"Sayang, aku pulang."
Kieri melirik sejenak ke arah pintu apartment nya yang terbuka secara perlahan. Menampilkan sosok pria tinggi dengan rambut putih tulang dengan mata yang tertutupi kain berwarna gelap.
"Kembalilah ke apartment mu, Satoru," ucap Kieri cuek, tak mengalihkan pandangan nya dari televisi.
Suasana hatinya masih sedikit rusak karena suatu hal yang terjadi padanya pagi tadi. Dimana dia bertemu seorang wanita yang mengatakan bahwa dengan kembalinya dia ke Tokyo hanya mempersulit kehidupan Gojo. Meskipun dia tak terlalu memperdulikan hal itu, tetap saja hatinya terasa kesal mendengar ungkapan wanita tadi.
"Ini apartement ku juga, asal kau tau." Gojo membuka sepatu nya dan langsung meletakkannya di rak sepatu milik kekasihnya, seperti rumah sendiri.
Kieri menghela nafas pelan. Mengapa Gojo tak bisa sehari saja tidak bersama nya? Apa Gojo tak pernah merasa jenuh melihat wajahnya sehari saja?
"Apa kau tidak merindukan kekasihmu yang tampan ini?" Tanya Gojo sembari berjalan mendekat. Senyuman lebar dapat terlihat dari wajah pria bersurai putih tulang itu.
Kieri hanya diam tak menjawab pertanyaannya. Gojo yang merasa diacuhkan langsung mengambil duduk disebelah ku dan memeluk pinggang Kieri posesif.
"Apa seperti itu cara yang baik saat menyambut ku pulang?""Berisik. Aku ingin menonton, jadi diamlah."
Kedua alis putih Gojo meninggi, lalu pria itu memberikan senyuman miring. "Tidakkah ucapan mu itu sedikit kasar, sayang?"
Gojo mendekatkan hidung mancung nya ke arah leher mulus milik si gadis. Menghirup aroma khas disana dengan kuat, membuat bulu kuduk Kieri sedikit naik karena hembusan nafas Gojo yang hangat.
"Satoru, hentikan."
Gojo menghela nafasnya pelan lalu mulai menjauhkan wajahnya dari leher jenjang sang kekasih. Kini pria itu memilih untuk menyenderkan kepalanya di pundak Kieri dengan nyaman.
"Apa aku melakukan kesalahan? Kita tidak bertemu di sekolah hari ini. Apa karena aku tidak mengabarimu?"
Kieri hanya diam tak bergeming, kedua matanya memilih fokus menatap layar televisi meski pikirannya selalu mengarah pada Gojo yang masih sibuk mempertanyakan kesalahannya.
"Sayang, ku mohon jangan acuhkan aku."
"Hubungan apa yang pernah kau lakukan bersama Kamado Miya?"
Tubuh Gojo mendadak tegap, bahkan kepalanya sudah tak berada di pundak Kieri lagi saat ini. Wajah tampannya memberikan ekspresi terkejut dengan kedua mata yang membola.
"Kamado?"
Kieri tersenyum miring melihat raut wajah bingung sang kekasih. "Ya, apa yang sudah terjadi diantara kalian?"
Gojo sontak menggelengkan kepalanya tegas tanda dia menjawab tidak. "Aku tak pernah melakukan apapun dengannya, Kieri."
"Oh ya? Lantas mengapa dia menyebutku gadis lacur dan sampah, Satoru?"
Pundak Gojo seketika turun mendengar pernyataan sang kekasih. Bukankah kata-kata itu sangat kasar diucapkan terutama oleh sesama wanita?
"Apa?"
"Apa kehadiran ku sungguh mengganggu hidupmu? Apa aku merebutnya dari mu, Satoru? Apa kalian sudah menyatukan tubuh kalian sehingga dia mempunyai hak untuk mengatakan ku lacur? Seolah-olah aku datang entah darimana dan langsung merebut seorang pria yang sudah berumah tangga."
"Kieri, kau paham kan bagaimana Kamado." Gojo meraih salah satu tangan putih milik Kieri, menggenggamnya erat guna menyalurkan kehangatan di tangan Kieri yang dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗢𝘂𝗿 𝗘𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴 || 𝐆𝐎𝐉𝐎 𝐒𝐀𝐓𝐎𝐑𝐔
Romance"𝘏𝘢𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘶." "𝘉𝘪𝘴𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪, 𝘒𝘪𝘦𝘳𝘪...