Udah 12k lebih view, tapi gak berani ada yang tekan love😭🤫
Tapi gak apa apa, ada yang baca aja aku udah seneng kok.
Selamat membaca ;)
Brak!
Bunyi sesuatu di banting di atas meja, membuat Dinda sedikit terkejut, ingat hanya sedikit karena dia sudah memprediksi ini akan terjadi.
"Dasar jalang tidak tahu diri!"
Dinda menatap datar wanita paruh baya di depannya, dia tidak tersinggung dengan kata kata wanita itu sama sekali.
"Aku menyuruhmu menghancurkan rumah tangga putraku, bukan malah tidur dengan putraku!" serunya kesal.
Dinda tersenyum, "tapi sekarang hubungan mereka bubar kan? Ardan sendiri yang bilang padaku bahwa dia akan menceraikan istrinya."
"Tapi tidak begitu juga caranya!"
"Jangan marah, nanti cepat mati... Ups,"
"Kau--"
"Sebelumnya kau sudah mengatakan padaku, jika aku bisa melakukan apa saja asal pernikahan putramu hancur, sekarang kenapa kau marah marah tidak jelas?" tanya Dinda santai.
Wanita paruh baya itu melolot, "kau jalang sialan!"
Dinda hanya mengendikkan bahunya acuh, padahal wanita paruh baya itu dulu telah berjanji jika rumah tangga putranya hancur, dia akan memberikan Dinda uang 2x lipat dari yang wanita paruh baya itu berikan di awal.
Tapi tidak masalah, toh Ardan sudah mengirimkan uang yang lebih banyak dari pada pemberian wanita paruh baya itu.
Dengan langkah riang, Dinda menyusuri setiap toko yang ada di Mal, membeli begitu banyak barang dengan harga fantastis, namun dia tidak peduli, toh dia hanya belanja sebulan sekali dan itu juga menggunakan uang Hazel.
Setelah lelah berbelanja, Dinda memutuskan untuk makan sebelum pulang.
"Um makan apa ya yang enak," Dinda bergumam pelan sembari memilih milih buku menu.
"Mama, mama,"
Dinda merinding saat mendengar suara anak kecil namun tidak ada wujudnya.
"Mama,"
Lagi, bulu ketek Dinda sampai meremang... Untuk urusan menggoda pria, Dinda memang jagonya, tapi untuk urisan mahkluk halus, Dinda mundur 1000 langkah.
"Mama,"
"Eh!"
Dinda menatap di sampingnya, seorang gadis kecil menarik gaun yang dia gunakan.
"Mama,"
"Anak kecil, apa kau tersesat?" tanya Dinda bingung karena gadis kecil itu terus memanggilnya Mama.
Gadis kecil itu menggelengkan kepalanya, lalu menjulurkan tangannya ke arah Dinda untuk minta di gendong. Dan tentu saja Dinda tidak akan mau, dia tidak suka anak kecil.
"Hiks, Mama!"
Tanpa Dinda duga, anak kecil itu malah menangis kuat. Membuat pengunjung di restoran menatapnya marah, dia sudah seperti Ibu yang menelantarkan anaknya.
Hal itu membuat Dinda kikuk dan meraih gadis kecil nan cengeng itu.
"Cup! Cup! Kenapa nangis?" tanya Dinda, dia mendudukkan gadis kecil itu di sebelahnya.
"Hiks, mau Mama,"
"Memang Mama kau kemana?" tanya Dinda hati hati.
"Mau es krim," kata gadis kecil itu tidak nyambung sembari menunjuk buku menu.

KAMU SEDANG MEMBACA
21+ [ Aku Pelakor ]
Romanzi rosa / ChickLitWARNING!! 21+ isinya hanya cerita dewasa, bagi bocil tolong jangan mampir, nanti ketagihan enggak ada pelampiasan. UPDATE SETIAP MALAM 💋💋 "Ahh!" "Ugh!" Dinda menjerit saat benda panjang nan besar itu masuk sempurna ke dalam miliknya, rasanya sung...