3| sedikit melunak

1.9K 130 6
                                    

𝗥𝗮𝗺𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝘄𝗮𝗻𝗱𝗱𝗱

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴~~

_______________
Pagi harinya Keira telah siap dengan seragam sekolah nya. Ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan. Lalu langsung memakan sarapannya dengan tenang tanpa memperdulikan tatapan dari ketiga pria yang ada disana.

"Lo-" ucapan Raka terhenti ketika Jefri memotong ucapannya.

"Diam. Dan makan makanan mu Raka." Perintah Jefri.

Raka mendengus kesal lalu memakan makanannya dengan hati yang terus menyumpahi Keira.

Setelah selesai makan, Keira mengadahkan tangan nya kearah Jefri yang dibalas tatapan tanya oleh pria itu.

"Minta duit. Gue anak lo juga." Ujar Keira datar.

Jefri mengambil dompetnya lalu memberikannya uang sebesar 3 juta. Keira mengambil uang itu lalu memasukkan nya kedalam dompet dan menyalimi tangan pria itu.

"Pergi dulu pah, assalamualaikum." Pamit Keira lalu pergi dari area ruang makan.

Jefri membeku, seketika perasaan nya menghangat ketika melihat putri nya itu menyalimi tangan nya.

Sedangkan Raka ia hanya berdecak kesal lalu segera pergi dari sana. Tinggal lah kedua pria yang masih berada disana.

Keheningan menyelimuti suasana di meja makan, anak tertua Mahardika yang masih fokus dengan makanan nya, dan pemimpin Keluarga Mahardika yang masih terdiam.

"Angkasa selesai, angkasa pamit." Ujar Angkasa Ditya Mahardika lalu pergi dari ruang makan.

.
.
.

Keira berjalan dengan santai menuju kelas nya. Ia berada di kelas XI ipa-2.

"KEIRA!!" Panggil heboh kedua gadis yang menjabat sebagai teman Keira.

Raina Atmaja dan Reina Atmaja. Gadis kembar yang menjadi teman Keira.

"Oh? Hai," Sapa balik Keira. Ia bukannya tak tau bahwa kedua gadis dihadapannya nya ini berteman hanya untuk menaikan derajat sosial mereka, istilah nya adalah pansos.

Walaupun keluarga Atmaja termasuk dalam jejeran orang terkaya namun keluarga Mahardika lah yang masuk kedalam urutan 3 besar orang terkaya di dunia.

"Keira!! Nanti nge mall yuk?" Ajak Raina, gadis itu memeluk lengan kanan Keira.

"Iyaa, nge mall yukk!" Sahut Reina, ia memeluk lengan keira sebelah kiri.

Ini lah salah satu penyebab Keira dicambuk oleh ayahnya. Reina dan Raina selalu saja menghabiskan uang Keira membuat nya mau tak mau memakai nama Mahardika. Sehingga bill yang mereka berdua habis kan akan ditanggung oleh Keluarga Mahardika.

Goblok sih, udah tau gitu masih mau aja temenan.

Keira tersenyum licik memikirkan rencan apa yang akan ia perbuat oleh Kedua orang ini.

"Bolehh, nanti habis pulang sekolah ya." Ujar Keira yang dibalas dengan girangan oleh kedua Gadis itu.

"𝘏𝘦𝘩𝘦𝘩𝘦 𝘬𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯." Monolog Keira.

.
.
.

Keira berjalan di koridor sekolah, ia kabur dari Kelasnya yang sedang mempelajari matematika.

"Ngapain juga masuk, gue kan udah pintar." Gumam Keira dengan bangga.

Memang benar, Keira di dunia dulu nya dan sekarang adalah gadis yang pintar, cerdas dan mempunyai otak yang licik.

BRUKK

Lagi asik asik melamun eh ketabrak. Keira terjatuh kebelakang dengan buku buku yang menimpa nya.

"Eh? Maaf, maaf." Panik pemuda yang memakai kacamata itu lalu dengan cepat ia menyingkirkan buku buku yang menimpa Keira dan membantu nya berdiri.

"Maaf, maaf, maaf." Pemuda itu berkali kali meminta maaf tak segan ia juga membungkuk kan badan nya.

"Eh? Gak apa apa." Ujar Keira membuat laki laki itu kembali menegakkan badannya, tangan nya membetulkan kacamata kotak nya yang melorot.

Keira terpaku sejenak menikmati wajah tampan pemuda didepannya ini. Hidup nya yang mancung, pipinya yang tirus, bulu matanya yang lentik, lalu netra mata pemuda itu yang berwarna hitam. Ada beberapa jerawat yang berada di wajah pemuda itu namun dengan sedikit perawatan mungkin jerawat itu akan hilang.

"Hei? Kamu beneran gak apa apa?" Tanya pemuda itu membuyarkan lamunan keira.

Keira tersentak, "eh?ah? Gak apa apa, sini gue bantu." Ujar Keira lalu gadis itu berjongkok dan mengambil buku buku yang berserakan.

"Eh? Gak usah, aku aja." Ujar pemuda itu menghentikan kegiatan Keira.

"Gak apa apa, Sans gue ikhlas kok." Ujar Keira tetap mengambil buku buku yang berjatuhan.

Selang beberapa menit, Keira telah selesai mengambil setengah buku.

"Nah, mau dibawa kemana?" Tanya Keira pada lelaki itu.

"Em..ke perpustakaan." Ujar laki laki itu.

"Yaudah ayok." Ajak Keira lalu berjalan duluan diikuti pemuda itu.

"Nama lo siapa?" Tanya Keira.

"Eum..Anthaleo Baskara." Ujar pemuda itu dengan malu malu.

Keira mengangguk " gue keira. Salam kenal ya." Ujar nya.

Tak butuh waktu lama mereka akhirnya sampai di perpustakaan, Keira meletakkan buku buku yang berada ditangannya di meja yang terletak disana.

"Berat juga." Ujar Keira, ia mengelap keringat nya dengan sapu tangan nya.

"Eum.. makasih ya Keira." Ujar Anthaleo dengan malu malu, ia membetulkan posisi kacamata nya yang sedikit miring.

Keira mengangguk lalu tersenyum. "Gue duluan ya Atha, dahh." Pamit keira lalu keluar dari perpustakaan.

"Keira lucuu." Gumam Atha lalu tersenyum malu dan menunduk. "𝘔𝘪𝘯𝘦." Sambung nya lalu menegakkan kepala nya dengan seringai andalan nya. Ah itu Leo.

†ßÇ~~

Votee ⭐👇

Terimakasih 🙏

Keira And Her Boyfriend[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang