4. Serangan Pertama

296 39 3
                                    

Usai latihan bersama trio Kamaboko, Michikatsu dan Yoriichi segera membereskan barang bawaan mereka. Mereka memutuskan untuk mampir ke sebuah Cafe sederhana milik keluarga Kocho Kanae, salah satu sahabat mereka. Malam membuat udara mulai berubah lebih dingin.

Dalam perjalanan Yorichii terus melamun membuat Michikatsu merasa khawatir sekaligus kesal pada sang adik.

"Yoriichi, berjalanlah dengan benar. Kamu tidak ingin mati lebih cepat kan?" Michikatsu bertanya dengan nada sarkas, membuat Yoriichi sadar dari lamunannya. Remaja itu terkekeh pelan dan mengangguk.

"Ha'i, dimengerti Nii-san." Keduanya kembali berjalan menuju Cafe tersebut. Tepat beberapa meter sebelum mereka sampai, keduanya merasakan perasaan asing yang membuat Yoriichi menghela napas kesal.

"Nii-san, ini-" sebuah serangan dari mahluk dengan kepala yang hampir hancur tampak bergerak dan menghalau mereka.

"Makan, makan, aku mau makan!" Mahluk itu mulai menyerang keduanya dengan cepat, membuat saudara kembar itu sedikit kesulitan terlebih karena keduanya tidak membawa pedang nichirin.

"Yoriichi awas!" Tangan Yoriichi sedikit tergores, membuat darahnya  mengucur sehingga menarik perhatian mahluk menyebalkan itu.

Michikatsu menggeram, untung saja dia membawa pulang bokuto miliknya. Dengan refleks secepat cahaya, dia memukulkan bokutou miliknya dan mendorong mahluk itu mengenai matahari.

"ARGHHHH" Teriak mahluk itu. Kulitnya mulai melepuh dan perlahan menjadi Abu. Yoriichi mengusap darah yang keluar dari lengannya. Ia mengusap darah itu dengan tisu dan segera membalut luka tersebut dengan kain kasa yang untungnya selalu ia bawa.

Michikatsu segera menghampiri sang adik. Ia menggeram kesal ketika melihat tangan yang dibalut kain kasa itu. Yoriichi tersenyum, dia mengusap lengan sang kakak.

"Hanya tergores sedikit, Nii-san tidak perlu khawatir." Ucap Yoriichi menenangkan. Keduanya lantas bertatapan sebentar, mereka menghela napas bersamaan.

Sepertinya mereka sudah mulai bergerak. Batin kedua pemuda itu.

"Tsugikuni-san, benar?" Michikatsu dan Yoriichi menoleh secara bersamaan. Seorang pria(?) Dengan potongan rambut sebahu dan mata berwarna violet tersenyum ke arah mereka. Pria itu lantas membungkuk sebentar, yang dibalas juga oleh keduanya.

"Anda berdua pasti Tsugikuni Yoriichi dan Tsugikuni Michikatsu atau mungkin bisa kusebut, Kokushibo?" Wajah Michikatsu sedikit menggelap mendengar nama Iblisnya disebut. Pria misterius itu terkekeh.

Michikatsu tampak kaget, "Kau, tunggu-" Pria itu segera mengisyaratkan Michikatsu untuk diam, membuat pemuda itu mendengus. Yoriichi tentu saja bingung, siapa sebenarnya pria ini.

"Alangkah lebih baiknya jika kita segera menuju Cafe milik Kocho bersaudara. Saya akan menjelaskan semuanya di sana." Yoriichi dan Michikatsu saling menatap sebentar, kemudian mengangguk secara bersamaan. Mereka bertiga lantas beriringan menuju Cafe yang jaraknya sekitar 20 meter di depan mereka itu.

Ketiganya lantas memasuki Cafe tersebut. Interior Cafe ini terbilang sangat estetik namun nyaman dan enak dilihat. Ada juga satu rak buku di sudut ruangan yang beserta bantal duduk bagi pengunjung yang ingin membaca.

Pria itu lantas menuntun kedua bersaudara itu menuju suatu ruangan, yang mereka tau adalah ruangan VIP. Ketiganya lantas memasuki Ruangan itu dengan cepat.

"Tsugikuni-Senpai? Kalian juga disini?" Yoriichi tersenyum mendapati ketiga adik kelasnya yang tengah melambai ke arahnya. Matanya juga memindai orang-orang yang berada di ruangan tersebut. Ada beberapa orang yang bisa Yoriichi kenali, seperti seseorang yang berasal dari keluarga Rengoku dengan rambut berwarna kuning berujung merah seperti api.

"IBLIS SIALAN! KENAPA KAU ADA DISINI HAH?!"



Halo guys, maaf karena udah lama banget Hiatus. Ada beberapa hal yang harus aku urus, termasuk tugas kuliah yang lagi numpuk-numpuknya:) mohon permaklumannya ya. Sesuai sama yang kalian minta, aku sudah up yuhuuu, semoga kalian suka yaa

Salam Hangat,

San

Hello Again, Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang