14

569 51 29
                                    

Dita pov.

"Surprise...!"

Betapa terkejutnya aku saat melihat siapa yang baru saja datang ke apartemen ku.

Aku tidak bisa menyembunyikan ekspresi diwajah ku saat ini. Aku membeku dengan bola mataku yang melebar juga mulut terbuka.

"Apa kau sedang sibuk, eonni? Aku harap aku tidak sedang mengganggumu." Katanya seraya melangkah masuk. Dia bahkan tak canggung saat melewatiku dan langsung meloyor tanpa permisi.

Dan aku masih berdiri seperti orang bodoh.

Oh my god.. Apa ini mimpi?

"Eonni?"

".... Ne? " Sahutku akhirnya.

"Apa kedatanganku mengganggumu?"

"Eoh, tidak. Tidak sama sekali. Kebetulan aku sedang tidak sibuk. Jadi tidak apa-apa. kau boleh menggangguku" Jawabku sekenanya dengan pikiran yang masih berusaha memproses akan kehadirannya.

Dan mendengar jawabanku soodam lantas tergelak. Menampilkan dimple-nya yang menggemaskan.

Senyum tawa itu yang rasanya sangat kurindukan sejak terakhir kami bertemu.

aku yang melihatnya praktis membuat perasaanku turut diliputi rasa lega. Aku menyunggingkan senyum. Lalu memutuskan melangkah mendekatinya setelah menutup pintu.

"Apa yang kau bawa soodami? Kau bilang membawakan sesuatu untukku?"

"Ne, aku membawakan beberapa bahan makanan, juga beberapa minuman kaleng." Tuturnya yang masih setia dengan tas belanjaannya.

Aku pun meraih tas belanjaan itu dari tangannya untuk kemudian ku letakkan diatas counter kitchen.

"Kau membeli semua ini?" Tanyaku saat melihat isinya.

Aku mendengarnya bergumam sesaat dengan matanya yang melirik ke atas. Ia nampak berpikir, dan seolah sedang berhati-hati dengan jawabannya sendiri.

"Mmm.... Aku memang membelinya. tapi, itu dengan harga diskon. yah, kebetulan ada harga diskon di supermarket makanya itu aku membelinya." Jawabnya sambil mengangguk, bersama tangannya yang mengusap-usap rambut.

Aku mengangkat kedua alisku ke atas. Lalu beralih memeriksa lebel harga pada salah satu barang yang dibelinya.

Jawaban darinya serasa kurang meyakinkan tapi.. It's okey.

Dia sudah jauh-jauh datang kesini dan rela melewati cuaca dingin diluar sana. Tidak seharusnya aku menanyakan hal yang tidak penting. Meski sebenarnya itu hanyalah pertanyaan random yang ku tujukan demi mengalihkan kecanggungan yang kurasa.

"Terimakasih soodami." Balasku lagi dengan senyum yang ku berikan.

"Sekarang kau bisa melepaskan mantelmu. Suhu diruangan ini cukup hangat. Aku tidak tahu kau akan datang dan melewati cuaca dingin seperti ini. " Kataku seraya mendekat lalu membantunya melepas mantel bulunya yang tebal.

Dia pun menurut lalu kuletakkan mantel itu pada gantungan pakaian yang tak jauh dari sofa.

"Bab meogeosseoyo? soodami?"

Dia menggeleng dengan garis bibirnya yang terkatup rapat.
"Aku sengaja belum memakan apapun agar bisa makan siang denganmu."

"Aa jinjja?"

"Eung. Maka dari itu izinkan aku menggunakan dapur mu untuk memasak. Setelah itu Kita bisa makan bersama." Lanjutnya lagi yang kini memegangi kedua tanganku lembut saat aku kembali mendekatinya.

RASA INI (didamxdijin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang