14

787 85 2
                                    

Ting!


"Ah, selamat datang, Hyunjin dan Minho," senyuman Jisung mengembang begitu mendapati kedua insan yang baru saja ia sebut namanya itu terlihat memasuki kafe. Belakangan ini Hyunjin lumayan sering berkunjung, dan Jisung penasaran apa yang membuatnya sering kemari.

"Halo, Jisung-ah. Bagaimana kabarmu?" Minho yang memang tak begitu sering berkunjung menyapa Jisung dengan senyuman manisnya.

"Tak begitu baik, hehe."

Hyunjin menduga sepertinya Jisung masih sering diikuti oleh seseorang hingga dirinya selalu nampak cemas. Seperti sekarang ini.

"Kau masih mengkhawatirkan penguntitmu itu?" tanya Hyunjin yang segera dibalas anggukan oleh Jisung. Yah, setelah salah menuduh orang, rupanya hal itu membuat Jisung semakin tidak tenang. Ia selalu merasa cemas karena identitas stalker itu belum terungkap juga.

Sang penyanyi menghela nafasnya, "tak apa-apa, Jisung-ah. Aku yakin kau akan baik-baik saja. Aku akan sering kemari untuk menemanimu. Jika kau mau aku akan mengantarmu pulang, hehe."

Minho yang mendengar aksi modus dari Hyunjin itu hanya menggelengkan kepalanya, "kau ini mengambil kesempatan dalam kesempitan." Hyunjin hanya terkekeh mendengar gurauan manajernya itu.

"Astaga, tidak perlu sampai seperti itu. Kalian mengkhawatirkanku saja aku sudah senang," ucap Jisung.

"Yah apapun itu, omong-omong aku ingin Hot Latte dan Matcha Cake satu," Minho menyadari sedari tadi mereka hanya berbincang-bincang. Ia khawatir akan ada pelanggan yang datang dan harus mengantri karena percakapan mereka.

"Baiklah. Bagaimana denganmu, Hyunjin?" tanya Jisung.

"Hmm. Sepertinya hari ini aku tak akan memesan, hehe."

Jisung memiringkan kepalanya begitu mendengar penuturan penyanyi itu, "lalu mengapa kau terpikirkan untuk datang kemari jika tak ingin memesan apapun?"

Hyunjin terkekeh kecil sebelum berceloteh ringan, "aku hanya ingin melihatmu." Baiklah, ini terlalu ugal-ugalan hingga Minho yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas. Bukanya sedikit berbohong, Hyunjin malah dengan bodohnya mengatakan yang sebenarnya.

Pemuda Han itu memasang wajah terkejut, namun menggelengkan kepala setelahnya, "untuk apa melihat pegawai sepertiku?"

"Entahlah, hanya ingin."

Menghiraukan ucapan tidak jelas Hyunjin, Jisung memilih untuk segera membuatkan pesanan Minho. Ia mengambil sebuah cup untuk minuman panas sebelum kemudian menuangkan susu kedalamnya.

Hyunjin mengamati pergerakan tangan lihai itu dengan senyum sumringahnya. Ia sangat senang dapat kembali melihat pujaan hatinya itu tengah bekerja. Datang ke kafe ini akan menjadi hal yang paling disukainya. Kapanpun ia luang di malam hari, ia akan menyempatkan diri sekadar untuk melihat Jisung.

"Berkediplah sedikit atau matamu akan kering," canda Minho begitu melihat Hyunjin terus memandangi Jisung dengan intens.

"Diamlah. Aku sedang mengamati orang yang kusuka, makannya aku seperti ini," protes Hyunjin.

Minho yang mendapati sang penyanyi mulai bicara aneh itu pun hanya terkekeh, "kau tahu? Jika kau bersikap seperti ini bisa-bisa aku berpikir bahwa penguntit Jisung adalah kau. Caramu memandangnya seperti singa lapar, haha."

Mendengar kalimat Minho, Hyunjin terdiam sesaat.

Loh, mengapa wajah Hyunjin jadi serius begitu? Minho sedikit bingung.

"Kau berpikir aku pelakunya?" tanya Hyunjin.

"Apa? Tentu saja tidak. Kau kan selalu bersamaku. Yah, tidak juga sih. Yang jelas itu tidak mungkin," ucap Minho. Mulai tak nyaman dengan percakapan ini entah mengapa.

STALKER [Han Jisung X ???] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang