Malam berikutnya, Jisung bekerja di kafenya seperti biasa. Suasana kafe yang hangat dengan aroma kopi yang menggoda membuatnya merasa nyaman, meskipun dia sedang berada dalam jadwal malamnya yang padat. Jisung adalah seorang pegawai yang rajin, selalu siap memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan.
Ah, mengenai kecurigaannya pada Minho, Jisung memilih untuk langsung mengatakannya ketimbang menunggu teman-temannya terlebih dahulu. Tak seperti kasus Chan dan Changbin sebelumnya, bukti kali ini kurang kuat untuk menuduh Minho."Halo lagi, Jisung-ah!"
Jisung segera menyambut mereka dengan senyuman. Siapa lagi memangnya yang akhir-akhir ini sering mengunjunginya? Hyunjin dan Minho tentunya.
Begitu keduanya sampai, Minho, sekali lagi, dengan matanya yang tajam, tampak tertarik dengan segala detail kafe. Ia kembali menatap keliling dengan cermat, hingga pandangannya terfokus pada CCTV yang dipasang di sudut ruangan. Jisung memperhatikan gerak-gerik Minho yang agak mencurigakan, dan itu membuatnya merasa waspada.
Perasaan cemas itu kembali muncul.
CCTV menyala dengan baik, bukan? Maka dirinya akan langsung menanyakannya pada Minho.
Akhirnya, dia mengambil kesempatan untuk bertanya pada mereka dengan penuh keberanian, "um.. Minho. Aku minta maaf jika aku terkesan menuduhmu atau bagaimana."
Hyunjin dan Minho saling pandang. Mereka bahkan belum memesan apapun, apa yang sedang Jisung coba katakan?
"Menuduh?" tanya Minho.
Jisung menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan, "maaf. Aku kurang begitu percaya mengapa kau terus memandangi kafe seperti itu. K-kau tahu? Belakangan ini banyak sekali berita buruk mengenai area ini. Dan aku merasa sedang diawasi.."
Minho memiringkan kepalanya. Apakah ini artinya Jisung telah mencurigainya?
"Uh, gerak-gerikmu mencurigakan. Aku tahu ini pemikiran bodoh tapi.. kau mirip dengan orang misterius yang pernah masuk kemari dan tak memesan apapun saat itu.."
Jisung sangat gugup sekarang. Ia menuduh orang yang disukainya!
Tanpa terduga, Minho yang awalnya terkejut justru terkekeh dengan perkataan pemuda Han itu, disusul oleh tawaan kecil Hyunjin setelahnya.
"Mengapa kalian tertawa?" Jisung menjadi semakin bingung.
"Maafkan aku, haha. Kurasa kau sudah salah paham Jisung-ah. Aku benar-benar hanya melakukan survey disini. Seperti yang kukatakan kemarin. Kami mengusahakan tempat ini agar bisa digunakan, karena saat itu memang sempat ditolak. Benar kan, Hyunjin?" Minho mengalihkan pandangannya pada sang penyanyi.
Hyunjin ikut menanggapi. Ia merasa konyol karena manajernya itu baru saja dituduh melakukan hal yang tidak-tidak, "itu benar. Kami di sini untuk melakukan survey tempat. Aku akan melakukan syuting di kafe ini beberapa waktu ke depan. Yah, memang belum diputuskan sih. Tetapi aku akan mengusahakannya, kalau perlu memaksa, haha."
Minho nampak mengangguk, "aku ingin memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Maaf jika tingkah lakuku aneh. Dan soal orang misterius itu.. ekhm. Bisa kukatakan bahwa itu memang aku, Jisung-ah."
Terkejut, Jisung membelalakkan bola matanya.
"Tetapi aku bersumpah aku tidak melakukan hal buruk. Tempat ini sejak awal sudah menjadi tujuan kami untuk keperluan syuting. Dan aku memang tak memesan apapun saat itu karena lupa membawa dompet, haha," Minho tergelak begitu ia mengingat kejadian dimana dirinya harus menyembunyikan identitasnya karena malu tak membawa dompet.
"Aku ingat kau menutup seluruh wajahmu agar tak merasa malu, bukan?" baiklah. Hiraukan saja Hyunjin yang mulai menertawakan Minho.
"Diam," protes Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [Han Jisung X ???] ✔
Fanfiction[Completed] Jisung selalu merasa ada seseorang yang mengikutinya. "Mengapa ruangan ini penuh dengan foto-fotoku?" "Cause you belong to me." A story inspired by Chilla's Art bxb, criminal, unidentified character, mystery, explicit epilogue🔞 Started:...