18

765 81 8
                                    

Pagi yang cukup dingin, Jisung menerima pesan dari Minho yang bertanya tentang keadaannya. Minho nampak peduli pada Jisung melalui kalimat-kalimat yang dilontarkannya dalam pesan itu, dan ini membuat Jisung merasa terharu. Setelah sebelumnya menemukan pesan aneh di papan iklan, Jisung merasa perlu menceritakan kepada Minho apa yang telah terjadi.

"Minho, kuharap aku pun salah."

Jisung menjawab pesan Minho dengan hati-hati, menceritakan tentang pesan rahasia di papan iklan dan perasaan curiga yang muncul. Ia mencoba untuk menjelaskan rasa tidak nyamannya tanpa menyalahkan siapa pun. Meskipun dalam hatinya ia merasa curiga terhadap Hyunjin, Jisung berusaha untuk tidak menunjukkan perasaannya yang terlalu negatif.

Karena lawan bicaranya saat ini adalah manajer Hyunjin itu sendiri.

Tidak lama kemudian, ponsel Jisung berdering saat Minho meneleponnya. Jisung menjawab panggilan itu dengan hati berdebar. 

"Bisakah kau menceritakannya lebih detail?" tanya Minho pada panggilan tersebut.

Jisung nampak terdiam sejenak, sebelum kemudian memutuskan untuk mengiyakannya, "Minho, apa yang harus aku lakukan? Aku merasa sangat tidak nyaman dengan semua ini."

Minho mendengarkan dengan penuh perhatian saat Jisung menceritakan semuanya secara rinci. Ia bisa merasakan kecemasan dalam suaranya.

Minho tahu bahwa Hyunjin menyukai Jisung, dan meskipun dia merasa sulit untuk mendengar bahwa Jisung merasa tidak nyaman, ia berusaha untuk mendukung pemuda Han itu. Bagaimanapun juga Hyunjin itu selalu dalam pengawasannya, bagaimana bisa pemuda Hwang itu melakukan hal-hal yang mengerikan seperti mengikuti Jisung?

Meski tak begitu mengerti mengapa Jisung merasa demikian, Minho mencoba untuk mengerti posisi sang pemuda tupai.

Setelah Jisung selesai berbicara, Minho merenung sejenak sebelum berbicara dengan suara halusnya yang menenangkan, "Jisung-ah, aku tahu kalau Hyunjin menyukaimu. Tetapi seperti yang kau tahu, aku selalu mengawasinya. Jadi sebenarnya aku tak begitu yakin dengan kemungkinan tersebut."

Jisung diam mendengarkan, menikmati alunan suara Minho di telinganya, meskipun pemuda itu nampak tak mempercayai Jisung.

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku akan mencoba membantu mencari tahu tentang siapa yang bisa jadi di balik pesan rahasia ini. Dan yang paling penting, aku akan selalu ada untukmu. Jika kau membutuhkanku, kau bisa langsung mengabariku."

Ah, inilah yang Jisung inginkan. Sebuah bantuan sekalipun Minho tak mempercayainya karena secara teknis Hyunjin memang merupakan tanggung jawabnya. 

Setidaknya Minho tak menolak Jisung seperti perlakuan yang biasanya ia terima selama ini.

"Terima kasih, Minho. Kau akan menjadi orang pertama yang kuhubungi jika aku membutuhkan bantuan."

"Tidak masalah."


***


Malam berikutnya, menjelang penutupan kafe, Jisung bekerja dengan cemas setelah semua yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Ketika dia membersihkan meja, seorang pria dewasa yang duduk di sudut kafe menyambutnya dengan suara pelan, "Hei, apakah kau yang bekerja di sini?"

Jisung terkejut karena orang itu tiba-tiba masuk begitu kafe hendak tutup, namun ia mengangguk setelahnya, "ya, itu benar. Apakah Tuan perlu bantuan?"

Orang itu nampak terdiam sejenak sebelum menjawab, "kemarin malam, aku melihat seseorang naik ke atap kafe ini. Posisinya persis di atas ruangan di sebelah sana sepertinya."

STALKER [Han Jisung X ???] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang