"Changbin-hyung?"
Semuanya menoleh ke arah pemuda Seo yang baru saja memasuki kafe tersebut. Changbin yang sudah hafal jam tutup kafe itu sebenarnya hanya iseng berkunjung, memeriksa apa yang tengah terjadi di sana. Rupanya ketika ia tiba, Jisung tak ada di tempatnya. Jadi ia berinisiatif untuk pergi ke ruangan pegawai.
Dan yang ia temukan malah sekumpulan anak-anak kuliahan yang tengah berusaha membobol sebuah pintu.
"A-ah, itu.. ruangan ini terkunci, jadi kami mencoba membukanya," ucap Felix gugup.
Changbin menaikkan sebelah alisnya, "mengapa tidak meminta Chan membukanya besok?"
Baiklah, interogasi menyebalkan dimulai dan sayangnya mereka sangat payah berbohong. Apakah ada pilihan lain selain mengatakan yang sebenarnya pada pemuda itu?
Sepertinya tidak.
Keempat sahabat itu mencurigai Changbin, namun kecurigaan mereka lebih condong pada Chan. Sepertinya tidak masalah jika harus membocorkan bahwa Chan terlalu mencurigakan dengan mengunci ruangan ini tanpa kejelasan yang pasti.
"Hyung, aku tahu kau sama sekali tidak percaya dengan perkataanku kemarin. Tetapi kami sangat yakin bahwa Jisung memang benar-benar diikuti. Dan kecurigaan kami jatuh pada Chan-hyung," jelas Seungmin.
"Memangnya ada apa dengan Chan?"
Jika sudah penasaran seperti ini, mereka pun terpaksa menceritakan segala hal yang menurut mereka mencurigakan dari senior Jisung tersebut. Gerak-gerik Chan dan ruangan yang dikunci tanpa alasan ini menjadi penyebab terkuat mengapa sekarang mereka nampak tak percaya dengan pemuda Bang itu.
Meskipun Chan sudah bekerja bersama Jisung selama tiga tahun, tak menjamin dirinya merupakan sosok yang pantas dipercaya. Sedekat apapun pemuda itu dengan Jisung, jika dirinya mencurigakan maka ia pantas dicurigai.
Changbin masih nampak ragu, namun kali ini dirinya seolah tak ingin membantah seluruh penjelasan anak-anak itu.
"Sejujurnya aku masih tidak yakin bahwa kau benar-benar diikuti, Jisung-ah. Namun biarkan aku membantu kalian kali ini. Jika Chan tidak melakukan hal aneh, kuharap kalian tidak menuduh sembarangan orang lagi," Changbin mengambil alih alat yang dipegang Felix, mencoba membuka pintu itu dengan teknik yang sama sekali tak dimengerti oleh keempat orang yang tengah menonton disana.
"Aku tak begitu mengerti, namun mungkin ini hari keberuntungan kalian," ucapnya.
Cklek!
Yah, entah mengapa di tangan Changbin, pintu tersebut berhasil terbuka.
Semuanya terperangah, termasuk Felix yang telah berusaha selama tiga puluh menit dan tak membuahkan hasil sama sekali.
"Terima kasih, hyung!" ucap Jeongin semangat. Akhirnya mereka dapat mengetahui apa yang tengah Chan sembunyikan dalam ruangan ini.
Entah mengapa setelah pintu itu terbuka, Jisung justru merasa gelisah. Antara dirinya takut Chan benar-benar pelakunya, dan jikapun bukan, ia masih harus berjuang dari awal untuk menemukan siapa penguntitnya yang sebenarnya.
"Yongbok-ah.." Jisung memegang lengan Felix, mereka pun berjalan perlahan memasuki ruangan itu.
"Komputer?" Seungmin memiringkan kepalanya bingung. Tak ada apapun di dalam ruangan itu selain sebuah komputer di atas meja dan sebuah kursi. Apa fungsi dari komputer ini? Terlebih lagi, kondisi komputer itu tengah menyala.
"Ah, tunggu!" Jeongin mendekati komputer tersebut, mengarahkan mouse pada sebuah ikon di bagian bawah.
"Astaga, Jisung-ah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [Han Jisung X ???] ✔
Fanfic[Completed] Jisung selalu merasa ada seseorang yang mengikutinya. "Mengapa ruangan ini penuh dengan foto-fotoku?" "Cause you belong to me." A story inspired by Chilla's Art bxb, criminal, unidentified character, mystery, explicit epilogue🔞 Started:...