11 Hilangnya primadona sekolah

16 2 0
                                    

𝐘𝐠 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰
𝐈𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦

@𝐜𝐚𝐚𝐜𝐮𝐮𝐮_
@𝐥𝐨𝐥𝐢.𝐛𝐥𝐮𝐞𝐞
@𝐣𝐨𝐨𝐟𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲_
@𝐬𝐚𝐫𝐚.𝐫𝐯𝐥𝐧𝐚𝐣𝐡𝐧𝐭𝐧
@𝐭𝐚𝐫𝐚.𝐫𝐯𝐥𝐧𝐚𝐣𝐡𝐧𝐭𝐧
@𝐟𝐢𝐫𝐚.𝐫𝐯𝐥𝐧𝐚𝐣𝐡𝐧𝐭𝐧
@𝐜𝐢𝐫𝐚.𝐫𝐯𝐥𝐧𝐚𝐣𝐡𝐧𝐭𝐧
@𝐫𝐞𝐲𝐧𝐚𝐫𝐝_𝐦𝐚𝐡𝐞𝐬𝐰𝐚𝐫𝐚
@𝐝𝐞𝐯𝐚𝐧𝐨𝐦𝐚𝐱𝐢𝐦𝐞_
@𝐬𝐤𝐲𝐲.𝐚𝐧𝐠𝐞𝐥𝐥_
@𝐤𝐢𝐧𝐠.𝐝𝐞𝐯𝐢𝐥𝐫𝐞𝐚𝐥𝐥

𝐃𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐲𝐚𝐡 1 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭

☀️
☀️
☀️

Brankar mulai di dorong begitu cepat dengan dua petugas dan satu gadis ikut menggenggam erat tangan lemah nan pucat itu teriakan nyaring pilu terdengar memanggil nama gadis yang tengah terlelap,

Tangan lemah itu mulai melonggar terlepas perlahan dari genggamannya ketika dua petugas itu masuk dalam UGD. membuat sang gadis tertahan di luar ruangan

Arloji di lengannya menunjukkan pukul 00.15 ini sudah satu jam lebih ia menunggu duduk termenung menatap lurus ke ruangan bernuansa putih di depan sana
tak ada satupun petugas atau dokter yang keluar dari ruangan menakutkan itu,

Namun beberapa menit setelahnya seorang perawat berlari cepat seusai dari ruang UGD. perawat itu tentu melewati Tara namun tak ada satu kata yang ia ucapkan tak lama ia kembali membawa beberapa alat namun kali ini gadis itu berhasil mencegahnya

"Ka-ak Sara g–imana?" ucapnya tergagap netranya memiliki antusias untuk menerima hasil terbaik dari dokter

-Namun dokter itu hanya menatap datar

"Pasien masi dalam penanganan dia banyak mengeluarkan darah dari beberapa bagian, dan juga banyak sekali luka memar di area tubuhnya" ucap sang petugas menginfokan

Keterangan petugas membuat perasaan gadis itu hancur isakan pilu terdengar lirih tatkala mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu, menyaksikan saudarinya terkapar lemah di jalan sepi entah iblis apa yang telah mencoba merenggut paksa nyawa sang gadis berhati malaikat seperti saudarinya itu.
ia mulai menyeka ujung matanya yang berair mencoba mengeluarkan suara menahan rasa nyeri di dada

"Tuhan kelakuan siapa ini?"

"Apa salahnya tuhan?"

Sang perawat menyaksikannya menatapnya dengan tatapan iba sungguh sangat malang gadis ini harus menghadapi sendiri kemalangan yang tengah di rasakan saudarinya yang berada di ruangan dalam sana

"Nona, saya harus segera membawa alat-alat ini, saya tinggal dulu" ucap sang perawat melangkah pergi

Ruangan itu lenggang

Waktu menunjukkan pukul setengah satu dini hari, manik mata gadis itu nampak sayu lelah sedih berpadu dengan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerang
Matanya mulai terpejam kemudian bersandar di sandaran kursi kesadaran mulai menghilang berganti dengan alam mimpi

"Nona"

"Nona"

"Nonaa"

Suara itu berhasil mengembalikan kesadarannya ia mengerjap matanya perlahan menyesuaikan cahaya dari lampu yang ditanam di langit-langit dengan cahaya putih terang

Catatan SaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang