7. ternyata warna matanya memang hazel

1K 222 98
                                    

serem yak liat penampakan math kek gini 😅
tante malah salfok sama tulisan di kaosnya, mustinya 'suami' math bukan 'istri', apa bacaan lengkapnya 'suami2 takut istri'? 🤣

Dinda POV

Aku melirik Ratna yang sedang mengetik. Mau bertanya soal suaminya, apakah sudah bisa di hubungi atau belum sejak kejadian di kantin tiga hari yang lalu.

Aku tidak marah karena Ratna mempermalukan aku di depan banyak pegawai, sifatku bukan pendendam. Dan lagi Ratna itu memang begitu, mau marah padanya juga percuma.

Akan ada saatnya nanti aku membalasnya, walaupun tidak seekstrem mempermalukan dirinya di depan umum.

"Rat" Panggilku.

Ratna tidak menoleh sangking khusyuknya dia mengetik.

"Ratnaa!!" Panggilku sekali lagi sambil melemparkan dengan klip.

Ratna menoleh, kedua tangannya menarik AirPods dari kedua telinganya.

"Pantesan aja gak nengok gue panggilin" Kataku.

"Kenapa?" Tanya Ratna dengan wajah datar.

"Pegel pundak gue nih, laporannya banyak bener, order kopi yuk" Lanjut Ratna sambil memukul pundaknya berkali-kali.

"Orderlah, less sugar ya, es nya di pisah aja kaya biasa" Kataku dengan memperlihatkan wajah penuh arti padanya.

"Saldo gue kosong, isiin, ntar gue orderin" Ratna meraih handphonenya.

"Dih, ya sama aja gue yang beli" Kataku.

"Lah emangnya elu minta gue beliin? Kemarin kan udah, giliran elu dong" Ratna mencibir.

"Oh iya ya, kemarin elu yang..."

"Dinda, bisa minta tolong berikan dokumen ini ke bagian penelitian?"

Aku tersentak kaget mendengar suara pria yang belakangan ini jarang aku dengar.

Kim berdiri di depan partisi aku sambil mengulurkan sebuah map yang berisikan banyak lembaran kertas.

Aku melirik Ratna, Ratna memperlihatkan wajah tidak senang.

"Ke mana pak?" Tanyaku sambil berdiri dan mengambil map dari tangan Kim.

"Ke bagian penelitian" Jawab Kim, alisnya naik sebelah seperti memberi isyarat.

Kedua alisku bertaut bingung.

Mata Kim bergerak ke arah map memintaku untuk membuka isinya.
Aku langsung cepat tanggap.

Kepalaku langsung mengangguk setelah membaca sebuah pesan yang di tulis Kim di secarik post-it yang menempel di atas kertas paling atas.

"Baik, saya ke bagian penelitian pak" Kataku pelan sambil melangkah mundur, aku tidak bisa menahan senyum bahagia, tetapi takut Ratna melihat ekspresi wajahku.

"Order kopinya pake uang elu dulu, nanti gue ganti setelah dari ruang penelitian" Aku menepuk pundak Ratna begitu melewatinya.

Ratna cemberut, aku tidak memperdulikan protesannya dan melangkah lebar ke arah pintu.

•••

"Kamu tidak kangen saya?" Kedua tangan Kim yang hangat menangkup wajahku.

Tubuhnya menghimpitku dengan dinding di tangga darurat di mana tadi Kim memintaku untuk menemuinya sebelum aku ke bagian penelitian.

Matanya menatapku lembut dan penuh cinta.

Aku mengangguk.

Arah mata Kim beralih ke bibirku.

Mission Fails Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang