka ponselnya, berniat mencari hiburan dengan mendengarkan lagu Hyunjin ketimbang mengamati Jisung yang mengerjakan tugas membosankan itu.
"Kalian kan tidak perlu bekerja paruh waktu sepertiku," ucap Jisung, membuat semuanya terdiam sesaat.
"Maaf," Seungmin mengembalikan atensinya pada Jisung.
Terkekeh sejenak, Jisung menanggapi, "untuk apa meminta maaf. Kalian ini seperti sedang bicara dengan siapa saja."
Yah, dalam kelompok ini Jisung adalah orang yang paling lembut diantara semuanya. Pemuda dengan pipi gembil itu selalu memiliki aura positif. Jisung adalah sosok yang memiliki senyuman tipis, namun sangat teduh.
Jisung selalu memiliki tempat khusus pada hati sahabat-sahabatnya, seolah ia adalah benda kecil rapuh yang dapat rusak kapan saja. Semuanya ingin menjaga Jisung, meskipun ia bukanlah yang termuda. Entahlah, mereka semua selalu merasa seperti itu ketika melihat sang tupai yang senantiasa semangat bekerja dan berkuliah.
"Aku lapar," gumam Jeongin. Ia tak sempat memakan sarapannya pagi ini akibat bangun terlambat.
"Ayo, aku akan mengantarmu ke kantin."
Jisung itu berhati malaikat. Bahkan ketika dirinya sibuk, ia masih menyempatkan diri untuk mengantar Jeongin.
"Eh? Tidak apa-apa, fokus saja pada tugasmu. Aku akan pergi sendiri," tak sempat menanggapi, Jeongin segera saja beranjak dari bangkunya dan berlari kecil menuju kantin. Ia tak boleh membuat Jisung kelelahan hanya karena harus mengantarnya.
***
"Jisung-ah!"
"Ah, Changbin-ssi. Bagaimana pindahanmu?"
Saat ini seperti biasa Jisung melaksanakan pekerjaan paruh waktunya. Beberapa pelanggan telah ia layani dan sekarang muncul seseorang yang dikenalnya, Seo Changbin.
Pemuda itu merupakan sepupu dari Seungmin, dan ia memiliki toko roti yang bernama Binnie's Bakery tepat di seberang kafe tempat Jisung bekerja. Toko itu cukup ramai, bahkan aroma khas roti yang baru dipanggang menguar ke jalanan, membuat siapapun yang lewat akan tertarik untuk mampir.
"Berjalan dengan lancar tentu saja, tempatku yang baru cukup dekat dari sini dan tidak akan memakan waktu lama. Anyway, kapan kau akan mampir ke tokoku lagi? Kau bilang ingin mencicipi cheesecake varian terbaru," ucap Changbin sembari memandang buku menu, ia sedikit bingung jenis minuman apa yang akan dipesannya malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [Han Jisung X ???] ✔
Fanfiction[Completed] Jisung selalu merasa ada seseorang yang mengikutinya. "Mengapa ruangan ini penuh dengan foto-fotoku?" "Cause you belong to me." A story inspired by Chilla's Art bxb, criminal, unidentified character, mystery, explicit epilogue🔞 Started:...