Deru helaan nafas terus saja terdengar dengan lenguhan yang terganggu akibat pantulan cahaya dari balik tirai yang menerobos masuk
Keindahan suasana pagi di luar sana sangat indah namun tak seindah sebuah ruangan bernuansa putih dengan beberapa perabotan yang melengkapi yang tengah di huni oleh seorang gadis cantik yang kini terlelap di atas sebuah brankar
Gadis itu berkedip beberapa kali dikala pantulan sinar matahari menyorot seakan menusuk ke sela-sela permukaan bola matanya.
Kepalanya mulai mengedar ke seisi ruangan yang nampak kosong hanya menyisakan dirinya di atas brankar dan juga seseorang yang tengah terbalut selimut di atas sofa sana..Seorang suster bersama perawat lelaki yang mendorong troli alat-alat medis memasuki ruang inap Sara
Ya semalam Sara telah di pindahkan di ruang inap mengingat bahwa dokter mengatakan jika keadaannya sudah jauh lebih membaik..Keduanya pun memberi senyum ramah pada Sara sama seperti hari-hari biasanya,
Sementara gadis itu hanya merespon dengan sebuah senyum tipis"Selamat pagi nona maaf menganggu, Bagaimana keadaan tubuh anda?" seorang suster bertanya
"Baik sus.." jawab gadis itu
"Ada keluhan atau ada ada hal lain yang membuat tubuh anda tidak nyaman?"
"Tidak sus.."
"Baiklah kalau begitu, saya hanya akan memberikan anda obat" ucapnya meraih beberapa bungkus butir obat-obatan
"Jangan lupa diminum ya, kami permisi dulu" dua perawat itu saling pandang kearah Sara dengan senyum ramahnya sebelum pamit pada Sara dan berlalu keluar ruangan
Sara mulai memutar netranya menatap lurus langit-langit ruangan berwarna putih di atas sana bersamaan dengan tempurungnya yang kembali memutar memory seperti mengingatkannya pada suatu hal
"Daddy gak jenguk Sara ya?"
"Sara kangen dady,"
"Dady tau gak ya? kalo Sara ada di rumah sakit"
Setitik air mata mata lolos menuruni pipinya dadanya terasa sesak seperti ada beban berat menimpa dadanya.
tempurungnya kembali menggambarkan masa lampau di mana ia bisa mengingat dengan jelas kebahagiaan yang terpancar dari raut wajahnya di hari itu, hari dimana ia berkumpul bersama keluarganya tertawa riang tak ada raut sedih yang terlihat semua tertutup rapat oleh rasa gembira, namun masa kapan itu? itu semua telah usai masa itu telah habis.."Tuhan masa itu udah gak bisa diulang ya?"
"Apa batas kebahagiaan gue cuman sampe batas situ?"
"Haha capek banget tau, harus ngejalanin semuanya sendirian apalagi keluarga juga udah asing banget sekarang"
"Enak ya anak lain kalo hilang kabar di cariin di suruh pulang sedangkan gue kemana gue harus pulang rumah? rumah udah sangat asing buat gue"
Cairan-cairan bening menurun deras nafasnya seolah tercekat mendengar dengan lincahnya perkataan yang ia keluarkan barusan dengan seorang gadis di pojok ruangan yang berbaring di atas sofa turut ikut serta mendengarkan gumamnya di pagi ini, Tara gadis itu telah bangun beberapa menit yang lalu ia mendengar jelas perkataan saudarinya.
hatinya terasa diremat air matanya jatuh tanpa permisi seakan tempurungnya juga memutar memory pada masa lampau ketika bersama keluarganya duluTara mulai menyeka ujung matanya yang berair kemudian bergerak samar meraih ponselnya guna mengecek sebuah angka yang menunjukkan pukul berapa sekarang?
Layar pada benda gepeng itu telah
menunjukkan pukul 06.27 Tara mulai bangkit perlahan mencoba mengembangkan senyum manisnya dan menahan sesuatu yang terasa begitu perih di bagian dadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Sara
Teen FictionBagaimana rasanya, ketika kamu dengan susah payah mencari pembunuh Ibundamu hingga harus koma selama beberapa minggu dan ternyata salah satu dalang pembunuhan tersebut adalah orang terdekatmu? Itulah yang dirasakan oleh Sara Revalina Jhonatan. Seor...