Minato dan Kushina menghela napas berat. Selepas makan malam itu mereka masih di meja makan, dan Naruto baru saja menceritakan semua apa yang terjadi antara dirinya dan kekasih pria itu di Jepang dari awal hingga dimana wanita itu melarikan diri ke Swedia. Masalah yang cukup rumit memang, tapi Kushina tidak habis pikir, bagaimana bisa putranya melakukan hal seperti itu pada seorang gadis lugu yang sudah kehilangan sosok ayah dan ibu.
Naruto tentu tidak akan mengharapkan pembelaan dari kedua orang tuanya, dia tau kalau awal kesalahan memang dari pihaknya, dia yang membohongi Hinata, merenggut gadis itu dengan egois, membuai wanita itu dengan kata cinta dan menjadikannya kekasih dengan kebohongan tentang apa yang Naruto lakukan pada ayahnya.
"Apa kau mencintainya ?" Kushina bertanya, dia ingin tau bagaimana perasaan putranya ini pada wanita itu, tentu Kushina tidak akan bisa memaafkan kelakuan putranya jika Naruto hanya menjadikan wanita itu pemuas hasratnya saja.
Naruto menatap ibunya dengan pandangan sendu, "Aku tidak akan menyusulnya sampai kesini jika tidak mencintainya bu. Sebelum ayahnya meninggal, aku sudah menaruh rasa pada Hinata"
Minato mengangguk, dia paham masalah yang dihadapi putranya itu. Tapi mungkin wanita kekasih putranya itu yang tidak ingin memaafkan Naruto karena terlanjur kecewa. "Dimana dia sekarang ?" Tanya Minato, dan putranya memberitahukan dimana wanita itu saat ini.
Sebenarnya Hinata tidak melarikan diri dari Naruto, tapi memang dirinya diterima bekerja disini, dan itu jadi satu alasan untuknya menjauh dari pria itu.
"Bagaimanapun itu memang kesalahanmu, kau harus bisa membujuknya lagi jika memang sangat mencintainya. Ibu bisa mengerti apa yang di rasakan Hinata saat ini, pasti dia merasa sangat di bohongi sekali oleh orang yang sangat dia percayai, orang yang sudah dia anggap sebagai tumpuan hidupnya setelah orang tuanya tiada." Kushina tidak pernah melihat putranya dengan raut seputus asa ini sebelumnya. Putranya adalah pria yang sedikit kaku dan tertutup, walaupun dulu di tinggalkan sendirian oleh orang tuanya di Jepang, pria itu tidak berlarut dalam kesedihan dan kekecewaan, tapi hari ini Kushina melihat kesedihan itu dalam pancaran mata biru Naruto.
Naruto menjambak surainya pelan, seraya menumpukan kedua tangannya di meja makan. Putranya itu terlihat kalut, "Aku sudah mencoba jelaskan pada Hinata semuanya, dan dia terlihat tidak mau memaafkan ku. Aku tidak bisa hidup tanpa Hinata bu" Ucapnya mengadu, pria itu entah kenapa menjadi sangat rapuh di depan orang tuanya tidak seperti biasanya, dimana dulu terlihat selalu percaya diri dengan apapun yang dia lakukan. Dia sangat bergantung pada Hinata, jadi Naruto tidak ingin berpisah, atau tidak mau kalau wanita itu meninggalkannya.
Minato dan Kushina jadi bertanya-tanya seperti apa wanita itu, kekasih Naruto yang bisa membuat putranya seperti ini. Tentu perempuan itu sangat luar biasa, merubah Naruto jadi seperti pria yang tidak punya kemauan untuk hidup seperti ini. Terlihat sangat bergantung dan tidak bisa jauh darinya.
Kushina menepuk pelan punggung putranya untuk menenangkan pria itu, "Coba bicarakan sekali lagi dengannya, ibu rasa saat itu dia hanya kalut dan kebingungan menerima semua kebenaran itu darimu. Cobalah sekali lagi, jika dia mencintaimu juga, pasti kalian akan bisa cari jalan keluarnya bersama-sama"
"Iya ibumu benar, jika memang sangat mencintainya, cobalah memberikan pengertian sekali lagi padanya, wanita tentu akan luluh melihat kesungguhan dari prianya. Dan untuk masalah kematian ayahnya, sepertinya dia juga akan mengerti kalau itu bukan kesalahan darimu Natruto" Minato ikut memberikan dukungan. Tak pernah dia melihat Naruto sejatuh cinta ini pada seorang wanita, karena putranya itu memang tidak pernah menjalin apapun hubungan asmara. Hanya fokus pada hidupnya sendiri dan karir yang ingin di raih.
Naruto menatap kedua orang tuanya, apa yang mereka ucapkan memang benar. Dari awal dia menceritakan kebohongan pada Hinata hingga hari ini, mereka tidak pernah berbicara lagi karena Naruto ingin memberikan waktu untuk wanita itu menenangkan diri, tapi bukannya menenangkan diri, wanita itu malah menghilang darinya. Pasti wanita itu berpikir dia tidak memperjuangkannya setelah mengakui semua kesalahan dan perlahan menjauh. Atau jangan-jangan Hinata mengira kalau ungkapan cintanya selama ini hanya bualan semata.
![](https://img.wattpad.com/cover/344308500-288-k894672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I a Sex Slave ?
RomansaNaruto x Hinata Ada rahasia dari kejadian yang dialami Hinata, sehingga membuatnya harus menghabiskan hari-hari dengan Naruto, sang dokter yang berhati malaikat, setidaknya itulah anggapan Hinata awalnya.