2| kejam

2.3K 149 4
                                    

Keira melangkah kan kaki nya dengan pelan menuju lantai bawah. Ia dengan tenang duduk di meja makan yang sudah di isi oleh empat laki laki.

"SIAPA YANG MENYURUH MU UNTUK DUDUK DISINI KEIRA?!" Bentakan itu keluar dari mulut pria tertua disana. Jefri Mahardika. Kepala keluarga Mahardika.

Keira menatap lelaki itu dengan pandangan malas, "lalu saya harus makan dimana?" Tanya Keira dengan malas.

"Ya di dapur lah. Gak usah sok pikun lo!" Sahut pemuda yang duduk di sebelah ayahnya. Raka Mahardika. Tuan muda kedua di keluarga Mahardika.

Keira membalas ucapan Raka tanpa emosi "Setelah gue pikir pikir, ngapain gue harus selalu makan didapur? Kalo meja makan disini aja ada."

Raka menggeram marah "Berani banget lo buat ngebales ucapan gue. Dasar pembunuh!" Ujar Raka dengan muka songong nya.

"Pembunuh? ahahah pembunuh dari mananya? Tuan Raka Mahardika. Beri tau saya dimana letak saya membunuh nyonya Mahardika." Ujar Keira dengan tertawa keras dilanjut dengan ucapannya yang menekan.

"Gara-gara lo, mama meninggal. GARA GARA NGELAHIRIN LO MAMA MENINGGAL KEIRA!!"

"CUKUP RAKA!" Teriakan Jefri berhasil membuat Raka menutup mulut nya. Jefri menatap kearah Keira.

"Pergi keruangan saya. SEKARANG." Perintah Jefri di akhiri dengan penekanan.

Keira memutar bola matanya malas lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang kerja ayahnya disusul oleh Jefri.

"Kak.." gumam Fabian Narendra putra. Anak dari hasil hubungan gelap antara Jefri dan Monica, sekretaris pria itu.

"Cih, berani lagi sama gue." Ujar Raka mendecih.

Sedangkan anak sulung dari Mahardika itu tampak santai sembari menikmati makanan nya.

.
.
.
CTAS
CTAS
CTAS
CTAS

Gasper terus memukul punggung Keira. Siapa lagi pelakunya jika bukan Jefri, ayah biadab nya.

"KAMU SEHARUSNYA SADAR DIRI DISINI KEIRA! KAMU YANG MEMBUAT ISTRI SAYA MATI! KARENA NGELAHIRIN KAMU KEIRA!" Bentak Jefri dengan keras seraya terus mencambuk punggung Keira.

CTAS
CTAS

Keira sama sekali tak mendesis ataupun menangis, tubuh ini mungkin sudah sangat capek jika harus melakukan itu.

"Dan lo seharusnya sadar kalo penyebab kematian istri lo itu ulah lo sendiri." Balas keira. Dengan berani ia menatap mata Jefri.

"APA?! SANGAT TIDAK SOPAN KAMU KEIRA! DASAR ANAK DURHAKA! ISTRI SAYA PASTI MENYESAL TELAH MELAHIRKAN MU!" Teriakan penuh amarah itu kembali terdengar seiring tangan yang terus mengayun mencambuk punggung anak perempuan nya dengan gesper.

"DAN SEHARUSNYA LO TAU, GUE ADA KARNA LO BAJINGAN!" Teriak Keira murka berhasil memberhentikan ayunan tangan itu yang tadinya terus mencambuk nya.

Keira bangkit dari duduk bersimpuh nya dengan pelan, ia menggigit bibir bawahnya ketika luka cambukan itu bergesekan dengan baju yang ia kenakan.

"Seharusnya lo sadar gue ada karena lo. Gue ada karena sperma lo. Secara gak langsung lo penyebab istri lo meninggal!" Ujar Keira dengan tegas lalu dengan tertatih ia keluar dari ruangan pria itu.

Meninggalkan Jefri yang sudah terduduk dilantai menyadari kesalahannya.

"𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘳𝘦𝘯𝘨𝘴𝘦𝘬! 𝘚𝘢𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘤𝘢𝘱𝘦𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘬𝘴𝘢 𝘯𝘺𝘢? 𝘚𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘫𝘦𝘧𝘳𝘪." Sosok yang mirip dengan almarhum istrinya tampak marah.

"D-dinda? Dinda maafin saya, tolong jangan pergi. Dinda..DINDAAA!!" Racau Jefri di akhiri dengan teriakan keras nya.

.
.
.

"Gila." Ujar Keira pada Fabian yang mendengar teriakkan pria biadab itu yang sialnya menjadi ayahnya.

Fabian adik laki laki nya itu menunggu nya di depan ruang kerja ayahnya demi menolong Keira. Ia mengobati punggung Keira dengan penuh hati hati.

"Bukannya dia emang gila ya kak?" Sahut Fabian.

Keira terkekeh pelan, "emang gila semua nih keluarga." Ujar keira.

"Lahh kalo gitu aku juga gila dong kak?" Tanya Fabian dengan polos, tangan nya menunjuk ke arah diri nya sendiri.

"Ahahah enggak-enggak, kita berdua gak gila. Mereka yang gila." Ujar Keira tertawa melihat kepolosan Fabian.

Fabian hanya memangut paham, ia melihat wajah cantik kakak nya itu.

"𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘬𝘢𝘬." Monolog Fabian yang ingin terus melihat senyuman manis kakak nya itu.

Hohoho tenang saja Fabian, kakak mu itu akan selalu bahagia. Sepertinya?

𝐓𝐁𝐂

Votee⭐👇

Keira And Her Boyfriend[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang