15

767 83 4
                                    

"Umm.. apa kalian akan terus menatapku seperti itu?"

Changbin, yang pada dasarnya lebih tua dari Jisung dan teman-temannya justru kini merasa terintimidasi. Ayolah, ia baru saja pulang dan tiba-tiba pintunya diketuk. Baru saja ia akan menyapa Jisung dan Felix, sekarang yang dirinya dapatkan adalah interogasi seperti ini. Bahkan Seungmin dan Jeongin pun terlah bergabung dengan mereka.

Pemuda penyuka gym itu sudah mengatakan bahwa dirinya bukan stalker Jisung, namun mereka tak percaya.

"Katakan yang sejujurnya," ucap Felix.

Changbin menghela nafas berat, "baiklah-baiklah. Aku mengerti. Beberapa kali Jisung melihat orang dengan hoodie hitam, bukan? Benar. Itu memang aku."

"Sudah kuduga--"

"Tapi aku bukan sedang menjadi stalkernya, dasar. Memang, aku mengikuti Jisung, tapi aku hanya ingin mengawasinya," penjelasan Changbin justru membuat semuanya semakin bergidik. Untuk apa Changbin mengawasi Jisung? Itu bahkan lebih buruk!

"Bukan. Bukan untuk melakukan hal buruk. Kalian harus mendengarkanku dulu," Changbin menghela nafasnya berat. Tak habis pikir dengan isi kepala anak-anak kampus di hadapannya ini sampai-sampai menuduhnya seperti itu.

Well, Changbin memang sedikit mencurigakan sih. Jisung dan teman-temannya memiliki alasan masuk akal untuk mencurigainya.

"Jadi bagaimana kau akan menjelaskannya?" tanya Jeongin tak sabar.

"Jadi, sebenarnya Jisung adalah teman masa kecilku," Changbin memulai ceritanya. Membuat mereka yang mendengarkan terkejut seketika. Sejak kapan? Ayolah, Jisung rasa ia pun tak mengingatnya. Bukankah Changbin berasal dari kota yang berbeda dengannya?

"Teman masa kecil?"

"Kita pernah tinggal di kota yang sama ketika kita masih kecil, Jisung-ah.."


Hari itu, matahari bersinar terang di langit kota kecil tempat Seo Changbin dan Han Jisung tinggal. Mereka adalah teman sejak mereka masih balita. Sejak kecil, mereka seringkali bersama, menjalani petualangan kecil di sekitar rumah mereka.

Changbin, seorang anak yang penuh semangat, selalu memiliki ide-ide brilian untuk permainan mereka. Sementara Jisung, seorang anak yang lebih pendiam, selalu mengikuti dan menikmati petualangan mereka bersama.

Suatu hari, ketika matahari masih bersinar terang di langit biru, Changbin mendatangi rumah Jisung dengan senyum ceria di wajahnya. Dia menggedor pintu dan dengan cepat, pintu terbuka, mengungkapkan wajah Jisung yang selalu penuh senyum. Namun, hari itu, Jisung tampak berbeda.

"Jisung-ah, ayo pergi bermain!" seru Changbin dengan antusias.

Namun, Jisung hanya menatap Changbin dengan mata yang tampak penuh ketakutan. Dia lalu menggeleng pelan dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Changbin merasa bingung. Ini bukan Jisung yang biasanya dia kenal. Jisung yang selalu ceria dan siap untuk petualangan.

Changbin mencoba lagi, "Jisung, apa yang terjadi? Mengapa kau tidak mau bermain?"


"Ah, aku mengerti. Tolong berhenti sampai disana," Jisung tiba-tiba saja memotong cerita Changbin, membuat teman-temannya mengernyitkan dahi bingung. Apa yang terjadi pada Jisung saat itu?

"Memangnya kenapa?" tanya Seungmin. Ayolah, ia sudah terlanjur penasaran dengan cerita Changbin dan mengapa tiba-tiba Jisung menghentikannya?

Tak menjawab, Jisung memilih untuk bertanya pada Changbin, "jadi.. kau adalah hyung yang meninggalkanku saat itu?"

STALKER [Han Jisung X ???] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang