Semilir angin musim semi menyapu surai setiap orang yang berlalu-lalang, seakan menunjukkan bahwa kini dunia tengah bersenang-senang. Aroma khas bunga memikat siapapun yang melewati taman itu dan warnanya yang indah akan selalu menjadi pemandangan terbaik bagi siapapun yang melewatinya.
"Jisung-ah, ayo!"
"Tunggu aku, hyung!"
Dua orang anak laki-laki itu nampak mengembangkan senyumannya sembari berlarian kesana kemari, tak takut akan jatuh dan terluka karena tersandung batu ataupun terpeleset. Keduanya sama-sama menikmati keseharian mereka.
"Jisung-ah?"
Tiba-tiba saja tubuh mungil berisi itu berhenti dan kepalanya menunduk, menyebabkan kernyitan bingung muncul dari dahi yang lebih tua ketika merasakan tak ada lagi suara langkah kaki dari belakangnya.
"Hyung.. hiks.." tangisan kecil muncul dari mulut Jisung. Ia melangkahkan kakinya perlahan mendekati hyungnya.
Anak yang lebih tinggi itu menatapnya khawatir, "ada apa?"
Gelengan pelan pun ia dapatkan.
"Huft.. mimpi itu lagi," Jisung menghela nafas sesaat setelah ia membuka matanya. Telah genap sekian tahun sejak terakhir kali ia bertemu dengan teman masa kecilnya itu, namun mimpi itu terkadang berputar kembali dalam kepalanya.
Membuatnya harus kembali merasakan rindu yang teramat dalam.
"Sial, aku hampir terlambat!" panik Jisung ketika memandang jam yang terpajang pada tembok kamarnya. Bukan, ia tidak hampir terlambat untuk melaksanakan kelas, melainkan ia hampir terlambat untuk pergi bekerja.
Ah, Jisung terlalu banyak menghabiskan waktu mengerjakan tugas hingga dirinya tak sengaja tertidur. Untungnya masih ada waktu tiga puluh menit untuk sekedar bersiap-siap.
"Akh!" pemuda Han itu meringis ketika merasakan kepalanya sedikit pusing. Ah, sepertinya efek mimpi yang tak nyaman. Hal itu kadangkala menyebabkan Jisung sakit kepala akibat memori yang menyakitkan baginya.
Tolong jangan muncul lagi di mimpiku, hyung.
Jisung tak pernah mengetahui nama dari sosok yang selalu mendampinginya di masa kanak-kanaknya. Ia hanya selalu memanggilnya hyung, tak ingat temannya itu pernah memberitahukan namanya ataupun tidak.
Jika Jisung mengetahuinya, ia pasti sudah mencari sosok itu ke berbagai macam tempat, ia begitu merindukan masa-masa menyenangkan yang kini hanya akan ada dalam pikirannya semata.
"Sudahlah, lebih baik aku mandi," gumamnya sembari beranjak untuk membilas tubuhnya.
***
"Chan-hyung!" pemuda tupai itu memanggil seniornya, berniat untuk menanyakan pertanyaan yang kemarin tak sempat ia lontarkan. Ruangan itu masih terkunci, dan lokernya berada diluar ruangan tersebut.
Jisung begitu penasaran dengan fungsi dari ruangan yang seharusnya kosong itu sekarang.
"Ada apa, Jisung-ah?" tanya Chan sembari mengelap piring yang tengah dipegangnya dengan hati-hati, menjaga agar benda mudah pecah itu tak terpeleset dari tangannya.
"Sejak kemarin aku ingin bertanya.."
"Ah, karena aku harus menemui Hannah kau jadi tak sempat bertanya, ya?" ucap Chan. "Sebenarnya ia sebelumnya dirawat di rumah sakit, dan kemarin ibuku meneleponku untuk segera kesana dan mengantarkannya pulang. Jadi aku terburu-buru. Maafkan aku," sambungnya sembari mengelus surai Jisung lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [Han Jisung X ???] ✔
Fanfiction[Completed] Jisung selalu merasa ada seseorang yang mengikutinya. "Mengapa ruangan ini penuh dengan foto-fotoku?" "Cause you belong to me." A story inspired by Chilla's Art bxb, criminal, unidentified character, mystery, explicit epilogue🔞 Started:...