10. putus

1.1K 245 107
                                    

pada tau kan tante tuh paling ga bisa liat cowok berseragam sama cowok 6pack, tapi klo cowok modelan pak kim, walopun 6pack tante nahan2 diri buat ga nemplok walopun posenya ngundang gini
huhhh!! kibas sarung 😏

Dinda POV

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian di parkiran itu dan seminggu pula aku menahan diri untuk tidak merespon panggilan telepon maupun membalas pesan dari Kim.

Seharusnya aku bukannya menghindar, seharusnya aku memutuskan hubungan dengannya sejak aku melihatnya berbuat tidak senonoh di depan mataku.
Seharusnya saat kejadian tempo hari itu aku langsung melabrak mereka, jadi membayangkan bagaimana reaksi mereka seperti apa, sedang asyik-asyik berhubungan intim dan aku tiba-tiba menarik pundak Kim sehingga penyatuan tubuh mereka berdua terlepas sebelum salah satu di antara mereka hampir mencapai klimaks.

Entah apa reaksi mereka, malu? Kesal karena aktivitas seksnya terganggu atau...?
Entahlah, yang pasti sampai saat ini aku belum bisa dan belum sanggup berhadapan secara langsung dengan Kim.
Pria itu adalah pria pertama yang aku putuskan menjadi objek dari filosofi penguinku.

Rasanya dada ini masih berdenyut nyeri ketika bayangan di mana Kim bercumbu dengan Laura kembali memenuhi kepalaku.
Dasar pria sialan! Untung kemarin aku tidak termakan ucapannya yang ingin menikahiku, ternyata memang hubungan asmara yang Kim inginkan hanyalah untuk penyaluran nafsunya saja.

"Din" Panggil Ratna.

"Dindaaa!" Panggilnya lagi.

Aku menoleh ke samping, Ratna menggerakkan dagunya ke arah depan, aku mengikuti arah gerakan dagu Ratna.

Hampir saja aku mendengus kasar, objek yang ingin aku tinju rahangnya itu berdiri di depan partisi sambil melipat kedua tangannya di atas partisi.

"Saya panggilin dari tadi, kamu gak dengar" Ucapnya sambil tersenyum lembut.

Kalau saja aku tidak mengetahui seberengsek apa dirinya yang sudah menyelingkuhiku dengan cara biadap, melihat senyumannya saat ini, aku pasti meleleh di buatnya.

Ratna berdeham, aku meliriknya sekilas, rahang temanku itu mengetat dan telapak tangannya mengepal.

"Ada apa pak?" Tanyaku dengan wajah datar.

"Bisa ke ruangan saya sebentar?" Tanyanya.

"Hanjingggg..." Ratna berpura-pura bersin lalu menyeka hidungnya cepat.
Suara yang keluar dari mulutnya kalau saja Kim tau artinya mungkin akan membuat Kim tersinggung.

Ratna memang teman terbaik, kata yang keluar dari mulutnya walaupun tidak jelas sangat mewakilkan perasaanku.

"Ada apa pak? Saya lagi bikin laporan yang di minta bu Susan" Jawabanku ini bukanlah jawaban yang biasa aku lontarkan apabila Kim memintaku untuk menemuinya.

"Bukannya udah selesai? Susan sudah kasih laporannya ke saya, jangan kasih alasan lain, ke ruangan saya sekarang" Kim seakan tahu aku sedang menghindarinya.

"Hasuuu..." Lagi-lagi terdengar suara Ratna sedang bersin.

"Kamu flu?" Kim menoleh ke arahnya.

"Nggak pak, alergi saya suka kambuh karena abis liat binatang kawin di sembar..."

"Mari pak ke ruangan bapak" Aku tiba-tiba berdiri sebelum Ratna menyelesaikan kalimatnya.

Ku lihat mata Ratna memicing dan bergerak-gerak seperti sedang mengatakan, 'putusin dia, harus!'

Kepalaku mengangguk tipis lalu meremas pundaknya begitu berjalan melewati kursi Ratna.
Punggung tanganku di tepuk Ratna seakan memberikan aku kekuatan dan dukungan.

Mission Fails Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang