22.37
Sudah ratusan roh kutukan tingkat tiga dan dua yang dilenyapkan oleh Kieri. Dengan gelar penyihir jujutsu tingkat spesial, tak sulit sama sekali baginya untuk membunuh roh kutukan tingkat dua dan tiga. Hanya dengan menggunakan satu teknik manipulasi saja, Kieri dapat menghancurkan puluhan roh kutukan sekaligus.
Meski tubuhnya sudah mulai terasa lelah, gadis itu tak berhenti sedetik pun. Sepertinya dia akan lembur hari ini.
"Ah, aku berjanji akan memeluk Satoru dengan erat saat kami terlelap nanti. Tubuh ku sudah mau remuk rasanya." Gadis itu bergumam.
"Huh, mengapa kalian banyak sekali. Kalian sungguh merepotkan ku, tau tidak?!" Kieri menggerakkan tangannya dengan mahir untuk mengeluarkan teknik kutukan reality manipulation dan time manipulation miliknya, dengan tujuan untuk menghancurkan semua roh kutukan tingkah rendah itu dalam waktu yang bersamaan.
Namun.
Kieri tiba-tiba terpegun, kedua matanya membola. Masih di pose yang sama, yakni dengan kedua tangan melebar dan telapak yang terbuka, dia itu menoleh ke arah belakang, arah dimana terakhir kali dia merasakan energi kutukan Gojo yang begitu kuat.
Tapi, kini energi kutukan Gojo menghilang dari jangkauannya, disertai dengan suara detak jantung pria itu yang melemah.
Selama Kieri menjalani hari-harinya setelah Gojo menyatukan jiwa mereka, ada dua detak jantung yang selalu gadis itu dengar setiap detiknya. Dua detak jantung yang beraturan namun saling bertabrakan, yaitu miliknya dan milik si pujaan hati.
Tapi, mengapa detak jantung kekasihnya semakin melemah? Padahal sudah sejam lebih sejak perpisahan sejenak mereka, Kieri masih merasakan detak jantung Gojo seperti saat pria itu tengah berada di sisinya.
"Satoru..?" Gumam Kieri itu sangat pelan, masih menatap arah belakang, kedua matanya hanya dapat menangkap rupa mayat-mayat roh kutukan yang baru dia bunuh.
"Hai, Kieri."
Kini, jantung Kieri yang melemah. Dia tak berani kembali menatap ke arah depan setelah mendengar sapaan seseorang di depannya. Dia sangat mengenali suara itu, dari intonasi hingga ke cara pengucapan hurufnya, sangat dia kenal. Tubuhnya bergetar gugup, tangannya yang semula menggantung mulai turun secara perlahan-lahan.
"Apa kabar?"
Dengan gerakan patah-patah, dia menoleh kembali ke arah depan. Gadis itu menahan nafasnya selama beberapa detik selepas melihat sosok dari pemilik suara yang dia kenal.
"Suguru?"
Satu kata dari Kieri keluar bersamaan dengan ledakan diantara sejoli itu. Seluruh roh kutukan yang ada disekitarnya meledak tak tersisa akibat reality manipulation milik Kieri yang berkerja, namun tak melukai sedikit pun tubuh Geto Suguru yang bangkit dari kematiannya.
Gadis itu berjalan dua langkah mendekat. "Suguru? Apa itu, benar-benar kau?"
Kedua mata Kieri mulai berkaca-kaca, tak mampu membendung rasa sedih dan rindunya pada sosok Geto Suguru.
Lelaki bersurai panjang yang ada di depannya hanya terkekeh kecil. "Tentu saja ini aku, siapa lagi?"
Kieri tak dapat berdusta, dia sangat ingin lari dan memeluk Geto Suguru. Namun, apa yang dihadapannya ini benar-benar Geto Suguru yang dia kenal? Apakah lelaki yang berdiri di depannya ini adalah lelaki yang dulu selalu mengikat surai hitamnya?
"Tidak mungkin Satoru berbohong pada ku," lirihnya sangat pelan. Kedua bola matanya menyala, gadis itu mencoba memasuki jiwa Geto untuk merasakan energi kutukan dan detak jantungnya. Untuk mendapat jawaban, apa Geto Suguru benar-benar bangkit dari kematiannya– atau apa dia tidak pernah mati?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗢𝘂𝗿 𝗘𝗻𝗱𝗶𝗻𝗴 || 𝐆𝐎𝐉𝐎 𝐒𝐀𝐓𝐎𝐑𝐔
Roman d'amour"𝘏𝘢𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘶." "𝘉𝘪𝘴𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪, 𝘒𝘪𝘦𝘳𝘪...