Dita pov.
Aku terus bergerak menyusuri jalan, bersama langkah kecilku yang tak tahu pasti kemana arah yang kutuju. Aku hanya berjalan saja, mengikuti jalan ini yang belum kutemukan ujungnya.
Aku pun berhenti saat menyadari bahwa hari sudah benar-benar gelap. ku sapu pandangan sejenak untuk mengetahui sudah sampai dimana aku berada. Dan yah, aku masih jauh dari rumah.
Aku lantas menengok jam, yang sudah menunjukan pukul lebih 6 sore.
Ahh rupanya aku sudah berjalan selama hampir dua jam.
Bukankah ini sudah waktunya pulang? Tapi rasanya juga belum mau pulang.
Entah lah, rasanya seperti ada yang tertinggal. Aku lantas meraba kedalam hatiku, begitu kosong, seolah kehilangan sesuatu untuk minta ditemukan.
Kenapa? Kenapa aku tidak berhenti dari memikirkan dia.
Soodam kau dimana? Apa kau sudah dirumah?
Aku ingin tahu, aku benar-benar ingin tahu.
Perasaan tak mengenakkan ini terus saja menggelayutiku.
Aku takut terjadi sesuatu padanya. dari apa yang telah terjadi, ada sesuatu yang lebih aku khawatirkan dari gadis itu.
Aku sempat melihat bagaimana wajah cantik itu berubah pucat, diliputi rasa takut bersama kegelisahan yang tergambar.
"Maafkan aku.. "
Ucapnya dengan suara yang bergetar bersama sorot matanya yang menembus sukma ku.
Dia ingin sendiri, dan bodohnya aku membiarkan dia berlalu begitu saja. Dan caranya pergi seperti itu menyisakan penyesalan di benakku.
Seharusnya aku bersikeras mengantarkan nya pulang.
Jadi, sekarang harus bagaimana?
Aku bahkan tidak bisa menghubunginya. Sampai sekarang aku belum lagi meminta nomor ponselnya yang baru. Apa aku terlalu keras padanya? Hhh.. Aku bahkan tidak pernah tahu dimana dia tinggal.
Aku semakin resah, berdiri dalam kesendirian ditengah hiruk pikuknya keramaian kota, merasakan orang-orang berlalu lalang tanpa peduli.
Dadaku kembang kempis meratap jalan. Berharap Tuhan menjawab kegelisahan ini.
Hingga tak berselang lama kurasakan ponsel yang sejak tadi ku genggam kini bergetar dan menyadarkanku.
Drrrttt.... Drrrttt....!
Zuu?
"Yeoboseo?"
"Eonni, eodisso?"
"Aku.. sedang ada diluar, wae?"
"Eonni, aku butuh bantuan mu. Bisakah kau datang?"
"Ada apa?"
".. Mm, soodam eonni ..."
"Mwo?! "
_______
"Zuu..! "
Dita bergegas berlari kecil memanggil saat menemukan nya.
Hanya butuh lima belas menit untuk tiba disana menggunakan taksi. Mereka bertemu di sebuah taman seperti yang dikatakan oleh zuu ditelfon. Dan begitu sampai, zuu sudah menunggu bersama dengan soodam disisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASA INI (didamxdijin)
RandomAwal pertemuan yang canggung tak membuat dua anak manusia ini enggan memulai jalinan persahabatan yang manis.. meski tidak mudah bagi keduanya karna kendala bahasa dan budaya yang berbeda tp tdk menutupi ketulusan hati untuk saling memberi dan mener...