Malam ini angin cukup dingin, untung saja Jisung senantiasa memakai mantel coklatnya yang hangat dan dapat melindungi kulitnya. Pemuda bermarga Han itu baru saja sampai di kafe, hendak bersiap untuk segera menggunakan apron dan memulai pekerjaannya hari ini.
"Eh? Mengapa lokernya ada disini?" Jisung mengernyitkan dahinya ketika menemukan loker para karyawan telah dipindahkan dari ruangannya semula.
Ia menatap pintu ruangan lokernya, memegang gagang pintu itu dan mencoba membukanya.
Ah, terkunci.
Mulanya, Jisung biasa meletakkan barang-barangnya pada loker karyawan yang tertata pada sebuah ruangan. Namun hari ini berbeda, dirinya mendapati bahwa loker-loker karyawan tersebut telah berpindah ruangan, dan ruangan aslinya justru dikunci. Memangnya tempat ini akan digunakan untuk apa hingga semua loker dipindahkan seperti itu?
Mengapa ruangan ini tiba-tiba dikunci? Jisung pun melangkahkan kakinya untuk mencari Chan yang sedang berkutat dengan mesin kopi dan membersihkannya dari kotoran.
"Hyung--"
"Nanti saja bicaranya, Jisung-ah. Aku harus segera pulang menemui Hannah," belum sempat Jisung melontarkan pertanyaannya, Chan segera menyelesaikan pekerjaannya dan beranjak dari sana.
Hannah lagi? Belakangan ini Chan nampaknya sibuk mengurusi adiknya itu. Memangnya ada apa dengannya hingga membuat Chan seringkali nampak terburu-buru untuk menemuinya?
Chan telah merapikan barang-barangnya dan langsung berlari keluar, meninggalkan Jisung yang menatapnya dengan pandangan heran.
Ada apa, sih?
Jisung menggelengkan kepalanya. Tak ingin terlalu pusing memikirkan tingkah laku aneh belakangan ini dari seniornya itu. Lebih baik dirinya segera memakai apron dan bersiap-siap untuk bekerja.
Hari ini dirinya telah merasa lebih baik. Ia telah menjalankan kelas pagi tadi tanpa hambatan dan pulang untuk sekedar menyegarkan tubuhnya dengan mandi, sehingga sekarang dirinya dapat lebih leluasa untuk bekerja.
Tidak ada hal yang mengganggu pikirannya, malah ia senang karena teman-temannya akan datang mengunjunginya sepanjang Jisung bekerja. Ia jadi memiliki teman mengobrol jika sedang tak ada pelanggan.
Atau setidaknya ada yang menemaninya untuk malam ini.
Ting!
"Selamat datang," sapa Jisung, masih dengan senyuman tipis khasnya. Ia mendapatkan pelanggan seorang pria dewasa kali ini.
"Tolong Hot Moccacino satu."
"Baik, ada tambahan lagi?"
"Tidak ada."
"Totalnya 4.000 won."
Seperti biasa Jisung menggunakan tangan lihainya untuk segera menyelesaikan pesanan pria itu. Meskipun ia hanya seorang pekerja sambilan, namun Jisung sudah dapat dikatakan ahli dalam pekerjaannya.
"Silahkan," ucapnya sembari menyerahkan minuman itu.
"Terima kasih. Omong-omong, berhati-hatilah pulang nanti. Siang tadi aku mendengar berita seseorang dikejar di dekat sini," ucap pria itu yang membuat Jisung membeku setelahnya.
"Ah, eum. Terima kasih," balas Jisung.
Pria dewasa itu memilih tempat duduknya dan menikmati minumannya. Ia nampak tenang setelah mengatakan hal tersebut pada Jisung, sementara pemuda tupai itu sekarang menjadi kembali gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [Han Jisung X ???] ✔
Fanfiction[Completed] Jisung selalu merasa ada seseorang yang mengikutinya. "Mengapa ruangan ini penuh dengan foto-fotoku?" "Cause you belong to me." A story inspired by Chilla's Art bxb, criminal, unidentified character, mystery, explicit epilogue🔞 Started:...