7| kekacauan?

1.5K 114 0
                                    

𝙃𝙖𝙡𝙤 𝙃𝙖𝙡𝙤 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖𝙖𝙖, 𝙥𝙖 𝙠𝙖𝙗𝙖𝙧??
𝙎𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙨𝙚𝙝𝙖𝙩 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙮𝙖.

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜
________

"makasih ya nic." Ujar Keira saat sudah keluar dari mobil Nicholas.

Ah pria itu mengajak nya untuk pulang bareng, untuk urusan mobil Keira nanti bawahan Nicholas yang mengurus nya.

"Sans kei, gue balik dulu ya. Good night." Pamit Nicholas.

"Oke, hati hati. Good night too." Ujar Keira lalu melihat mobil Nicholas yang kian menjauh.

Keira menghela nafas nya panjang.

"Okey, kejutan apa lagi yang akan menunggu kita di dalam." Gumam Keira lalu masuk kedalam rumah nya.

PRANGG

Bunyi pecahan kaca terdengar nyaring ditelinga Keira, darah keluar dari pelipis nya. Ia menatap pelaku yang melemparkan vas bunga kepada nya.

"Heran gue, punya emak bapak satu suka kali berantem, kek tom and Jerry ae. Menyebalkan." Gumam nya lelah.

"DARI MANA AJA KAMU?? KAMU NGEJALANG YA? IYA? JAWAB SAYA KEIRA!!" Bentak Jefri murka.

"Siapa yang bilang gue ngejalang?" Tanya Keira, raut wajah nya tampak tenang walaupun di dalam hatinya ia sudah menyumpah serapah pria didepannya ini.

"Alah ngelak aja terus, tadi gue lihat lo sama om om." Sahut Raka tak lupa dengan sering liciknya.

"SAYA CUKUP SABAR SELAMA INI SAMA KAMU. MULAI HARI INI KAMU BUKAN LAGI BAGIAN KELUARGA MAHARDIKA, KELUAR KAMU DARI RUMAH INI." Perintah mutlak Jefri.

"Oke." Balas Keira lalu hendak pergi.

"Ikutt!!! A-aku ikut kakak!" Teriak Fabian memeluk perut Keira, ia menangis di dekapan sang kakak.

Keira menggendong Fabian. "Gue bawa Fabian." Ujar nya lalu pergi dari sana.

.
.
.

Keira berhenti di halte bis dekat rumah nya, ia melihat Fabian yang tertidur di pelukan nya, lantas ia membuka tas sekolah nya dan mengambil jaket nya lalu menyelimuti Fabian yang tertidur di pelukan nya.

Keira merongah saku rok nya lalu menekan salah satu nomor, deringan ketiga baru lah orang yang Keira hubungi mengangkat nya.

"Halo?"

"Jemput gue bisa nic?"

"Gue sharelock, makasih."

Setelah nya Keira mematikan telepon nya dan memberikan lokasi nya lalu mematikan handphone nya.

Ia mengelus lembut Fabian dengan lembut.

"Kasian..masih kecil udah diberi ujian sebesar ini. Tenang kakak akan selalu mengutamakan kamu, dan mental mu." Benar, jika tadi Keira tinggal kan Fabian mungkin jiwa Fabian bisa saja terganggu. Lagi pula ia membawa Fabian tidak dengan tangan kosong, ia masih ada uang tabungannya.

Tak lama sekitar empat mobil mewah berhenti dihadapannya, Keira mengerutkan keningnya bingung. Satu persatu orang yang mengendarai mobil keluar dari mobil nya masing masing. Mereka adalah Nicholas, atha, Samuel, dan pria yang waktu itu ia cium di suatu ruangan di sekolah nya, Keira pun tak tau itu ruangan apa.

"Kei?" Panggil Samuel dengan khawatir.

"Kenapa? Kenapa bisa kayak gini?" Tanya Atha.

Keira menghela nafas nya, "istirahat dulu, boleh?" Ujar Keira lelah.

Mereka berempat mengangguk, Nicholas menggendong Fabian dan menidurkan Fabian di mobilnya, di ikuti Keira yang duduk di samping Nicholas.

.
.
.

"Ceritain sekarang, kenapa bisa sampe kayak gitu? Ngapain di halte?" Tanya Samuel beruntun ketika mereka sudah sampai di rumah Nicholas, sedangkan Fabian, Nicholas sudah menaruh Fabian di kamar tamu.

Keira mulai menjelaskan awal permasalahan nya hingga akhir.

Terlihat ke empat pemuda itu mengeraskan rahangnya, tangan mereka terkepal kuat menahan emosi.

"Udah untuk sekarang, kamu tinggal aja dulu di sini." Ujar Nicholas.

Keira tersenyum tipis dan mengangguk, ia sungguh lelah fisik dan mentalnya. Keira benar benar butuh peluka sekarang.

"Need hug." Gumam Keira parau, yang masih di dengar oleh ke empat pemuda itu.

Keira meraup mukanya kasar, lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, ia dikejutkan dengan Samuel yang mendekap erat tubuhnya.

"Sam? Lu ngapain?" Tanya Keira bingung.

"Capek kan? Sini gue peluk." Ujar Samuel.

Sedangkan ketiga pemuda lainnya memutarkan bola matanya malas.

Keira membalas pelukan Samuel walau ragu, ia meletakkan dagu nya di bahu Samuel. Samuel mengelus punggung Keira dengan pelan.

"Mau sekalian tidur? Gak apa apa tidur aja ntar gue gendong ke kamar." Ujar Samuel masih mengelus punggung Keira.

Keira hanya mengangguk lalu tak lama ia terlelap tidur.

"Jadi...kita bunuh?" Celetuk Atha tiba tiba membuat atensin ketiga pemuda itu teralihkan.

Mereka bertiga menatap Atha dengan pandangan serius.

"Gak. Jangan sekarang. Kalau Keira tau kita ngebunuh, dia bakal menjauh." Ujar Nicholas.

Samuel mengangguk setuju. "Jangan terlalu gegabah, cukup amati aja."

"Tapi sedikit bermain seperti nya tak masalah." Ujar Zergan Dion Xavier dengan seringai liciknya.

Mengapa mereka bisa ke lokasi Keira secara bersamaan? Sebenarnya Nicholas, Atha, Samuel dan Zergan adalah sahabat dari kecil hingga sekarang. Tadi Keira menelpon Nicholas yang kebetulan sedang berkumpul dengan ketiga sahabatnya. Berujung mereka ikut untuk mengawal Keira.

"Untuk Keira?" Tanya Atha.

"Maksud lo?" Balas Samuel tak mengerti.

"Gue tau kalian suka sama Keira, gue juga begitu. Jadi, apa kah kita harus bersaing secara kotor?" Tanya Atha disertai tatapan seriusnya.

Zergan menggeleng, "berbagi. Kita berbagi Keira, dan bersaing secara sehat." Ujar Zergan.

"Gue setuju." Sahut Samuel disusul dengan anggukan kepala dari Nicholas.

Keira And Her Boyfriend[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang