Ten

766 71 10
                                    

Lelah mungkin itu yang menggambarkan Naruto saat ini, bukan hanya raganya, jiwanya juga. Sejak semalam dia tidak tidur, bagaimana bisa terlelap, saat Hinata tidak ada di rumah ini, menghilang dan tidak ada petunjuk apapun.

Pagi ini kantong hitam jelas terlihat di bawah mata pria itu, lelah sudah tidak dia rasa, bahkan semalam dia mengajukan cuti mendadak tidak masuk bekerja di rumah sakit beberapa hari, dia ingin mencari dimana Hinatanya.

Tidak berselera makan apapun, yang ada di benak Naruto hanya Hinata. wanita itu tidur dimana, apa dia tidur nyenyak semalam, apa dia sudah makan, apa dia baik-baik saja. Semua pertanyaan itu ingin dia tanyakan langsung pada Hinata.

Naruto menatap gelas kopinya yang masih mengepulkan uap panas, menerawang kembali hari-harinya dengan Hinata di rumah ini, wanita itu membuat rumah ini lebih hidup sejak dia tinggal disini, menggantikan rasa sepi Naruto. Bahkan sekarang Naruto bisa mendengar bunyi peralatan masak, seakan Hinata sedang membuatkan sarapan untuknya.

Meski belum hitungan tahun wanita itu hidup bersama Naruto , tapi telah banyak kenangan yang mereka ciptakan berdua dirumah ini, tak mudah melupakan begitu saja, jadi bagaimanapun caramya, Naruto harus membawa Hinata kembali ke rumah ini.

Sekarang masih jam enam pagi, tapi pria itu sudah bersiap untuk keluar, dia ingin mengunjungi kampus wanita itu seawal mungkin. Hari ini Hinata wisuda, dia harap Hinata akan hadir disana agar mereka bisa bicara, dia hanya butuh bicara dengan Hinata sekarang, walaupun nanti gadis itu hanya akan memaki dan marah padanya, tidak masalah, dia akan terima. Hanya melihat gadis itu dan memastikan dia baik-baik saja saat ini, mungkin sudah cukup buat Naruto

Ponsel di dalam kantong celananya berdering, dengan malas pria itu meraih benda pipih itu dan melihat siapa yang menghubunginya pagi begini, ternyata itu Shikamaru.

"Hm" Hanya gumaman yang keluar, karena dia terlalu malas meladani apapun ocehan Shikamaru pagi ini.

"Sialan kau Naruto, mendadak tidak masuk seperti ini. Dimana kau sekarang?" Shikamaru tentu meradang, karena ketidakhadiran rekannya itu, semua pasien Naruto dia yang harus menanganinya.

Naruto menghela napas lelah , "Dirumah" Ucapnya pelan, tidak bertenaga.

"Apa lagi masalah mu sekarang sialan, Hinata merajuk, tidak mau melayanimu lagi atau apa ?" Seingat Shikamaru, hal yang bisa membuat Naruto seperti ini hanya wanita itu, memang gila, sahabatnya itu hampir gila karena cinta, Shikamaru tidak habis pikir.

"Hinata sudah tau dan dia pergi dari rumah" Shikamaru tentu saja kaget mendengar jawaban Naruto. Kekasih Naruto itu sudah tau semua kebohongannya dan kabur dari rumah pria itu.

"Kau liat sekarang, sudah sering ku katakan untuk menjelaskan pada Hinata semuanya, dan sekarang dia tau sendiri dan membuat kau seperti orang mati, menyedihkan sekali" Cerca Shikamaru, dia kasihan pada Naruto sebenarnya, tapi pria bebal itu memang harus di berikan hukuman seperti ini atas kebohongan yang terus di tumpuknya.

"Aku matikan panggilan ini jika kau hanya ingin menambah beban pikiran Shika" Naruto jengah, Shikamaru bukan memberinya bantuan, tapi hanya mencercanya dengan semua kesalahan yang memang dia sudah akui itu kebodohannya.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang hm?" Tanya Shikamaru, dia yakin Naruto tidak akan tinggal diam di tinggalkan seperti itu oleh Hinata.

"Mencarinya tentu saja, kemanapun itu" Ucap Naruto yakin, apa lagi yang bisa dia lakukan, kalau perlu dia akan melaporkan ke polisi untuk khasus kehilangan orang. Tapi itu tentu tidak mungkin, wanita itu bukan di culik, tapi pergi atas keinginannya sendiri.

"Coba lah mengingat tempat-tempat kesukaannya, atau kemana saja kalian pernah bersama, walaupun tentu saja dia tidak mungkin kesana untuk mengingat kenangan kalian, aku yakin Hinata sangat membencimu sekarang Naruto" Shikamaru memang bermulut tajam dan bajingan, dia menyiramkan asam di luka Naruto saat ini. Dengan kesal Naruto mematikan panggilan itu dan juga mematikan ponselnya. Dia tidak ingin di ganggu dengan omongan sialan dari siapapun hari ini.

Am I a Sex Slave ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang