10| bosann

1.1K 71 0
                                    

Masih di hari yang sama, kini Keira sedang menonton TV yang menampilkan dua bocah kembar berkepala botak. Keira berbaring dengan kepala yang ia letakkan di paha Nicholas.

Dentingan jam terus berbunyi, Keira menghela nafasnya merasa bosan, dengan gabut nya kepalanya dengan pelan turun menuju lantai membuat posisi aneh. Dimana kepalanya yang berada dilantai lalu badannya yang masih di sofa.

"Awas terkilir." Ujar Nicholas memperingati.

"Bosan Nic." Sahut Keira.

Kepalanya terus turun hingga ia terlentang di karpet berbulu. Ia bangkit untuk duduk, lalu menatap mereka berlima.

"Cari apartemen yuk." Ajaknya.

Zergan mengerutkan keningnya, "buat apa?" Tanya Zergan pada Keira.

"Buat tempat tinggal gue lah, masa buat ngepet." Keira mendengus lalu kembali duduk disebelah Nicholas.

"Kan kamu bisa tinggal di sini." Ujar Atha.

Rumah yang Keira dan Fabian tepati adalah rumah milik mereka ber empat. Rumah yang mereka beli dengan patungan.

Keira menggeleng pelan, "gak enak sama tetangga. Masa satu cewek lima cowok, emangnya gue cewe apaan." Ujar Keira.

"Cewek gue." Ceplos Zergan.

"Gak apaan, cewek gue!" Sahut Samuel protes.

"Cih.." Nicholas mendecih lalu mengalihkan pandanganya.

Sedangkan Atha, pemuda itu tersenyum miring.

"Kayak gue mau aja sama kalian."

DEG

Bagai disambar petir disiang bolong, perkataan Keira mampu membuat ke empat pemuda itu terdiam dengan tangan yang memegangi dada mereka.

"Ngapain megang dada? Dada tepos juga, gak ada yang selera." Ujar Keira lagi.

DEG

Double kill.

Mereka terjatuh dengan serentak, Nicholas yang bersandar pada sofa dengan tatapan kosong menatap atap rumah nya, lalu Samuel yang menunduk kan kepalanya menatap kelantai dengan pandangan kosong, lalu ada Zergan. Pemuda itu telentang di atas karpet berbulu dengan memejamkan matanya, sedangkan Atha ia tampak terjungkal kebelakang.

Sedangkan Fabian? Anak laki laki itu tampak santai menonton TV.

"S-sesakit ini ternyata." Gumam Samuel dramatis yang masih didengar semua orang yang ada di ruangan itu.

"Ya, aku tak percaya ini sangat sakit." Atha ikut menyahut.

"Ayok mati bareng." Ajak Nicholas disertai tatapan datar nya.

Serentak mereka berlima menatap kearah Nicholas, Keira yang posisinya tak jauh dari Nicholas pun menempel kan punggung tangan nya ke dahi pria itu.

"Panas, pantes agak gila." Ujar Keira datar disusul gelak tawa keempat pemuda itu.



Mentari berganti dengan rembulan disusul dengan bintang yang menemani sang rembulan di gelap nya langit malam.

Angin berhembus menerpa kulit nya membuat anak anak rambut bertebangan. Keira berpegangan pada pembatas balkon, ia mendongak menatap langit malam kali ini.

Terasa sepi..namun menenangkan. Momen yang pas untuk sekedar deep talk.

Keira menyelip kan rambut nya kebelakang telinga, matanya yang tampak tenang kini dipenuhi dengan emosi.

"Keira, kei.." panggil Keira pada pemilik tubuh asli yang ia tepati.

"𝘏𝘢𝘩?" Hantu Keira muncul dengan tiba tiba lalu bertanya dengan ekspresi malas nya.

"Kepada siapa harus gue balas dendam ini?" Keira bertanya dengan ekspresi serius.

Hantu Keira tampak tersentak, lalu setelah nya ia memasang ekspresi serius, "𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪𝘯 𝘨𝘶𝘦, 𝘵𝘦𝘳𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘯𝘦𝘳𝘰𝘳 𝘪𝘵𝘶." Ujar hantu Keira.

Peneror? Apa yang ia maksud?

Batinnya bertanya tanya, banyak pertanyaan yang hinggap di otak Keira, hendak bertanya namun tak jadi sebab hantu Keira hilang begitu saja seakan ia tau Keira akan menanyakan siapa peneror yang ia maksud.

"Peneror? Hmm, sepertinya ini akan menyenangkan." Ujar Keira disusul dengan seringai liciknya.

Tok
Tok
Tok

"Kakk?? Keluar kak, bang Samuel beliin kakak martabak." Suara adik nya terdengar. Ia tadi menyuruh Samuel untuk membelikannya martabak pada pria itu.

"Iya kakak datang." Ujar Keira lalu keluar dari kamar dan berjalan bersama adiknya menuju lantai bawah.

Tidak Keira namanya jika tak membuat ulah, Keira duduk di atas pegangan tangga lalu meluncur menuju lantai bawah membuat Fabian beserta ke empat pemuda lainnya jantungan.

"KAK!!"

"KEIRA!!"

Teriak mereka ber lima panik sedangkan sang empu mengusap bokong nya yang panas.

"Gue selamat, sehat wal Afiat." Ujar nya lalu menyomot martabak manis itu dan memakan nya dengan hikmat.

_________TBC

Keira And Her Boyfriend[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang