"Seungmin-ah!"
Yang baru saja dipanggil menolehkan kepalanya tatkala Jisung memanggil namanya. Ia baru saja selesai kelas dan tidak biasanya pemuda tupai itu akan menunggu dirinya tepat di depan kelasnya seperti saat ini.
"Ada apa?" tanya Seungmin, penasaran dengan tingkah laku Jisung.
"Apa kau ingat ruangan loker yang ada di kafe?" Jisung ini tanpa banyak basa-basi langsung melontarkan pertanyaan utama. Seharusnya ia menanyakan bagaimana perasaan Seungmin setelah mengikuti ujian tengah semesternya pagi ini.
Lupakan.
Anggukan Jisung dapatkan, itu berarti Seungmin mengingatnya ketika dua tahun lalu Jisung mengajaknya memasuki ruangan karyawan. Ah, lagipula meskipun kafe itu milik keluarganya, Seungmin tidak pernah terlalu banyak ikut campur dengan keadaan dapur. Untuk apa? Toh dirinya tidak ahli membuat minuman.
"Dua hari yang lalu Chan-hyung memindahkan loker-loker itu. Dan sekarang ruangannya terkunci. Ketika aku bertanya padanya ia bilang Tuan Kim yang memintanya," jelas Jisung.
Ah, Seungmin tahu mengapa sekarang Jisung bertanya padanya.
"Hmm. Aku sendiri tidak tahu soal itu. Nanti akan kutanyakan pada ayahku. Mungkin ruangan itu akan dialihfungsikan untuk sesuatu yang baru," ucap Seungmin.
Jisung menggangguk, tetapi setidaknya ia ingin bocoran mengenai kegunaan dari ruangan itu. Inilah alasan mengapa dirinya begitu penasaran, selebihnya adalah perasaan tidak enaknya.
"Baiklah. Kalau begitu terima kasih," ucap Jisung sembari melangkahkan kakinya pergi. Ia harus segera memasuki kelas setelah ini.
Kali ini giliran dirinya yang harus menghadapi ujian.
Lain halnya dengan Jisung, saat ini Seungmin tengah menimang-nimang apakah dirinya harus menceritakan perihal Changbin pada pemuda tupai itu. Pasalnya, Jisung nampak tengah berusaha mencari tahu siapa orang yang mengikutinya saat itu, dengan menaruh kecurigaan pada seniornya.
Seungmin pun ingin mengungkapkan kecurigaannya terhadap Changbin, sepupunya sendiri. Yah, meskipun nampak tak meyakinkan, namun entah mengapa ia begitu yakin bahwa Changbin mengetahui sesuatu.
Mungkin ia akan menjelaskannya pada Jisung nanti.
***
"Jisung-ah!"
Senyuman pemuda bermarga Han itu mengembang ketika melihat Hyunjin memasuki kafe. Ayolah, pemuda itu sangat ceria dan menyenangkan ketika bercengkrama dengan Jisung. Tentu saja kedatangannya akan Jisung sambut dengan baik.
"Selamat datang, Hyunjin-ssi. Dimana Minho?" tanya Jisung ketika tak menemukan sang manajer bersama dengan pemuda Hwang itu.
Hyunjin mengembangkan senyumannya, "ah, aku hanya ingin datang sendiri hari ini. Lagipula Minho mungkin sedang sibuk mengurus pernikahannya."
Entahlah, Hyunjin pun tak tahu kemana perginya pemuda itu sebenarnya. Yah, karena Minho tak mengatakan apapun soal kepergiannya, maka dirinya pun tak mengatakan pada Minho bahwa ia benar-benar mengunjungi Jisung setelah dilarang kemarin.
Jisung nampak terdiam sesaat sebelum bertanya, "oh ya? Memangnya kapan akan dilaksanakan?"
Hyunjin mengendikkan bahunya, "aku tidak tahu pasti, tetapi kudengar sekitar bulan depan. Setelah itu ia akan berhenti mengurusku, hahaha."
Yah, mengingat percakapan kemarin soal Minho yang tidak dapat selalu menjaga Hyunjin, sebetulnya ia sedih harus kehilangan pemuda Lee yang sangat rewel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [Han Jisung X ???] ✔
Fanfiction[Completed] Jisung selalu merasa ada seseorang yang mengikutinya. "Mengapa ruangan ini penuh dengan foto-fotoku?" "Cause you belong to me." A story inspired by Chilla's Art bxb, criminal, unidentified character, mystery, explicit epilogue🔞 Started:...