21. celap celup

1.4K 225 116
                                    

jujurly, tante udah keabisan stok mas math pake baju nih 😅🤣 mau posting yg hooh2 tapi timingnya blm tepat 😆

Matthew POV

"Ada apa ini?" Tanyaku sambil menarik tangan Ratna sebelum tangannya bergerak dengan cepat ke arah Kim yang tak kalah cepat bergerak mundur ke belakang.
Kim berhasil mengelak dari serangan tangan Ratna yang mengarah ke pangkal pahanya.

Ratna menoleh padaku, wajahnya sesaat terlihat kaget lalu berubah berbinar.

"Jangan pisahin saya mas Math, jangan pisahin" Ucapnya sambil mendorong tubuhnya kepadaku sehingga wajahnya membentur dadaku.
Tidak lama kemudian sepasang tangan bergerak memeluk tubuhku erat.

"Aduh mas Math, jangan pegangin saya kaya begini, saya mau labrak pak Kim, pokoknya jangan pisahin"

Aku menunduk melihatnya dengan tatapan bingung.
Kenapa ucapannya tidak sesuai dengan tindakannya?

"Ratna, ampun deh, nyari kesempatan terus!!!"

Kedua tangan Ratna yang tadinya memeluk pinggangku erat terlepas seiring terdengar suara Dinda yang muncul dari belakangku.

Ratna memperlihatkan cengiran lebar di wajahnya.

"Kesampean juga" Ucap Ratna, wajahnya senang seperti terpancar kepuasan yang tidak aku mengerti.

"Ada apa ini?" Aku mengulang pertanyaan karena masih bingung dengan apa yang terjadi.

Beberapa menit yang lalu, ketika aku hendak berbelok ke arah kantin, aku melihat Dinda kebingungan seperti mencari sesuatu di depan pintu lift.

Dan apa yang terjadi selanjutnya sangat cepat untuk bisa di mengerti dan di pahami.

Ratna berjalan ke arah Kim yang berdiri tidak jauh dari mereka sambil menggerakkan handphone di tangannya.
Kim tersenyum ke arah mereka berdua, lebih tepatnya tersenyum lurus ke arah Dinda.

Kejadian berikutnya adalah aku yang melangkah cepat ke arah Ratna dan Kim untuk menghentikan tindakan yang hendak di lakukan oleh Ratna.
Walaupun aku tidak tahu apa masalah yang sedang terjadi, tetapi sepertinya Ratna tampak marah pada Kim.

"Kembaliin handphone saya" Dinda bergerak maju ke arah Kim.

Tubuhku langsung memutar ke arah Kim dan mengamatinya.

"Ini?" Tanya Kim masih dengan senyuman menghiasi wajahnya, tangannya masih memegang handphone.

"Pak Kim ngambil handphonenya Dinda mas Math, eh saya bolehkan manggil mas?" Tarikan di ujung kemejaku menarik perhatianku.

Ratna menarik ujung kemeja yang aku kenakan dan tubuhnya bergerak ke kanan dan ke kiri.

"Jangan sok imut lu Rat, bukannya bantuin ngambil handphone gue" Suara Dinda terdengar kesal.

Aku masih belum mencerna apa yang sedang terjadi, kenapa handphone Dinda ada pada Kim?
Bagaimana itu bisa terjadi?

Tanganku mengulur pada Kim.

"Apa?" Tanya Kim dengan nada suara tidak suka padaku dan menatap tanganku dengan pandangan mengejek.

"Kembalikan handphone milik kekasih saya, kenapa handphone itu bisa ada di anda?" Aku balik bertanya.

"Pak Kim ngambil handphonenya Dinda pas di kantin, pak Kim mau ngajak Dinda ngomong tapi Dinda tolak"
Ratna menjawab dengan kembali menarik-narik ujung kemejaku.

"Pas Dinda sama saya ninggalin kantin, ehh tau-tau Dinda keilangan handphonenya"

"Untung sekarang kita ada di kantor loh, kalau kejadian sekarang kita ada di luar kantor, saya bisa main hakim sendiri"

"Tapi tangan saya gak bisa me..."

"Makasih pengalihannya Rat" Dinda memotong perkataan Ratna, dan tanpa di sadari oleh Kim, handphonenya sudah berpindah tangan.

Dinda merebut handphone miliknya dari tangan Kim tanpa susah payah, mungkin karena pria itu sedang memperhatikan penuturan Ratna yang berkata panjang lebar sehingga dirinya tidak waspada.

"Eh gue sebenarnya gak ada maksud gi..."

"Kita pergi" Sekali lagi Dinda memotong perkataan Ratna dengan menarik pundak temannya itu untuk berjalan.

Aku yang masih belum terlalu mencerna kejadian ini lalu menoleh ke arah Kim.

"Saya tidak tau apa yang terjadi, tetapi saat ini saya ingin menegaskan pada anda, jangan berani-berani mengusik Dinda"

"She's mine now, you have to know that fact, stay away from her or i will..."

"Percuma mas Math, tadi juga udah saya ancam pake bahasa Indonesia, lah sekarang di ancam pake bahasa Inggris saya rasa pak Kim gak bakalan paham juga"

"Mungkin kita ngancamnya pake bahasa korea, eh dasar shib... mphhhh..."

Dinda membekap mulut Ratna sebelum dia menyelesaikan kata dari bahasa Korea yang aku ketahui adalah kata kasar.

"Math, kita pergi" Dinda menarik tanganku tanpa menoleh ke arah Kim.

"Elu mah lembek banget sih Din, pak Kim tuh musti di tegasin kalau hubungan kalian udah berakhir" Ratna tidak beranjak dari tempatnya berdiri sehingga aku memutar tubuh ke arahnya.

Ucapan Ratna benar adanya, aku setuju.

"Mumpung ada mas Math juga nih di sini, kalian ciuman lagi kek sampe guling-gulingan atau mepet-mepet tembok"

What? Ciuman sampai guling-gulingan? Tanganku menggaruk rambut belakangku bingung.

"Rat, gue capek, handphone gue juga udah balik, gue malas ribut" Kedua pundak Dinda kulihat melorot.

"Ya malas ribut tapi pak Kim musti..."

"Kim, hubungan kita sudah berakhir sejak saya liat kamu bercumbu dengan Laura di parkiran" Dinda bergerak maju melewati tubuhku.

"Laura bukan siapa-siapa, dia selalu menggoda saya duluan, hanya kamu yang ada di hati..."

"Halah prettt, ya udah Din, beneran kita tinggalin aja ini manusia red flag, Laura bukan siapa-siapa tapi bisa celap-celup kaya bikin teh" Kali ini Ratna menarik lengan Dinda dan mengajaknya berjalan meninggalkan Kim.

Aku melayangkan pandangan sinis pada Kim sebelum mengikuti Dinda dan Ratna.

"Amit-amit banget gak sih dia masih bisa ngomong Laura bukan siapa-siapa, dih najis *mughalladah!"

"Gue yakin mereka udah sering celap-celup gak kenal tempat gak kenal waktu kaya kucing ngebet kawin"

"Elu belum pernah di celupin Ndoyong kan, Din?"
Pertanyaan Ratna membuat kepalaku bergerak ke arah Dinda.

"Ya gak pernah lah, gila lu Rat nanya-nanya begitu, gak malu ada Matthew di sini" Dinda memukul lengan Ratna lalu menutupi wajahnya memakai rambut.

"Nah kalau mas Math gimana? Pernah celap-celup ke perempuan yang bukan siapa-siapa juga gak?"

"Awas aja ya kalau kelakuannya kaya Ndoyong eh pak Kim"

"Ratna!" Sekali lagi Dinda memukul lengan Ratna dengan mulut berkata tanpa suara.

Mereka berdua akhirnya berjalan dengan langkah cepat meninggalkan aku.
Kenapa mereka meninggalkan aku seperti mereka meninggalkan Kim?

Tbc

ya tinggal susul aja mas 🤭

24/9/23

Mission Fails Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang