"Jisung-ah, bolehkah aku tahu mengapa kau penasaran soal ruangan yang terkunci itu?" Seungmin yang saat ini baru saja menyelesaikan kegiatan organisasinya menghampiri Jisung yang tengah membaca sebuah jurnal di kantin sendirian. Entah kemana perginya Felix, biasanya pemuda secercah sinar matahari itu akan berada di sekitar Jisung ketika di kampus.
"Eum.. entahlah, Seungmin. Jujur saja sejak aku merasa ada seseorang yang mengikutiku, aku menaruh curiga pada orang-orang yang kukenal," ucap Jisung. Ia menutup jurnalnya, berniat untuk membicarakan hal-hal yang lebih serius dan mengabaikan tugasnya.
Tenang saja, Jisung itu jenius. Ia bisa menyelesaikan semua pekerjaan dari dosennya itu nanti.
Mendengar jawaban Jisung, Seungmin mengangguk setuju, "jadi kau curiga pada Chan-hyung?"
Jisung mengangguk, "jadi bagaimana? Apakah ayahmu mengetahui soal ruangan itu? Jika memang benar, kurasa aku bisa sedikit lebih tenang karena bukan Chan-hyung pelaku--"
"Sayang sekali ayahku sama sekali tak mengetahui soal itu, Jisung-ah," Seungmin yang memotong ucapan Jisung menunjukkan raut seriusnya, membuat si manis terbelalak atas pernyataan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu.
"Kira-kira mengapa Chan-hyung berbohong padaku?" gumam Jisung.
Tentu saja dengan seluruh kenyataan ini Seungmin pun jadi ikut menaruh curiga pada senior dari pemuda tupai itu. Setelah kemarin dirinya merasa bahwa Changbin mengetahui sesuatu, sekarang ia lebih condong mencurigai Chan yang tiba-tiba mengosongkan sebuah ruangan dengan menggunakan nama ayahnya sebagai alasan.
Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Ayah Seungmin sama sekali tak tahu menahu soal loker yang dipindahkan dari ruangannya semula.
"Apakah dia menyembunyikan sesuatu di dalam sana?" Seungmin mulai menerka-nerka apa yang mungkin dilakukan Chan dengan ruangan itu. Pasalnya baru kali ini Chan berani berbohong dengan menggunakan ayahnya sebagai tameng, ia jadi penasaran.
"Jika memang selama ini Chan-hyung yang mengikutiku, kira-kira apa alasannya?"
Pertanyaan Jisung membuat Seungmin terdiam setelahnya. Si manis telah bekerja di kafe itu selama tiga tahun lamanya, tentu Chan sebagai senior telah bekerja lebih lama dari pemuda itu. Kira-kira apa tujuan Chan mengikuti Jisung setelah tiga tahun mereka bersama?
Mengapa Chan baru melakukan hal itu sekarang jika memang dirinya adalah pelakunya?
"Aku curiga padanya, tetapi aku tidak yakin apa alasannya," ucap Seungmin.
Tak lama setelah percakapan itu, Felix tiba-tiba saja datang menghampiri mereka bersama Jeongin dalam genggaman tangannya.
"Hey, sedang membicarakan apa? Kelihatannya menyenangkan sekali," ucap pemuda Lee itu.
"Kalian darimana saja?" tanya Jisung.
"Ah, karena kita sudah berjanji untuk berkumpul disini, aku berinisiatif mencari orang bodoh ini. Aku yakin ia tak membaca grup semalam," ucap Jeongin yang membuat Felix terkekeh setelahnya. Ayolah, semalam ia ketiduran dan pagi-pagi sekali dirinya harus bangun untuk menonton pertandingan volly di lapangan.
Untung saja acara tersebut telah selesai ketika Jeongin tiba-tiba menarik tangannya keluar dari kursi penonton.
"Duduklah, kita sedang membicarakan hal yang serius," raut wajah Seungmin membuat dua pemuda yang baru saja datang itu segera mendudukkan dirinya. Entah mengapa perasaan keduanya mendadak tidak enak.
"Ada apa?" tanya Felix.
"Aku yakin kalian sudah tahu soal ada seseorang yang mengikutiku," ucap Jisung yang segera dibalas anggukan oleh ketiga temannya. Tentu saja kejadian dirinya berlarian ke rumah Felix seharusnya telah diketahui oleh semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [Han Jisung X ???] ✔
Fanfiction[Completed] Jisung selalu merasa ada seseorang yang mengikutinya. "Mengapa ruangan ini penuh dengan foto-fotoku?" "Cause you belong to me." A story inspired by Chilla's Art bxb, criminal, unidentified character, mystery, explicit epilogue🔞 Started:...